KANDANG BERACUN
Sajak: Pulo Lasman Simanjuntak
kutulis kesaksian ganjil
dengan mata kiri berair
saat matahari
tak mau berlari pagi
untuk seorang pesakitan
sedang terbaring malas
di atas kasur menular
ganas dan berbisa
dari mulutnya
hanya ada sisilah
tipuan-tipuan menahun
berasal dari rumah tua
terbelah dua
hilang ditelan masa lalu
setiap jam berdetak keras
dibunyikan sangkakala keluh kesah
bersenggama dengan perempuan bernanah
ditaburi daun tembakau segar
ditidurinya kitab-kitab kehidupan
sekarang hanya tinggal penyesalan
dikurung dalam kandang beracun
disuguhkan ratusan butir obat keras
ditemani sepertiga malaikat legion
cerita omong kosong
Jakarta, Minggu 27 November 2022
TAHUN KRITIS
bersiap sedialah, saudaraku
dalam hari ke depan
kilas balik akan mulai dihitung
maka pintu hati harus ditutup
mulut jangan bercakap sedap
orang-orang berkulit hitam
akan mengejar utang- piutang
dililit jaringan server internet
kredit macet tak bergerak
dari bank berwajah emas
ancaman kemudian akan datang
lewat nyanyian serombongan
kuman dan virus
menyebar di beranda rumah sakit
mengalir deras air infus
sampai ke muara samping rumah
aku terus ketakutan
gelisah semakin basah
sebab dari hari ke hari
tubuhmu masih saja disantap
timbangan digital
dengan harga memuaskan
Jakarta, Minggu 27 November 2022
KATARAK
membaca puisi
mencungkil mata kiri
malamhari masih sunyi
dihajar ratusan batu kali
bumi jadi lelehan putih
bersih tertutup kabut
gatal dan gelisah
dialirkan ke sebuah telaga
semoga doa ini
mencair di tangan tabib
esokhari
jadi semangat lagi
mendaki ke tubuh matahari
Jakarta, Selasa 22 November 2022
KORUPTOR
ratusan tikus (got) berbulu hitam
menyerbu rumah kelam
sepasang pengantin tua
jadi ketakutan
mencium racun
dari kerakusan
benci kepada persungutan
setiap jelang malam
lantaran kebosanan
memunguti mata uang haram
dalam lobang paling dalam
dipandangnya terus menerus
butiran-butiran batu permata
mau dikorup jadi mangsa setan
tubuh koruptor
seharusnya memang
disemen beton !
betapa rakusnya tikus (got) berbulu hitam
merayap-rayap makan harta
rakyat jelata
di pinggiran jalan
dihirupnya miliaran bintang-bintang bertaburan
penjara dijadikan istana
tanpa kepanasan
anak dan tujuh ratus isteri
masih doyan menghitung
bunga bank takkan kehabisan
oleh kejahatan
dibedil senjata tajam
hukuman mati tak berkesudahan
Jakarta, Jumat 18 November 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar