Senin, 24 Agustus 2020

Kembali Sebar Bibit Sawi, Packcoy, dan Bayam Hijau

Pamulang, BeritaRayaOnline,- Hari ini (Senin, 24/8/2020) kembali semai bibit sawi, packcoy, dan bayam hijau.Juga tebar biji tanaman anggur.(*/Bro-1)

Sebar Pupuk Urea atau Pupuk Sintetis, pada Senin Pagi, 24 Agustus 2020

Pamulang, BeritaRayaOnline, Pada Senin pagi (24 Agustus 2020) telah dilakukan uji coba "sebar" pupuk urea  atau pupuk sintetis (produksi PT.Kujang, Jabar) pada berbagai tanaman pangan.

Sebaran pupuk urea-dengan takaran terbatas-dilakukan di sekitar polibag tanpa sentuh batang dan daunnya.

Tanaman yang telah disebar pupuk urea tersebut yaitu 1) Tanaman tomat ,2) Cabai berbagai jenis 3) Terong, dan 4) Jagung (bukan di polibag, tetapi jagung yang telah ditanam di lahan tanah).

Selama ini tanaman sudah mempergunakan pupuk organik seperti pupuk kandang (eks kotoran sapi dan kotoran kambing), serta pupuk kompos (sekam padi, dan tumbuh-tumbuhan) serta tanah merah.

Belum.pernah disebar pupuk.hayati (eks sampah rumah tangga).(Bro-1)

Editor : Jhonnie Castro

Minggu, 23 Agustus 2020

Semai Bibit Sawi, Pakcoy dan Terong

Pamulang,BeritaRayaOnline,-Pada Kamis (20/8/2020) berkesempatan tanam atau semai bibit sawi, packcoy dan terong baik dinlahan tanah terbatas maupun tempel di pot dinding samping rumah.
Bibit ini beli dari Ibu GPIB, konon dibeli dari kawasan Parung.
Semoga tumbuh dengan suburm(Bro-1)


Kamis, 13 Agustus 2020

Sajak : Pulo Lasman Simanjuntak "Sungguh, Airmataku Menyelam Tujuh Hari di Selat Sunda"

Dapur Sastra, 13/8/2020

Sajak : 

Pulo Lasman Simanjuntak

Sungguh, Airmataku Menyelam Tujuh Hari di Selat Sunda

Sungguh, airmataku menyelam 
tujuh hari di Selat Sunda
di bawah ketiak batu karang
 kucuri syair lagu Sion
panggilan untuk bertobat
masa kanak-kanak sampai ibu muda
terjerat kemiskinan berkepanjangan.

Deru ombak makin ganas 
menyambut dari arah belakang tubuhmu 
tanpa membawa perahu nelayan 
ikan-ikan pun tenggelam sejak sianghari.

Masih tercium bau mayat tsunami
meskipun tak satupun orang pantai
mengenakan masker 
yang terbalut air asin.

Mari kita siapkan hati menuju surga
dalam baptisan kudus
yang telah kupersiapkan
sebelum mulutku belum dapat menelan
virus dari kota Wuhan.

Selesai sudah upacara keramat ini
meskipun telapak kaki berdarah
paha kanan tumbuh daging segar
tetap saja kutawarkan pohon sirih gading 
disebrang laut
tumbuhan cabai-umbi-umbian-kerang laut, dan lumut hijau saling berkejaran.

Dan , menutup kebaktian ini dengan sebuah kesaksian
bahwa kita harus tetap setia 
kepada Tuhan.

Pantai Palem Cibereum, Anyer, Sabtu, 8 Agustus 2020

Sajak Pulo Lasman Simanjuntak : Pagihari

Sajak 

Pulo Lasman Simanjuntak

Pagihari 

Hari ini 
kembali aku ingin menaiki tangga
matahari pagi
tersembunyi dalam hati.

tak ada lagi 
keluh kesah 
berapi-api
hanya semangat hidup
 tertinggal pasti. 

di usiaku yang tinggal 
menghitung hari
yang kucari
menyapamu kawan
setiap pagi.

kata dan kalimat manis ini 
akhirnya terurai
dalam tubuh
 sajak ini. 

Pamulang, Rabu, 12/8/2020

Senin, 10 Agustus 2020

Berobat ke RSUD Tangsel di Pamulang Dalam Suasana Masih Pandemi Covid-19, Pelayanan Sangat Bagus dan Memuaskan

Pamulang,BeritaRayaOnline,-Masih di tengah pandemi covid-19, akhirnya menemani isteri untuk berobat ke bagian bedah di RSUD Kota Tangerang Selatan di Pamulang pada Senin pagi (10/8/2020).

