Jakarta,BeritaRayaOnline,- Ada tiga kalimat "haram" yang tak boleh diucapkan oleh pasangan suami dan isteri selama membina biduk rumah tangga, termasuk ketika keluarga menghadapi pergumulan yang berat.
Hal tersebut ditegaskan oleh Pdt.Richard Hutauruk, Gembala Jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jatinegara kepada para jemaat yang mengikuti Kebaktian Rumah Tangga (pertama tahun 2020, bersama keluarga Lodewick Kaunang dan Wawa Hartini-red) di GMAHK Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu sore (1/3/2020).
Pertama, seberat apapun pergumulan dalam rumah tangga jangan pernah keluar kalimat, "saya menyesal telah menikah dengan kamu/anda".
Kedua, seberat apapun problema dalam rumah tangga, jangan pernah mengeluarkan kalimat, "kita lebih baik bercerai saja,".
Ketiga, seberat apapun persoalan yang dihadapi rumah tangga, jangan pernah keluar kalimat,"memang kamu adalah dasar bodoh,".
Menurut Pdt.R.Hutauruk tiga hal kalimat atau kata "haram" ini jangan pernah dilakukan di dalam rumah tangga.
"Saya menyesal telah menikah dengan anda.Hati kesal kepada pasangan kita, jangan pernah sampaikan kata-kata menyesal menikah dengan kamu.Lebih 'haram' lagi mengatakan kita lebih baik bercerai saja.Begitu juga kata 'haram' memang kamu adalah dasar bodoh," katanya mengulang lagi tiga kalimat "haram" dalam rumah tangga yang tak boleh diucapkan pasangan suami dan isteri, seraya mengutip Firman Tuhan Kejadian 3 : 12 jawaban Adam kepada Hawa ketika sudah melanggar perintah Tuhan.
" Jawaban ini juga sering kita lakukan dalam rumah tangga.Bila pasangan suami isteri melakukan kesalahan, saling lempar tanggungjawab dan sembunyi tangan," ucapnya.
Oleh karena itu, Pdt.R.Hutauruk, berpesan kepada pasangan suami isteri untuk selalu 'mengundang' Tuhan dalam rumah tangga kita.
Dalam memberikan kesimpulan Kebaktian Rumah Tangga -usai dilakukan diskusi empat kelompok jemaat -atas pertanyaan apa saja keunggulan dan kebahagiaan pasangan suami isteri (rumah tangga pertama di dunia-red) yakni pasangan suami isteri di Taman Eden, Adam dan Hawa (Kejadian 1 : 26-30).
Pdt.R.Hutauruk lalu mengutip Firman Tuhan dalan 2 Samuel 6:10- 12 yang mengatakan "sebab itu Daud tidak mau memindahkan tabut TUHAN itu ke tempatnya, ke kota Daud, tetapi Daud menyimpang dan membawanya ke rumah Obed-Edom, orang Gat itu.
Tiga bulan lamanya tabut Tuhan itu tinggal di rumah Obed-Edom, orang Gat itu, dan TUHAN memberkati Obed-Edom dan seisi rumahnya.
Diberitahukanlah kepada raja Daud, demikian: "TUHAN memberkati seisi rumah Obed-Edom dan segala yang ada padanya oleh karena tabut Allah itu.Lalu Daud pergi mengangkut tabut Allah itu dari rumah Obed-Edom ke kota Daud dengan sukacita."
"Terberkati rumah tangga kita jika Tabut Allah selalu hadir di rumah kita seperti yang dialami Obed-Edom.Tabut Allah adalah lambang hadirnya Allah di rumah kita.Kehadiran Yesus dalam rumah kita setiap hari akan membuat kebahagiaan pasangan suami isteri," tukasnya.
Sebelum menutup Kebaktian Rumah Tangga dengan Protokol Hendrik Padmasana, Kuis Alkitab (12 pertanyaan), dan lagu pujian dari keluarga Lodewick Kaunang serta Wawa Hartini, Pdt.R.Hutauruk kembali "mengupdate" rumah tangga pasangan Adam dan Hawa di Taman Eden.
"Kenapa Hawa diambil dari tulang rusuk Adam yang sebelah kiri, karena dekat jantung dan hati.Pernikahan mereka seimbang dan sepadan.Pasangan ini luar biasa , mereka berbahagia sekali untuk menguasai dan me ngelola Taman Eden.Mereka bisa lihat langsung keindahan ciptaan Tuhan seperti ikan-ikan mengalir di sungai yang jernih, angsa, rusa.Tak ada hujan deras, apalagi sampai kebanjiran.Bahkan tak ada badai kekeringan.Allah sangat memberkati perkawinan mereka, karena Allah sendiri yang langsung memberkati pernikahan kudus Adam dan Hawa.Mereka juga dikaruniakan anak lelaki dan perempuan.Namun, terjadi malapetaka yakni jatuh ke dalam dosa ketika Hawa terpisah dengan suaminya.Oleh karena itu jangan sampai pasangan kita pergi masing-masing," pungkasnya.(*/Bro-1)
(*/Dilaporkan oleh Lasman Simanjuntak, Pemimpin Komunikasi GMAHK Jatinegara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar