Jakarta, BeritaRayaOnline,-Menghadapi era revolusi industri 4.0, pemerintah memfasilitasi petani mengaplikasikan alat bantu digital dalam mendukung budidaya tanaman.
Kementerian Pertanian bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya mendigitalisasi pertanian dengan penggunaan sensor tanah dan cuaca serta aplikasi RITX. Aplikasi canggih ini mampu memantau lahan dan pertanaman bawang merah di Desa Purworejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Jawa Timur.
"Kami menyambut baik langkah cerdas dan kolaborasi yang baik lintas Kementerian, BUMN dan swasta ini dalam mewujudkan pertanian presisi melalui digitalisasi sektor pertanian. Model awal di lokasi percontohan korporasi bawang merah Malang ini sangat potensial direplikasi di daerah lain, misalnya di sentra cabai dan bawang putih," ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Moh Ismail Wahab saat dihubungi.
Ismail menyebut perangkat ini sebagai contoh pemanfaatan instrumen teknologi informasi yang praktis untuk analisis data iklim, tanah dan tanaman guna meningkatkan produktivitas lahan petani. Kalau misalnya di lahan yang dipasang sensor terjadi kekurangan dosis pemupukan atau mineral tertentu dibanding standardnya, sensor akan 'mengingatkan' agar segera dipenuhi.
Di hadapan ratusan petani di Ngantang Malang, Pelaksana Tugas Direktur Ekonomi Digital, Nizam Waham mengatakan alat pendukung pertanian presisi yang sedang diujicoba tersebut terbilang praktis dan bermanfaat untuk petani.
"Dengan perangkat digitalisasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas, kualitas dan efisiensi biaya produksi," katanya.
Menurut Nizam, sebelum adanya aplikasi ini petani diidentifikasi mengalami kesulitan dalam memprediksi cuaca, sehingga sulit menentukan waktu penanaman, pengairan dan pemupukan yang tepat.
"Petani juga sulit menentukan kebutuhan pupuk yang tepat bagi tanaman. Berangkat dari kondisi tersebut, kami gandeng perusahaan swasta mengembangkan instrumen pertanian presisi yaitu berupa sensor tanah dan cuaca serta aplikasi RITX", terangnya.
"Uji coba alat ini rencana akan dilakukan satu musim tanam lagi. Pihak Kominfo berkomitmen memfasilitasi petani yang ingin memiliki alat tersebut. Caranya dengan mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Bank BNI," ucapnya.
Hasil uji coba selama satu musim tanam diperoleh hasil yang cukup menggembirakan. Menurut ketua Kelompok Tani Karya Bakti 1, Deni, aplikasi RITX alat ini sangat membantu petani terutama dalam menentukan kapan waktu pengairan dan pemupukan, jumlah dan jenis pupuk yang harus diberikan sehingga efisien dan meningkatkan produktivitas.
Selain itu petani juga lebih mudah dalam menentukan waktu tanam berkat informasi cuaca yang diperoleh dari alat tersebut.
"Alhamdulillah sekali dengan dipasangnya alat sensor itu, dari pemasangan sensor ini kami bisa tahu kebutuhan pupuk yang harus diaplikasikan ke tanah. Jadi alat ini sangat dibutuhkan sekali, terutama saat harga pupuk yang tinggi dengan harga jual panen yang tidak menentu. Jadinya kita bisa menekan biaya produksi," ujar Deni senang.(**)
Editor : Lasman Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar