Rabu, 27 September 2017

10 Tahun Lalu Teknologi ygn Berubah

Hari ini suka atau tidak, fakta sudah terjadi..

1. 10 tahun yang lalu Yahoo adalah raksasa dunia internet.
Fakta h  ari ini habis terlindas oleh Google.

2. 10 tahun yang lalu, Nokia dengan symbiannya adalah raja ponsel di seluruh dunia.
Fakta hari ini Symbian tinggal kenangan, dihajar power dari Android.

3. 10 tahun yang lalu, surat kabar, majalah, dan televisi adalah media informasi paling efektif.
Fakta hari ini, mereka tergerus oleh YouTube, Facebook,Twitter, Instagram, Linkedin.

4. 10 tahun yang lalu gerai Matahari, Ramayana, Carrefour, Hypermart adalah raja dunia retail .
Fakta hari ini, gerai mereka banyak tutup, tergantikan oleh Bukalapak, Tokopedia, Blibli, dll.

5. 10 tahun yang lalu kita masih pakai kertas, survey, dll jika ingin kredit,
Fakta hari ini, mereka akan segera tergerus oleh akulaku dan kredivo.

6. 10 tahun yang lalu ojek adalah profesi yang bahkan tidak dipandang sebelah mata pun.
Fakta hari ini, tukang ojek adalah S1 bahkan S2, karena sudah online.

7. 10 tahun  lalu, dunia investasi hanyalah milik orang kaya, orang banyak duit.
Fakta hari ini, dengan uang 100 rb rupiah pun pengamen jalanan bisa beli Reksadana saham.

8. 10 tahun yang lalu Anda buka toko kelontong harus pakai modal besar.
Fakta hari ini, hanya bermodal Smartphone Anda bisa jadi grosir dengan aplikasi Kudo.

9. 10 tahun lalu anda pesan hotel dan ticket pesawat lewat travel agent.
Fakta hari ini, ribuan travel agent berguguran tergantikan oleh Traveloka, Agoda, Pegipegi dll..

10. 10 tahun yang lalu, jika Anda tidak terbuka pada perubahan jaman, maka hari ini Anda adalah orang yg tergilas oleh jaman.

Dan jika hari ini pun Anda tidak terbuka oleh informasi dan perubahan,
Percayalah 10 tahun yang akan datang Anda adalah orang orang yang *Merugi.*
Perubahan & Inovasi, tidak akan pernah berhenti, meski Anda berkeras untuk tidak ikut berubah.

Begitu juga bisnis, Jika sekarang Anda masih nyaman kerja di Bank
Percayalah 10 tahun lagi bahkan kantor Bank pun *Mungkin* sudah tidak ada karyawannya.
Karena tergantikan oleh aplikasi allpay.

Berubah itu baik, berubah itu perlu, agar Anda bisa bertahan untuk  hidup.

Rabu, 20 September 2017

Selayang Pandang Sejarah Perum Perumnas


 

 

 

Depok,BeritaRayaOnline,- “Wah…pokoknya senangnya bukan main dapat rumah Perumnas di Depok satu ini.Betapa gembira dan bahagianya saya saat itu, apalagi sekitar tahun 70-an sampai tahun 80-an sudah sangat sulit mendapatkan rumah yang harganya murah dan terjangkau,” cerita. Thomas Sebayang (77 tahun) kepada wartawanBeritaRayaOnline yang bertandang ke rumahnya di Jalan Kutilang III No:199, Perumnas Depok I, Selasa malam (19/9/2017).

Mantan wartawan kantor berita KNI -pensiun tahun 1998- dengan penuh semangat dan sedikit bernostalgia lalu bercerita lagi bagaimana “perjuangannya” untuk memperoleh sebuah rumah.

“Saat itu kalau mau cari pekerjaan di Kota Jakarta gampang sekali, asalkan mau kerja saja.Namun, untuk memperoleh sebuah rumah, betapa susahnya.Jadi ketika bertugas meliput berita  di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum (PU) tahun 80-an , saya sering menulis tentang perumahan, yang pada akhirnya berita tentang perumahan tersebut termasuk rumah yang dibangun Perum Perumnas sampai juga dibaca Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Bapak Cosmas Batubara.Lalu beberapa wartawan yang sehari-harinya bertugas meliput di Departemen PU dan Kantor Menpera mendaftar untuk bisa memperoleh rumah yang pertama dibangun Perumnas di Depok 1 ini,” katanya.

Thomas Sebayang-bapak tiga anak dan dua cucu ini-bersama beberapa rekan wartawan anggota PWI Jaya mendaftar untuk memperoleh rumah Perumnas di Depok I untuk  gelombang dua, tahun 1979-1980. Sedangkan untuk gelombang pertama dibangun Perumnas pada tahun 1977-1978 (zaman Menteri PU Sutami, Suyono, dan Radinal Mochtar-red).

“Akhirnya saya dapat rumah tipe 45/102 M2 dengan uang muka Rp 45.000 dan angsuran per bulan Rp 16.410,- untuk masa kredit 20 tahun.Saat itu lokasi Perumnas Depok I sangat jauh dari kota Jakarta. Sering naik bus, sambung lagi. Lalu naik bus lagi, dan sambung lagi.Lalu beralih  naik kereta api, tetapi karena dari stasiun KA Depok Lama saat itu belum ada angkot, sering kami bersama penghuni lainnya harus jalan kaki sejauh tiga kilometer. Kayak mau pergi ke pesta beriringan, atau persis waktu tinggal di kampung jalan kaki bareng-bareng, ha…ha…ha..,” kata Thomas Sebayang tertawa lepas.

Pria yang dilahirkan di Kampung Binangan, Kabanjahe, Tanah Karo, 12 Januari 1940 ini, setahun hidup ‘membujang, lalu memutuskan untuk menikah dengan seorang guru SD, dan sejak saat itu menetap di Jalan Kutilang III No:199 Perumnas Depok I.”Enam tahun jadi wartawan KNI dan hidup berpindah-pindah karena harus ikut saudara, saya akhirnya memperoleh rumah ini.Saat itu bersama kawan-kawan, meskipun lokasi rumah jauh dari Jakarta dan masih sepi, kami telah berfikir pasti suatu saat di sekitar lokasi Perumnas Depok I ini akan tumbuh perumahan-perumahan baru.Eh, betul juga, sekarang banyak perumahan yang dibangun developer swasta. Sekarang rumah tipe 45 di sini sudah ada yang ditawar mulai Rp 500 juta sampai Rp 700 juta.Enggak kebayang dari rumah dengan uang muka hanya Rp 45 ribu, sekarang ada penawaran sampai ratusan juta rupiah,” kilah pria dari Tanah Karo yang senang tertawa lepas ini.

Perumnas Depok, Perumahan Nasional Pertama di Indonesia

Perumahan yang dibangun pertamakali oleh pemerintah adalah perumahan nasional (Perumnas) di Depok. Perumahan tersebut mulai dibangun tahun 1976 dengan lokasi di Beji (Depok I).

Pada tahun 1977 dibangun lagi di Sukmajaya (Depok II Tengah). Luas tanah perumahan Depok II Tengah 117 Ha. Pada tahun 1978 dibangun lagi di atas lahan seluas 170 Ha di Sukmajaya (Depok II Timur). Lokasi perumahan perumnas ini kini berada di pusat Kota Depok.

Pengembang (developer) yang membangun perumnas di Depok itu adalah Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas)–suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perumahan yang didirikan pada tahun 1974. Kini BUMN tersebut telah membangun perumahan dan pemukiman di 400 lokasi di Indonesia dengan total 500.000 unit rumah.

Teks Foto : Presiden Soeharto ketika meninjau Perumnas Depok I pada tahun 1974

Pada 1970-an, Presiden Soeharto mendirikan Perumnas dengan meniru Housing and Development Board (HDB). Bedanya, di Singapura, HDB diawasi langsung oleh perdana menteri dan punya dua institusi penyokong yang sangat kuat, yakni Central Provident Fund, yang membiayai dan meng-collect dana untuk membiayai public housing, serta Urban Redevelopment Authority, yang menguasai land (bank tanah). Hasilnya, saat ini 90 persen warga Singapura sudah memiliki rumah yang disediakan oleh HDB.

Pada era awal itu, Perumnas juga berhasil membangun perumahan besar-besaran di seluruh Indonesia, mulai Sabang sampai Merauke. Misalnya di Depok, yang pada awal 1970-an cuma kelurahan, lalu di Bekasi, Antapani-Bandung, dan kota lainnya. Pada 1980-an juga sudah membangun konsep perumahan vertikal, seperti Rumah Susun Kebon Kacang, Tanah Abang, dan Klender, juga di Ilir Barat, Palembang. Hingga awal 1990-an, Perumnas dapat menyediakan 48 ribu rumah per tahun.

nNamun, seiring berjalannya waktu, regulasi-regulasi berubah dan Perumnas dianggap sebagai pengembang biasa karena yang disubsidi cuma pembeli lewat KPR. Rumah dianggap komoditas komersial biasa, bukan lagi kebutuhan pokok seperti sandang dan pangan.

Jejak Langkah Perumnas Depok Jaya

Depok, wilayah yang dahulu penuh “misteri” berubah menjadi serba ‘waaah’. Depok Jaya di bilangan Kecamatan Pancoran Mas dahulu hanyalah situ (telaga) dan dikenal dengan nama Situ Beji yang dipanen rame-rame setahun sekali. Diseputarnya kebun atau kandang ternak milik orang-orang Cina dan Belanda serta sebagian milik penduduk setempat.

Perkembangan Depok menjadi semakin pesat sejak Presiden RI ke II Bapak HM Soeharto memberikan perhatihan lebih dalam Pembangunan perumahan yang dinilai sangat penting bagi kehidupan rakyat. Disadari rumah bukanlah sekedar tempat tinggal, tetapi juga tempat pembentukan watak dan jiwa melalui kehidupan keluarga. Untuk memantapkan program pembangunan perumahan, maka pemerintahan Pak Harto membentuk Badan Kebijaksanaan Perumahan Nasional (BKPN), Mei 1972. Sebagai pelaksana, dibentuk Perum Pembangunan Rumah Nasional (PERUMNAS).

Kelurahan Depok Jaya yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan PERUMNAS DEPOK I, diresmikan Presiden Soeharto tanggal 12 Agustus 1976, ditandai penandatangan prasasti di sebuah rumah Jln.Manggis V, Depok Jaya, dan penyerahan kunci rumah secara simbolis kepada Sugito (alm) wartawan Harian Angkatan Bersenjata mewakili 180 keluarga wartawan dan karyawan pers. Saat itu presiden juga meresmikan Penggunaan Taman Kanak-Kanak Pertiwi Jl.Kedondong Raya . Pak Harto yang saat Peresmian PERUMNAS Depok I memilih naik kereta api Jakarta – Depok, Depok – Jakarta, sekaligus meresmikan beroperasinya Kereta Api Listrik (KRL) Depok-Bogor.

Sedang Menteri PU Ir.Sutami menyerahkan penggunaan Sekolah Dasar (SD I) di Lingkungan Semangka yang saat itu hanya terdiri dari 3 lokal. Untuk memenuhi kebutuhan warga, PERUMNAS mengijinkan bekas Gudang Perumnas untuk menambah lokal sekolah, akibatnya muncul guyonan SD Gudang di jl.Anyelir, yang keadaannya mengenaskan.

Kondisi seperti itu harus meliput kebutuhan pendidikan keluarga penghuni awal sebanyak 250 KK , terdiri dari wartawan dan Pegawai Negeri Sipil dengan masa kerja minimal 10 tahun. Mereka tinggal di Lingkungan Manggis, Kedondong, Semangka, Pepaya, Jambu, Lely. Akhir tahun 1976 hunian meningkat menjadi 470 KK, dengan anak usia sekolah SD sekitar 600 anak.

Tak urung, untuk memenuhi kebutuhan sarana pendidikan, warga Depok yang dimotori Lurah Sementara (transisi) Perumnas Depok I, Ir.Kumaraningrat yang juga salah satu pimpinan PERUMNAS, Ketua Rukun Keluarga (RK) H.Zainal Arifin-Pemberitaan Angkatan Bersenjata (PAB) dan wakilnya H.Prasetyo (Suara karya), Dom Rinetyo (alm)-Hr.Kompas, H.Adirsyah (alm)-Merdeka (Catur Tunggal babat alas Depok Jaya-untuk kelompok PU dan Istana), Harun Nurochadi-Kelompok Kantorberita Nasional Indonesia (KNI), Syarif Hidayat-Mjl.Tempo, Sukardi (wartawan)-ayah Laksamana Sukardi, Ir.Latief-PU, Utoyo Rumanto (alm)-PU, Supoyo-PU, jajaran Humas PU Pusat a.l. Pak Oning dan tokoh-tokoh lain bergotong royong mencari dukungan dan dana lewat jalurnya masing-masing, untuk menambahnya menjadi 6 lokal. Pak Suradi, tinggal di Jln.Kartini Depok Lama adalah satu-satunya guru yang ditunjuk untuk mengasuh ratusan siswa itu. “Namanya juga darurat tokoh-tokoh yang pernah belajar di sekolah guru seperti Pak Utoyo Rumanto (alm) ikut mengajar,” kata H.Prasetyo.

Teks Foto : Suasana Stasiun KA Depok Lama zaman penjajahan Belanda

Perkembangan Depok juga mengundang perhatian banyak pihak. Pemerintah DKI Jakarta misalnya membantu berdirinya SMA Negeri I, Balai Rakyat, dan Lapangan Olah Raga Jln.Merpati. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto didampingi Wagub. Urip Widodo.
Dalam pengembangan kehidupan beragama Perumnas juga menyerahkan lahan seluas 10 Ha (dari 6 ha ditambah 4 ha) kepada Yayasan Pembangunan Islam untuk Islamic Centre dan membantu berdirinya Mushola Nurul Islam di Jln.Mangga Raya (Semangka II) yang kini menjadi masjid megah.

Secara administratif Perumnas Depok I semakin tertata dengan adanya keputusan Bupati Bogor Ayip Rugby yang menetapkan Perumnas Depok I menjadi Kelurahan tersendiri dengan nama Depok Jaya. Lurah yang pertama Hermusa. Penggantinya berturut-turut Omo, Ceppy Suradi, Dadang Wihana, Indragiri, M.Mochtar Cholid, Drs.Slamet Aryadi, MM.,Satibi, S.Pd. dan kini Dra. Yuli Puspita Anggraini.

Hunian semakin diminati, apalagi lewat jasa KPR-BTN (Bank Tabungan Negara) cicilan per bulannya tidak bergerak naik hingga lunas. Untuk T-36=Rp 7.000, T-45 luas tanah 110 meter persegi=Rp.10.300, M-54 (tingkat)=Rp.11.900, T-70 luas tanah 200 m persegi= Rp.20.300,-/bulan. Ada sedikit perbedaan bagi mereka yang menempati pinggir jalan raya atau kelebihan luas tanah.

Diusia Tiga Dasa Warsa, Lurah Depok Jaya Drs.Slamet Aryadi, MM , ayah dua anak ( Dwi Anita-SMP dan Triyadi Setia Permadi-SD) buah hati perkawinannya dengan Dra.Titik Poniti, MM, menyatakan rasa syukurnya perkembangan perekonomian, pendidikan, sosial kemasyarakatan termasuk kerukunan, partisipasi dan gotong royong dalam pembangunan tumbuh subur.

Demikian juga kuwajiban dalam berbangsa dan bernegara antara lain dibuktikan dengan tertipnya warga membayar PBB. Sejak 3 (tiga) tahun terakhir Depok Jaya selalu merebut juara dalam pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Depok Jaya yang luasnya 113 Ha, berpenduduk 23.767 jiwa dari 5.034 KK menempati 4027 rumah hunian, terbagi menjadi 14 RW dan 108 Rukun Tetangga (RT). Di wilayah ini terdapat 23 Sekolah Dasar dan Madrasah (16 negeri, 7 swasta), SMP 3 (satu negeri, 2 swasta), dan 2 SMA (1 negeri dan 1 swasta). Sementara untuk perguruan tinggi, cukup menjanjikan karena lokasi Depok Jaya berdekatan dengan Universitas Indonesia (UI), Universitas Gunadharma dan lain-lain. Tentunya, prestasi dan keberuntungan, taruhannya.

Perumnas Depok I, Depok Jaya yang dibangun pada Pelita II adalah “cikal bakal” tumbuh pesatnya Kota Depok. Hunian yang sebagian besar penduduk berprofesi wartawan ini, pada awal Pelita III disusul dibangunnya Perumnas Depok II, Depok Tengah, Depok Timur dan Depok Utara. Di era itu Kampus Universitas Indonesiaa dan Universitas Gunadharma dibangun di Depok. Giliran peran serta pengembang swasta tidak mau ketinggalan dan lahirlah Depok Mulya, Pesona Depok, Pesona Kayangan, Vila Novo, Perum Maharaja dan masih banyak lagi. Karuan saja pusat-pusat perdagangan juga berkembang pesat a.l. Depok Mall, Borobudur, Carefour, DT, ITC. Rumah Toko (Ruko), Super Market, dan lain-lain.

Meningkatnya perdagangan dan jasa, yang semakin pesat, diperlukan kecepatan pelayanan. Untuk itu pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1981 yang peresmiannya di selenggarakan pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri (H. Amir Machmud) yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17 (tujuh belas) Desa.

Tujuh belas tahun kemudian tepatnya tanggal 20 April 1999 Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 1999 Kota Administratif Depok ditingkatkan menjadi Kotamadya.Daerah Tingkat II Depok, yang ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999 berbarengan dengan pelantikan Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal. Kini berdasarkan Pilkada, terpilih DR.Nur Mahmudi Ismail sebagai Walikota berpasangan dengan Drs.Yuyun Wirasaputra sebagai wakilnya. Dan pada periode berikutnya walikota terpilih DR.Nur Mahmudi Ismail sebagai Walikota berpasangan dengan KH. Idris Abdul Somad,Lc. sebagai wakilnya. Pada pilkada tahun 2015 walikota terpilih KH. Dr.Idris Abdul Somad, MA sebagai walikota berpasangan dengan Pradi Supriyatna untuk Masa Bakti 2016-2021.

Wilayahnya meliputi Kecamatan Cimanggis (1 kelurahan 12 desa), Kecamatan Sawangan (14 desa), Kecamatan LIMO ( 8 desa), Kecamatan Pancoran Mas 8 kelurahan yaitu Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan Mampang, Kelurahan Pacoran Mas, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Depok, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Kelurahan Ratujaya, Kelurahan Cipayung, Kelurahan Pondok Jaya dan Kelurahan Cipayung Jaya), Kecamatan Beji (6 kelurahan) dan Kecamatan Sukmajaya sebelas kelurahan

Sejarah Perum Perumnas

PERUMNAS adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berbentuk Perusahaan Umum (Perum) dimana keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah. Perumnas didirikan sebagai solusi pemerintah dalam menyediakan perumahan yang layak bagi masyarakat menengah ke bawah.Perusahan didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1974, diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1988, dan disempurnakan melalui Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2004 tanggal 10 Mei 2004.

Sejak didirikan tahun 1974, Perumnas selalu tampil dan berperan sebagai pioneer dalam penyediaan perumahan dan permukiman bagai masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.Sebagai BUMN pengembang dengan jangkauan usaha nasional, Perumnas mempunyai 7 (tujuh) Wilayah usaha Regional I sampai dengan VII dan Regional Rusunawa.

Helvetia Medan, Ilir Barat Palembang, Banyumanik Semarang, Tamalanrea Makasar, Dukuh Menanggal Surabaya, Antapani Bandung adalah contoh permukiman skala besar yang pembangunannya dirintis Perumnas.

Kawasan Permukiman tersebut kini telah berkembang menjadi “Kota Baru” yang prospektif. Selain itu, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi juga merupakan “Kota Baru” yang dirintis Perumnas dan kini berkembang pesat menjadi kawasan strategis yang berfungsi sebagai penyangga ibukota.

1974 – 1982

Perumnas memulai misinya dalam membangun perumahan rakyat menengah kebawah beserta sarana dan prasarananya.  Ribuan rumah di bangun di daerah Depok, Jakarta, Bekasi dan meluas hingga Cirebon, Semarang, Surabaya, Medan, Padang dan Makassar.

1983 -1991

Perumnas selain membangun rumah sederhana juga mulai merintis pembangunan rumah susun sederhana dengan tujuan mendukung program peremajaan perkotaan.

1992 – 1998

Pada periode ini, Perumnas membangun hampir 50% dari total pembangunan rumah nasional.  Melonjaknya produksi perumahan ini didorong oleh program pemerintah untuk membangun 500.000 rumah sederhana (RS) dan rumah sangat sederhana (RSS).

1999 – 2007

Periode pasca krisis dimana Perumnas mengalami restrukturisasi pinjaman perusahaan dan penurunan dalam capacity building akibat lemahnya daya beli masyarakat khususnya masyarakat menengah ke bawah.

2008 – 2009

Kinerja Perumnas naik hingga mencapai target RKAP 300% lebih tinggi daripada tahun sebelumnya.  Perumnas menjadi pelopor dan pemimpin pembangunan Rusuna 1.000 Tower.

2010 – 2015

Perumnas menuju National Housing & Urban Corporation dengan menjadi pelaku utama penyedia perumahan dan permukiman di Indonesia.  Mencanangkan target pembangunan 100.000 rumah/tahun. (Lasman Simanjuntak)

 

Sabtu, 16 September 2017

Sertifikasi Guru SS/Guru Injil GMAHK Jatinegara

Jakarta,BeritaRayaOnline,- Syalom..selamat pagi..Lasman Simanjuntak ,Pemimpin Penginjilan Perorangan ( PP) Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Jatinegara menerima secara simbolis sertifikat dari Ketua Konference DKI Jakarta Pdt.AH.Marbun usai penutupan acara sehari penuh (sejak pagi hingga malamhari) 'Sertifikasi Guru Sekolah Sabat/Guru Injil se-Konferens DKI Jakarta dan sekitarnya' berlangsung di ruang Tjut Nyak Dien, Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur, Sabat (Sabtu, 16 September 2017).

Sertifikat tanda 'kelulusan' dari GMAHK Jatinegara juga diberikan kepada Sdr.Jefta Manoppo, Sdr.Hendriks Padmasana, Sdr.Ludwich  Hasibuan, dan Sdr.Juarto.

Dengan demikian diharapkan setelah para Guru-Guru Sekolah Sabat ini 'bersertifikat' ada 'perubahan nyata' dalam mengajar di kelas-kelas UKSS (Unit Kerja Sekolah Sabat) gereja masing-masing.

Keseimpulan dari acara pelatihan sertifikasi Guru SS ini antara lain 1) Guru Sekolah Sabat (SS) merupakan suatu 'panggilan dalam pertobatan' dan terus melakukan (secara simultan) hubungan dengan 'Guru Besar' kita Tuhan Yesus Kristus, 2) Setelah Guru SS bersertifikat diharapkan cara mengajar Guru SS 'berubah', harus mengajar 'penuh Kuasa' seperti Yesus Kristus yang dalam hidupnya lebih banyak mengajar penuh 'Kuasa' seperti tertulis dalam Matius 4:23, Matius 9:35, Matius 7:27, Matius 9:35, Matius 21:23, dan Efesus 4:15.3) Guru SS itu merupakan pekerjaan pelayanan seumur hidup.4) Guru SS harus lebih 'rohani' dari orang lain sehingga bisa mengajak anggota UKSS untuk bertumbuh dalam kerohanian.5) Guru SS merupakan 'Gembala' di kelas-kelas UKSS, sedangkan 'Gembala' di jemaat yaitu Pendeta.

"Setelah pulang dari sini para Guru SS harus ada 'perubahan' dalam mengajar di kelas UKSS, tak lagi melakukan kesalahan," pesan Pdt.Binner Silalahi, Pemimpin SS/PP Konference DKI Jakarta.

Tampil sebagai pembicara yaitu Pdt.Sutrisno Tjakrapawira memberikan pelajaran pertama (modul kesatu) berjudul "Know the Role of Sabbath School Teachers", kemudian Pdt.Binner Silalahi "Know The Teachers Qualifications" (modul kedua), Pdt.Wendell.Mandolang berjudul "Know the Preparation for Teaching' (modul ketiga), serta Pdt.Praban Saputro berjudul "Know the Power of Teaching" dan "Know the Methode of Teaching" (modul keempat dan kelima), serta terakhir modul keenam berjudul"Growing Continuosly" dibawakan oleh Pdt.Sutrisno Tjakrapawira.
Tk..Tuhan Yesus memberkati.🙏🙏🙏