Pelayanan di RSUD Tangsel mulai petugas pendaftaran, perawat medis, sampai dokter di poli bedah sangat bagus, baik, dan sangat memuaskan.

Bahkan meskipun sempat terlambat datang beberapa menit, petugas pendaftaran tetap melayani dengan baik.

Begitu pula ketika akan menebus obat di apotik RSUD Tangsel juga dilayani dengan baik sesuai dengan nomor urut panggilan menebus obat dari poli bedah.(*/Bro-1)

Editor : Lasman Simanjuntak

Minggu, 09 Agustus 2020

Tren Budidaya Hortikultura Semakin Meningkat di Era Pandemi Covid -19

JAKARTA ,BeritaRayaOnline,-Budidaya buah-buahan berpotensi besar dikembangkan saat pandemi Covid-19. Buah kaya akan vitamin C, serat, antioksidan dan sederet kandungan lain yang menguatkan sistem kekebalan tubuh.
 
Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Liferdi Lukman mengatakan bahwa imbas kondisi tersebut memicu tingginya permintaan masyarakat saat pandemi. Bahkan, menjadi "tulang punggung" pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020.
 
"Di saat pandemi, seluruh sektor mengalami minus. Pertumbuhan ekonomi kita -5,32% namun sektor pertanian mampu tumbuh 16,24%," ucapnya dalam webinar "Tabulampot : Alternatif Pertanian Perkotaan," Sabtu (8/8) lalu.
 
Dirinya mengungkapkan, budidaya tanaman buah dalam pot (tambulapot) memiliki beberapa benefit secara bisnis. 

“Alasannya, keuntungan lebih besar, tingkat keberhasilan tinggi, dapat berbuah di luar musim, mudah dipindah, dan dapat dikembangkan di berbagai lahan,” jelas dia. 
 
Liferdi pun mengajak masyarakat untuk membudidayakan buah-buahan di pekarangan rumahnya. Tren konsumsi kian meningkat seiring tingginya kesadaran masyarakat menjaga kesehatan. Saat ini baru 50% masyarakat yang memenuhi kecukupan anjuran.
 
"Pada dasarnya semua buah-buahan layak tabulampot. Meskipun demikian saya sarankan kita harus prospektif. Tanamlah buah-buahan yang unggul, eksotik, komersial dan produktivitasnya tinggi," ucapnya.
 
Tanaman buah berprospek tinggi secara ekonomi tersebut antara lain golden melon, kelengkeng kateki, jambu air citra, srikaya rovi, durian bawor, jambu kristal dan alpukat cipedak.
 
Mantan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat (BPTP Jabar) ini lantas membuat simulasi keuntungan yang diraup dengan budi daya kelengkeng kateki secara tabulampot.
 
Dirinya menjelaskan jika sebuah desa terdiri dari 3 ribu kepala keluarga (KK) dan setiap KK menanam 20 pohon kelengkeng, maka tertanam 60 ribu pohon. Apabila produktivitas optimal tanaman 20 kilogram (kg) per pohon per tahun, maka diperkirakan dapat memproduksi 1.200 ton per tahun.
 
"Sehingga jika setiap KK memproduksi 20 kilogram per tahun dengan harga Rp30.000 perkilogram, maka desa itu mendapatkan Rp36 miliar setiap tahunnya dari budi daya kelengkeng kateki," urainya.
 
"Kalau ongkos produksi selama dua tahun sebesar Rp 18 miliar atau untuk benih, prasarana dan pemeliharaan sebesar Rp 300 ribu per pohon, maka kentungan yang didapat pada tahun pertama panen mencapai Rp 18 miliar. Ini sangat menjanjikan," sambungnya.
 
*_Gedor Horti : Program Unggulan Hasilkan Produktivitas Berdaya Saing Tinggi_*

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam tiap kesempatan selalu mendorong dan meyakinkan jajarannya bahwa komoditas hortikultura sudah waktunya menjuarai sektor pertanian. Dirinya meminta hal ini menjadi fokus utama program Ditjen Hortikultura agar mampu bersaing di pasar internasional.
 
Sejalan, Liferdi menjelaskan bahwa Ditjen Hortikultura tengah menggencarkan Program Gerakan Mendorong Peningkatan Produksi, Berdaya Saing dan Ramah Lingkungan atau disingkat Gedor Horti.
 
