Jakarta,BeritaRayaOnline,-Pembangunan pertanian nasional dalam tiga tahun terakhir telah banyak mengalami kemajuan dan berubah tanpa kita sadari.
Bagaimana tidak? sejak Pak Amran menjadi Menteri Pertanian, banyak program dan perhatian beliau yang langsung menyentuh kehidupan petani.
Anggota Komisi IV DPR RI Dr. Andi Akmal Pasludin menyatakan di Jakarta , bahwa Mentan Andi Amran Sulaiman menyayangi petani.
Amran mulai membangun pertanian dengan melihat kondisi irigasi, baik jaringannya atau sumber airnya.
Akmal menegaskan, masih segar dalam ingatan pertama kali Mentan melakukan kunjungan kerja ke Jateng setelah dilantik menjadi Mentan. Beliau langsung melakukan rapat koordinasi dengan gubernur Jateng, bupati Blora, bupati Demak, dan bupati Kudus untuk membahas pembangunan waduk dan salurannya.
" Agar petani sawah tadah hujan yang arealnya mencapai 5.000 ha lebih di Kabupaten Pati, Demak dan Kudus dapat menanam padi minimal 2 kali setahun. Bentuk perhatian beliau terhadap petani melalui perbaikan irigasi di daerah sentra padi di Indonesia pada awal masa jabatannya telah berdampak terhadap ketersediaan air yang cukup untuk petani sehingga bisa menanam padi dua kali setahun," ujarnya.
Menurut ketua KTNA Ir. Winarno Tohir dalam setahun Mentan Amran paham betul apa yang harus dilakukan dalam membangun pertanian Indonesia.
Seiring dengan sistem irigasi yang Kementan benahi, Alsintan (Alat Mesin Pertanian) juga menjadi obyek perhatiannya.
"Sejak periode Pak Amran, bantuan Alsin meningkat 400% dari tahun sebelumnya baik dari jenis dan volumenya" ujar Winarno.
Dampak yang sekarang terjadi di kehidupan petani terkait dengan Alsintan adalah terjadinya perbedaan harga jual Gabah Kering Panen (GKP) petani antara GKP cara panen biasa dan GKP menggunakan combine harvester yang sudah meluas di sentra produksi padi di Indonesia.
Kondisi tersebut belum pernah terjadi sebelumnya. Saat ini petani bisa menjual gabahnya lebih mahal dengan panen menggunakan combine harvester, karena mutu gabahnya lebih baik.
Transaksi petani dengan pengepul gabah sudah mulai bergeser dari sistem tebasan menjadi transaksi jual beli gabah (bargaining position petani meningkat).
Kepala Biro Humas Kementan Dr. Kuntoro Boga menyampaikan di Jakarta bahwa capaian diatas hanya sebagian kecil dampak program Mentan Amran dalam membangun pertanian.
"Masih banyak capain lain dan perubahan kehidupan petani yang tanpa dan terjadi di lapangan," ujarnya.
Menurutnya dampak dari kebijakan yang benar dari Kementan adalah swasembada pangan, meningkatnya investasi pertanian dan ekspor yang meningkat tajam.
Anggota Komisi IV DPR RI Dr. Andi Akmal mengatakan lagi , dalam periode Amran program bantuan benih padi sangat meningkat, baik peningkatan jumlah serta jenis varietasnya.
"Dengan varietas unggul baru yang lebih baik daripada varietas yang biasa ditanam petani," ujarnya.
Andi Akmal menyatakan kita patut mensyukuri, musim tanam tahun 2017 di beberapa wilayah terjadi serangan hama wereng, dapat diatasi dan sekarang sudah reda
Disampaikan oleh Andi Akmal- suatu ketika dalam sebuah kunker Mentan Amran-di dalam perjalanannya melihat seorang petani perempuan tua yang sedang memanggul hasil panen jagungnya.
Mentan Amran langsung minta berhenti untuk bisa bertemu petani perempuan tua tersebut. Langsung Pak Menteri peluk wanita tua tadi dan bertanya berapa harga jagungnya. Ibu tersebut menjawab harga jagungnya murah hanya Rp. 1.800,- per kg.
Sambil merangkul ibu petani tua dan dengan terharu Pak Menteri sampaikan kepada para pendamping kunker. Petani-petani yang seperti ini yang harus kita bela bukan para pengusaha yang jumlahnya sedikit tetapi mendapat keuntungan yang luar biasa besarnya. Dari kisah itulah Mentan Amran berusaha utk menaikkan HPP jagung menjadi Rp. 3.150,- per kg.(*/Biro Humas dan IP Kementan/Bro-2)
Editor : Lasman Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar