Jumat, 12 September 2025

Budaya : Pementasan Langen Mataya Bedhayan Gandrungmanis, Reaktualisasi Tari Berdasarkan Naskah Kuno

JAKARTA- Pementasan Langen Mataya Bedhayan Gandrungmanis  reaktualisasi tari berdasarkan naskah kuno akan berlangsung di Ruang Serba Guna Lt.4,  Gedung Perpustakaan Nasional RI di Jln.Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat pada Minggu, 26 Oktober 2025 mulai pukul 13.00  sampai dengan pukul 16.00 WIB dengan Penata Tari Naufal Anggito Yudhistira, serta Pemusik UKM.Karawitan Sekar Widya Makara UI.

Pertunjukan bertajuk Langen Mataya Bedhayan Gandrungmanis tersebut  adalah suatu pentas yang mengusung semangat revitalisasi dan penggalian tari Jawa klasik gaya Surakarta. 

Pada pementasan ini akan disajikan tari Bedhaya Gandrungmanis yang didasari pada proses penelitian disertasi Naufal Anggito Yudhistira di Universitas Indonesia (UI) terkait Bedhaya Gandrungmanis yang telah punah.

Tari Bedhaya Gandrungmanis pertama diciptakan atas prakarsa Pangeran Adipati Hangabehi dan dibesut ulang ketika beliau sudah bertahta sebagai Raja Sunan Pakubuwana VIII di Keraton Surakarta Hadiningrat. 

Tari ini telah punah dan terakhir terlacak pada tahun 1973 dalam bentuk yang sudah disederhanakan. 

Bedhaya Gandrungmanis sendiri mengangkat cerita Panji Jayakusuma atau yang populer disebut dengan istilah Panji Mbedhah Bali. 

Tari ini berfokus pada peristiwa ketika Panji Asmarabangun menyamar sebagai kesatria bernama Klana Jayakusuma dan mengabdi di Kerajaan Ngurawan. 

Klana Jayakusuma diutus oleh Raja Ngurawan untuk berperang menaklukan Bali. 

Pertempuran tidak dapat terhindarkan antara pasukan Ngurawan yang dipimpin Klana Jayakusuma dengan paukan Bali. 

Kisah berakhir dengan pertempuran antara Klana Jayakusuma melawan raja dari Bali yang bernama Prabu Jayalengkara. 

Prabu Jayalengkara berhasil dikalahkan dan berubah wujud menjadi Dewi Sekartaji, kekasih dari Panji Asmarabangun yang selama ini hilang. 

Kedua kekasih yang telah berpisah itu akhirnya kembali bersatu setelah lama terpisah. 

Rekonstruksi Tari Dari Berbagai Naskah Kuno 

Pada pementasan ini, rekonstruksi tari Bedhaya Gandrungmanis didasari pada berbagai naskah kuno dari pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20 serta juga didasari pada tradisi lisan. 

Pementasan ini akan melibatkan berbagai penari dan pemusik muda dengan upaya mengenalkan kembali khazanah kesenian Jawa klasik bagi generasi muda. 

Pementasan ini dilandasi pada keinginan untuk menghadirkan kembali kekayaan seni klasik yang telah hilang, memajukan naskah kuno sebagai bagian dari objek pemajuan kebudayaan, dan juga pengenalan cerita Panji sebagai warisan budaya UNESCO. (Lasman)


Rabu, 03 September 2025

Forum Wartawan Kementerian Pekerjaan Umum (Forwapu) Inginkan Staf Tenaga Ahli Menteri Mundur Dari Jabatannya

JAKARTA- Forum Wartawan Pekerjaan Umum ( Forwapu ) menanggapi masalah perseteruan antara Staf Tenaga Ahli Menteri Pekerjaan Umum (PU) bidang media, Arbie Marwan Putra (AMP) dengan para wartawan senior di Kementerian PU.

Bermula dari WhatShapp (WA) grup nedia di Kementerian PU, Arbi memberitahukan ada bis yang siap dipakai untuk wartawan ikut meliput Menteri PU meninjau infrastruktur yang rusak akibat demo. 

Hal itu memicu pertanyaan beberapa wartawan termasuk wartawan senior Novi dari 'Suara Karya' Online yang menanyakan ada kegiatan,  tetapi tidak ada undangan.

Ngak ada undangan mana kita tahu ada kegiatan di PU ,tahu -tahu ada bis yg tunggu wartawan di Kementerian PU ” ujar Novi.

Kemudian Arbi membalas ” Kalau memang merasa jurnalis kenapa harus tunggu undangan datang aja mbak,” sahut Arby. 

Karena memang sejak dahulu kegiatan menteri pasti melalui undangan dari Humas PU, tetapi akhir- akhir ini memang jarang ada undangan karena memang tidak ada kegiatan meliput.

Dari balasan Arbi menimbulkan pertanyaan rekan novi dan teman wartawan lainnya.

" Kalau ngak diundang mana tahu kita kalau ada kegiatan dan tiba tiba diundang dalam waktu dadakan ” jelas novi.

Yang membuat wartawan makin  kesal pernyataan Arbi yang mengatakan," Datanglah mbak jangan datang meliput kalau ada amplop -nya doang."

Perkataan itu langsung memicu perseteruan, karena dinilai Arbi sudah melecehkan profesi wartawan, dan menjelekkan profesi wartawan serta melanggar Undang -Undang Pers Tahun 1999.

Pernyataan Forwapu 

“Kami dari Forum Wartawan PU (Forwapu) meminta kepada Menteri PU agar memberhentikan saudara Arbi yang saat ini menjabat sebagai  Staf Tenaga Ahli Menteri PU , karena bisa merusak hubungan baik yang sudah tercipta puluhan tahun antara wartawan dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan bisa membawa hal buruk bagi kementerian ini ," ujar Ketua Forum Wartawan PU ( Forwapu ) Diah Dayanti di Jakarta, Kamis pagi  (4/9/2025).

” Wartawan khususnya yang bertugas meliput di.lingkungan Kementerian PU tetap berharap agar  Menteri PU Dody Hanggodo memberhentikan Arbi dari jabatannya. Karena bukan sekali ini saja perkataan Arby yang menyakiti hati wartawan khususnya wartawan senior," tegas Diah. 

Bahkan sebelum ini pun yang bersangkutan menyatakan akan membubarkan Forum Wartawan Pekerjaan Umum (Forwapu) yang telah terbentuk selama puluhan tahun tanpa melakukan konsultasi dengan pengurusnya.

"Hebat sekali ya dia yang baru bertugas beberapa bulan sudah mau membubarkan forum yang telah terbentuk puluhan tahun, tentu saja kita tidak terima dan apa masalahnya tiba tiba ingin membubarkan Forum kita. Saya tahu kok ‘permainannya’ dia," sindirnya.

“Karena itu saya berharap Menteri PU meninjau ulang keberadaan yang bersangkutan. Jika pihak kementerian menilai masih membutuhkan tenaga ahli media sebaiknya diganti dengan orang memiliki sikap lebih bijak,” pungkas Diah Dayanti.(**/Las)