"Produktivitas digenjot melalui pengembangan kawasan sesuai agroklimat, baik di lahan sempit, lahan tidur, maupun lahan marjinal. Semua lahan kita intensifkan. Di setiap wilayah kita masifkan penanaman satu varietas unggul yang berorientasi ekspor," urainya.
 
Dalam pelaksanaannya, Kementan melibatkan kelompok tani (poktan) dan pihak-pihak berkepentingan (stakeholder) lainnya dengan target investasi Rp 6,35 triliun. Adapun sumber investasi permodalan dari negara 3-5%, kredit usaha rakyat (KUR) 42,65% atau Rp2,73 triliun, dan sisanya dari daerah, swasta, serta badan usaha milik negara (BUMN).
 
Penerapan teknologi ramah lingkungan pun direalisasikan melalui penguatan kelembagaan perlindungan, penerapan pengendalian hama terpadu (PHT), mewujudkan desa organik, serta menggalakkan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
 
"Untuk meningkatkan daya saing, kami penerapkan sertifikasi GAP (good agricultural practices), GHP (good handling practices), dan organik. Kemudian, mengembangkan hilirisasi, baik pascapanen, pengolahan, standarisasi mutu, sampai pemasan," ujarnya.
 
Upaya berikutnya, imbuh Liferdi, mendorong investasi dan pemanfaatan KUR. Juga pengembangan SDM (sumber daya manusia) dan Program Sejuta Petani Horti Milenial.
 
Pada tahun ini, Ditjen Hortikultura fokus mengembangkan lima komoditas di sejumlah daerah. Mencakup pisang, mangga, salak, nanas dan manggis. 

Direktur Toko Trubus, Yustina mengatakan bahwa  saat pandemi, Toko Trubus mencatat penjualan meningkat 300%. Kalau diseriusi, ini bisa menjadi sumber pendapatan utama karena menjanjikan.

“Apalagi sekarang perekonomian sedang turun dan banyak pekerja kehilangan pendapatan di-PHK atau dirumahkan karena Covid-19," tutur Yustina.
 
Pengembangan buah-buahan di pekarangan rumah pun memiliki manfaat lain, seperti menurunkan stres, meningkatkan imunitas tubuh, merawat kesehatan mental dan fisik, melindungi kualitas udara, serta menjaga produktivitas dan konsentrasi. Termasuk memiliki fungsi kognitif untuk menjadi lebih baik.
 
"Jadi selain keuntungan ekonomi, tambulapot juga menjadi makanan 'kebatinan' bagi kita," jelas dia.(*)

Rilis Kementan, 10 Agustus 2020
Nomor : 1064/R-KEMENTAN/08/2020
Editor : Lasman Simanjuntak

Rabu, 05 Agustus 2020

Masih Pandemi Covid-19, Berobat ke Puskesmas Pamulang

Pamulang, BeritaRayaOnline,-Masih dalam suasana Pandemi Covid-19, kami pun sempat berobat ke Puskesmas Pamulang untuk menemui dokter umum di poli umum, pada Rabu pagi (5/8/2020).
Suasana Puskesmas Pamulang agak sepi , bahkan di poli gigi tak terlihat satu pun pasien.Menurut keterangan dokter gigi hanya memberikan konsul saja.(*/Bro-1)
Editor : Lasman Simanjuntak

Ditjen Hortikultura Berkomitmen Penuh Menjaga Keterbukaan Informasi Publik

Jakarta ,BeritaRayaOnline,-Visi Indonesia tahun 2019-2024 menggarisbawahi pentingnya reformasi birokrasi guna mewujudkan pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif dan terpercaya. Sesuai dengan amanah Undang-Undang (UU) Informasi Publik No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Direktorat Jenderal Hortikultura sebagai badan publik turut memberikan layanan informasi kepada masyarakat. Layanan ini sekaligus menciptakan dan menjamin keterbukaan akses seluas-luasnya atas informasi yang dimiliki dengan mudah dan tepat kepada masyarakat.

Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto menyatakan komitmen jajarannya terhadap keterbukaan informasi sebagai tonggak utama amanah undang-undang. Guna mendukung komitmen tersebut, segala informasi dan data komoditas hortikultura yang dimiliki terpenuhi dalam portal PPID Ditjen Hortikultura yang dilengkapi dengan Horticulture War Room (HWR).

“Ditjen Hortikultura berbagi aneka informasi informasi dan data termasuk kegiatan 2020 hingga 2021. Selain itu kami juga mendukung fasilitas PPID terutama di masa pandemi ini,” ujar Prihasto pada saat penilaian PPID lingkup Kementerian Pertanian, Selasa (4/8).

Selain itu, kata Prihasto, guna menjaga prinsip transparansi, setiap tamu yang hadir tidak diperbolehkan bertemu langsung ke ruang kerja. Setiap tamu terlebih dahulu diterima dan dilayani di ruang PPID yang bisa diakses oleh siapa saja yang berkunjung.

“Jadi siapapun tamu yang berkunjung meski tamu direktur, semua dilayani di ruang ini. Tidak perlu khawatir karena ruangan ini didesain senyaman mungkin. Kami sediakan aneka minuman ditemani tayangan youtube yang kami produksi sendiri. Tamu juga diperkenankan menggunakan komputer yang tersambung dengan akses wifi,” lanjutnya.

Dalam masa normal baru ini, pelayanan PPID mengikuti protokol kesehatan yang diberlakukan antara lain mengenai aturan jaga jarak. Mulai dari masuk, tamu akan dicek suhu tubuh dan disediakan hand sanitizer serta fasilitasi kran tempat cuci tangan dengan sabun.

“Bertamu di PPID, menerapkan protokol kesehatan. Posisi berdiri diberi jarak aman 1 meter.  Untuk konsultasi,  petugas diberi layar pembatas dengan tamu. Meja tamu diberi sekat dan duduk tidak diperbolehkan dalam posisi berdekatan,” ujar Sekretaris Ditjen Hortikultura, Retno Sri Mulyandari.

Sekretaris Center for Strategic and International Studies (CSIS), Josep Kristiadi sempat menyinggung kesigapan Ditjen Hortikultura melalui masa pandemi ini.

“Saya tertarik mengetahui bagaimana cara Ditjen Hortikultura mengatasi kondisi tidak pasti di masa pandemic ini untuk sektor pangan. Bagaimana program pengembangan cabai guna mengatasi kemungkinan kelangkaan stok,” tanya Josep.

Terkait pasokan, Prihasto menerangkan bahwa Ditjen Hortikultura memiliki panduan Early Warning System (EWS) komoditas hortikultura, contohnya cabai.

“Terkait data, kami ada data link produksi, sebaran serta jadwal panen hortikultura yang terinfo dalam EWS. Info EWS dapat menghindari terjadinya lonjakan harga cabai seperti 2017 lalu. EWS mengecek ketersedian hingga empat bulan ke depan. Datanya lengkap hingga ke kabupaten termasuk petugas informasi pasar sebanyak 200 orang yang disebar di sentra produksi.  Petugas PIP ini menyerahkan datanya secara harian dan langsung diinput melalui SIPAS HORTI (Sistem Imformasi Pasar Hortikuktura) yang dapat diakses oleh publil,” jelasnya.

Dosen fakultas Ilmu Administrasi UI, M. Yasin juga turut menanyakan terkait upaya PPID Ditjen Hortikultura menjadi tools anti korupsi.

“Kami juga menjaga tamu untuk tidak diperkenankan naik ke ruangan. Semua terlayani di ruangan PPID. Semua dilakukan guna mencegah KKN dan membatasi ruang gerak agar terjaga dari praktek kemungkinan ke arah sana. Pun juga ruangan PPID dilengkapi dengan kamera CCTV yang dapat mengawasi kegiatan yang berlangsung,” jawab Retno.

Kondisi PPID meski terbatasi pada ruang gerak, pelayanan tetap dilakukan dengan maksimal sesuai jam pelayanan. Berikut informasi dan tenggat waktu pelayanan, semua diberlakukan sama.(*/Rilis Hortikultura/Bro-2)

Editor : Lasman Simanjuntak

Di Tengah Pandemi, Petani Kulonprogo Rintis Bawang Merah Ramah Lingkungan

Kulonprogo,BeritaRayaOnline,- Gedor Horti atau Gerakan Mendorong Produksi, Meningkatkan Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura merupakan program strategis jangka panjang Direktorat Jenderal Hortikultura.  

Gedor Horti dilaksanakan menggunakan pendekatan pengembangan kawasan hortikultura yang berdaya saing. Caranya melalui penggunaan benih bermutu, pendampingan budi daya, pengawalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), penguatan kelembagaan tani,  penyiapan sarana pascapanen, dan pembentukan pasar tani/pasar lelang. 

Salah satu yang tengah digenjot adalah budidaya bawang merah ramah lingkungan. 

Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto dalam keterangannya, Rabu (5/8)  menyatakan dukungannya terhadap upaya produksi bawang merah ramah lingkungan. 

“Pasar global menuntut produk hortikultura yang berkualitas dan aman konsumsi. Preferensi konsumen sudah mulai mempertimbangkan bagaimana proses produk dihasilkan. Oleh karena itu budi daya ramah lingkungan menjadi suatu keharusan, " ujar Anton.

Menurut Anton, ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang menuntut sektor pertanian tetap berproduktif di tengah pandemi Covid-19. Hal itu juga berlaku bagi petani bawang merah. 

“Walau dalam kondisi pandemi Covid-19, pertanian harus maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah soal pangan," tegas Mentan.

Kulon Progo Siap Kembangkan Bawang Merah Ramah Lingkungan


Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten sentra bawang merah di Provinsi DI Yogyakarta. Beberapa kecamatan sentra bawang merah yaitu Kecamatan Sentolo, Panjatan, Lendah, Wates dan Galur. 

Aris Nugroho, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo, menyampaikan bahwa Tahun 2020 Kabupaten Kulon Progo menargetkan lahan bawang merah seluas 700 hektar.

“Sampai dengan bulan Juni, luas tanam  bawang merah sudah mencapai 308 hektar.  Pada tahun  2019 produksi bawang merah di Kabupaten Kulon Progo mencapai 6.135 ton dengan luas areal tanam seluas 616 hektar,” jelas Aris. 

Lebih lanjut Aris mengatakan untuk mendukung program tersebut, selain perluasan, pihaknya juga akan mengintensifkan pembinaan dan pengawasan terhadap proses penanaman bawang merah, termasuk penerapan budidaya bawang merah ramah lingkungan.

Sri Hartati, PPL Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo menyampaikan bahwa petani bawang merah di Kecamatan Lendah baru mulai merintis budi daya ramah lingkungan di tahun 2020 ini. Total luas lahan bawang merah di Kecamatan Lendah ada 20 hektar dan sekitar 20% atau 4 hektar mulai merintis budi daya ramah lingkungan di Desa Bumirejo Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo”.

“Kelompok tani  bawang  merah  yang  baru merintis penerapan budidaya ramah lingkungan adalah Kelompok Tani Setyo Tuhu di Dusun Bonosoro Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta," pungkas Sri. 

Senada dengan pernyataan Sri, Ngadiran Petugas  Pengendali OPT (POPT)  Kabupaten  Kulon  Progo menjelaskan, Penerapan budi daya bawang merah ramah lingkungan baru dirintis dengan memasang likat kuning dan feromon sex. Untuk monitoring dan menekan populasi hama ulat bawang dipasang perangkap feromon sex sebanyak 20 buah per ha. 

"Termasuk mengaplikasikan pupuk organik pada pemupukan dasar dan menanam tanaman refugia di sekitar lahan untuk meningkatkan jumlah musuh alami, terutama parasitoid dan predator pada pertanaman," jelas dia. 

Produktivitas bawang merah Kelompok Tani Setyo Tuhu dapat mencapai 15 ton per ha. Saat ini, harga bawang merah basah di tingkat petani sekitar Rp. 15.000 per kg. Dengan bermodalkan biaya produksi sekitar Rp. 100 juta per ha, petani dapat mengantongi keuntungan sekitar Rp. 125 juta per ha.

“Sampai saat ini OPT yang menyerang tanaman bawang merah hanya ulat bawang (Spodoptera exigua) dengan tingkat serangan yang masih ringan dan masih dapat dikendalikan dengan pengendalian “cap jempol” atau pengendalian secara mekanik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan kelompok telur dan larva S. exigua (pembutitan) lalu memusnahkannya yang dilakukan pada umur 7 - 35 hari setelah tanam," jelas Ngadiran lebih lanjut.
   
Sri Wijayanti Yusuf, Direktur Perlindungan Hortikultura, dalam arahannya menyampaikan, "Saya  merekomendasikan  kepada  seluruh  petani  untuk mengaplikasikan  agens  pengendali  hayati, pestisida  nabati,  likat  kuning, feromon dan penanaman refugia dalam pengendalian OPT, serta selalu melakukan monitoring pada pertanaman bawang merah. Dengan demikian serangan OPT dapat dikendalikan dan tidak sampai mengganggu produksi dan mutu produk bawang merah," bebernya.(*)

Rilis Kementan, 5 Agustus 2020
Nomor : 1038/R-KEMENTAN/08/20
Editor : Lasman Simanjuntak