Cianjur ,BeritaRayaOnline,- Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman tanaman hias terbesar di dunia. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengarahkan agar memanfaatkan inovasi tehnologi untuk meraih keunggulan komparatif, kompetitif dan menciptakan nilai tambah.
Aplikasi inovasi teknologi tanaman hias menghasilkan varietas unggul, seperti Krisan, Impatien, Anggrek, Lily, Gerbera dan lainnya. Berbagai varietas tersebut telah dibudidayakan untuk pasar domestik dan ekspor ke berbagai negara.
Penemuan produk inovasi varietas unggul tanaman hias saat ini juga sejalan tingginya potensi dan peluang pasar.
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Suwandi saat melakukan kunjungan ke Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Kementerian Pertanian Cipanas dan beberapa lokasi persemaian bibit dan bunga di Kabupaten Jawa Barat, Cianjur, Minggu (2/9/2018) membaca kondisi dan peluang tersebut seperti yang menonjol pada bunga krisan.
Menurutnya, dulu krisan atau seruni identik sebagai tanaman hias yang dihasilkan oleh negara empat musim. Jika musim semi tiba, warna warni krisan menghiasi berbagai negara, misalnya Cina, Jepang, Korea dan Belanda.
"Indonesia sendiri hanya memiliki varietas lokal yang terbatas tumbuh di daerah sejuk, misalnya di Tomohon (Sulawesi Utara) dan Brastagi (Sumatera Utara)," ujar Suwandi.
Suwandi menegaskan, sejak varietas unggul krisan dapat dibudidayakan dan dikembangkan di dalam negeri maka krisan semakin berkembang pesat di Indonesia.
Menurutnya, saat ini 22 provinsi telah mengembangkan berbagai jenis krisan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi daerah.
"Tidak hanya itu, penjualan krisan, utamanya dalam bentuk bibit, makin berkembang. Bunga krisan yang dihasilkan oleh sentra-sentra produksi tahun 2017 sebanyaj 481 juta tangkai naik 11 persen dari 2016. Krisan telah diekspor berbagai negara termasuk ke Jepang," ujarnya.
Suwandi menambahkan, perdagangan krisan memang strategis jika dilakukan ke negara-negara Asia Timur yang memiliki tradisi kuat dan lekat dengan flora ini.
"Di Jepang misalnya, krisan adalah bunga simbol negara. Pada halaman depan paspor Jepang itu tertera gambar krisan. Di negara matahari terbit ini, krisan digunakan dalam berbagai peristiwa, misalnya dalam upacara adat," jelas Suwandi.
Sudah diekspor tahun 2017 sebanyak 61 ton, tahu 2018 ini mudah mudahan naik lagi, sehingga menambah devisa. Neraca perdagangan dari krisan kita surplus," jelasnya.
Peluang bisnis inilah yang cerdas ditangkap oleh Indonesia. Momen ini dimulai saat terjadi krisis ekonomi. Saat krisis ekonomi menerpa berbagai negara, serta badai topan di Jepang, ini berbuah manis bagi perkembangan krisan di Indonesia. Sejak 1997-1998, dimulailah kegiatan pemuliaan krisan di tanah air.
Peneliti dan Pemulia Tanaman Hias Balai Penelitian Taman Hias (BALITHI), Kementerian Pertanian, Prof. Budi Marwoto mengatakan, BALITHI memegang peranan penting dalam upaya pemuliaan krisan ini. Upaya keras para pemulia Indonesia untuk menghasilkan lebih dari 100 varietas krisan.
Persilangan dilakukan, lanjutnya, untuk menghasilkan tipe novelty, unik dan tahan hama/penyakit. Sebut saja varietas unggul Krisan Velma, Sintanur, Suciono, Yulimar, Merahayani dan Pasopati telah dilepas dan dikembangkan luas di seluruh sentra produksi di dalam negeri, padahal dulu masih impor 40 jenis krisan dan sekarang dengan teknologi kita memiliki lebih dari 100 jenis krisan.
"Proses pemuliaan ini membutuhkan waktu empat tahun,” jelas Prof. Budi.
Berbagai jenis krisan tersebut, dalam beberapa tahun terakhir, bisa membalik pola tata niaga bunga dari sebelumnya Indonesia tergantung impor, menjadi ekspor. Kini tercatat Indonesia bisa meraup PDB hampir satu triliun rupiah pertahun dari hasil pengembangan krisan.
“Neraca perdagangan krisan kita sekarang sudah surplus, ini salah satu sumber devisa dan mensejahterakan petani,” beber dia.
“Ini peluang investasi dan bisnis yang tetap eksis dan semakin berkembang ke depan,” imbuhnya.
Salah satu eksportir krisan adalah PT Transplants Indonesia, yang berada di Cugenang, Cianjur, Jawa Barat. Perusahaan ini menjalin kerjasama permodalan dengan salah satu koperasi di Okinawa Jepang dalam usaha ekspor bibit krisan.
Perwakilan koperasi Jepang di perusahaan tersebut, Miyazato, menjelaskan bahwa setiap tahun antara 12-13 juta bibit krisan diekspor ke Jepang dan pasar krisan ke negara-negara Asia Timur.
“Pasar bunga Krisan di Asia Timur utamanya, Jepang, tidak akan pernah jenuh mengingat bunga ini sudah merupakan bunga simbol dan budaya di sana,” jelasnya.(**/Rilis Kementan)
Editor : Lasman Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar