Sajak Pagi di Stasiun Pasar Senen
Memburu sunyi subuh
tujuh abad disalin;
sejarah mencatat keluh kesah
sang pujangga liar.
sudah menggelepar tubuhku berubah
jadi seekor ikan yang gelisah berenang di atas ranjang.
kadang kusebut nama Tuhan
namun dalam hitungan detik rinduku
terjebak antara perjalanan
Cirebon-Cikampek-Bekasi
dan berakhir dalam jantungku seperti tak bernyawa.
Inilah sajakku yang paling bergetar
bersetubuh dengan kelamin kemarau panjang.
Jakarta, Selasa, 31Juli 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar