Selasa, 07 Februari 2023

Pelatihan Jurnalistik Ketiga, Pdt.Ronie Panambunan : Yesus Kristus, Komunikator Sejati Kita

Jakarta,BeritaRayaOnline,-"Yesus Kristus adalah komunikator sejati kita seperti tertulis dalam Yohanes 14 : 9 barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa, bagaimana engkau berkata tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.Ini Yesus, hanya menampilkan diri, orang telah melihat Bapa melalui hidupnya, bukankah itu komunikator yang sejati," ujar Pdt.Ronie Panambunan, Direktur Komunikasi dan Kebebasan Baragama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK)  Jakarta Local Konference (JLC) saat memberikan Renungan Firman Tuhan sebelum dimulai pelatihan jurnalistik menulis berita dan artikel yang ketiga di Jakarta, Minggu (5/2/2023).

"Menampilkan sesuatu agar orang mengetahui , dan Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya barangsiapa telah melihat Aku, telah melihat Bapa.Ini tugas komunikator untuk menyampaikan dan menjelaskan  supaya orang melihat dan membaca Tuhan kita.Beranikah kita mengatakan, baca tulisanku, kamu akan mengenal Yesus Kristus ," ucapnya.

Dikatakannya lagi, kamu akan mengenal Yesus, ini yang paling penting, Firman itu telah menjadi manusia.

"Itu yang nanti akan kita komunikasikan.Kita boleh bikin website, tetapi kalau orang tak bisa mengenal Yesus, untuk apa itu semua kita buat," tegasnya.

Pada pelatihan jurnalistik menulis berita dan artikel yang ketiga ini diikuti para peserta terdiri dari para pendeta (gembala jemaat) serta pemimpin departemen komunikasi GMAHK Konference DKI Jakarta dan sekitarnya.

Nara sumber utama adalah Lasman Simanjuntak, jurnalis senior yang sehari-harinya adalah Pemimpin Redaksi beritarayaonline.co.id memaparkan tentang teknik menulis berita dengan rumusan 5 W + 1 H + 1 S dengan sistem piramida terbalik.

Pdt.Ronie Panambunan yang akan menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Digital MAHKOTA mengutip lagi 1 Korintus 14 : 9 "jika kamu tidak mempergunakan kata-kata yang jelas, bagaimanakah orang dapat mengerti apa yang kamu katakan, kata-katamu sia-sia saja kamu ucapkan di udara."

"Banyak orang (maksudnya jemaat-red) menulis berita, tetapi saya tidak mengerti apa yang ditulis.Tempatnya tidak jelas, apa yang kita bicarakan juga tidak jelas.Bahkan apa yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut, juga tidak jelas.Kirim foto kegiatan gereja , hanya ada fotonya saja, itupun tidak dijelaskan apa itu isi fotonya.Bagaimanakah kita mau tampilkan kepada orang, bagaimana kita mau menyebut wartawan atau reporter.Apa yang kita tulis orang tak mengerti.Makanya kita membuat pelatihan jurnalistik ini tujuannya bagaimana cara menulis berita supaya orang mengerti apa yang kita katakan.Orang mengerti apa yang kita beritakan, dan orang juga akan mengerti apa yang kita wartakan," tukasnya.

Apa yang kita wartakan, lanjutnya, jelas tentang Yesus Kristus yakni sebuah informasi yang menuntun orang kepada Kebenaran.

"Misalnya lagi dalam Matius 7 : 28-29, dari kacamata dan sudut pandang jurnalistik atau sebagai komunikator yang mengkomunikasikan tentang Yesus, apa yang dapat saudara katakan tentang ayat ini.Ya, betul yaitu jelas apa yang diajarkan.Sebagai komunikator kita juga harus jelas apa yang kita komunikasikan, dan sebagai wartawan harus jelas apa yang kita tulis," pesannya.

Injil Yang Kekal

Di awal membawa renungan di depan puluhan peserta pelatihan jurnalistik yang berlangsung di lantai 4 Kantor GMAHK Konference DKI Jakarta & sekitarnya,  Pdt.Ronie Panambunan menjelaskan tentang media komunikasi itu tujuannya apa ?

Berdasarkan Buku Peraturan Jemaat Edisi 19 halaman 116 menyebutkan " Pelayanan komunikasi memerlukan dukungan setiap anggota awam, pekerja gereja, dan lembaga gereja.Departemen komunikasi mempromosikan penggunaan program hubungan masyarakat yang baik dan semua teknik komunikasi moderen, teknologi yang sesuai dan media komunikasi dalam penyampaian Injil Yang Kekal."

"Dan ini memerlukan dukungan anggota, sudah pasti ketua, sudah pasti dukungan majelis.Anggota saja harus mendukung, apalagi majelis, apalagi pendeta.Pada autorest meeting kami pelatihan jurnalistik  pertama khususnya untuk para pendeta, tetapi dari yang kita sampaikan dan promosikan baik dalam pertemuan gembala atau pelatihan sebelumnya yang mendaftar pertama hanya 15 orang, padahal kalau kita mengacu kepada Peraturan Jemaat edisi 19 halaman 116, harusnya ini penting," katanya seraya menambahkan hari ini kita belajar khususnya yang berhubungan dengan teknik menulis berita dan artikel.

"Apa yang diperlukan agar kita bisa mengkomunikasikan Injil yang Kekal," selanya.

Ellen G White telah menulis dalam Buku Roh Nubuat Evangelism (Mari Bersaksi) halaman 105, " Dengan pesatnya kemajuan teknologi dizaman ini, maka semua sarana-sarana yang dipakai pun akan semakin canggih.Banyak cara yang akan digunakan untuk menjangkau hati.Seberapa  dari metode ini yang digunakan dalam pekerjaan ini berbeda dari metode yang digunakan diwaktu lampau."

Kalau diwaktu lampau  metode yang paling berhasil  ialah mencetak traktat, dimana pergerakan gereja advent dimulai dengan mencetak traktat, misalnya doktrin.mengenai Hari Sabat dicetak traktat, makanya ada majalah kita Review and Herald hanya dicetak satu lembar, dua lembar, atau tiga lembar memakai dana pribadi.

Lalu traktat disebar, dan banyak orang bertobat.Maka, jadilah organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) diorganisir pada tahun 1863.

"Semuanya dimulai dari metode mencetak   traktat.Berkembang sampai hari ini, tak jauh berbeda.Beberapa jemaat gereja mencetak traktat atau majalah internal.Kita juga sudah ada Majalah MAHKOTA dicetak 2 bulan sekali, 3 bulan sekali, dan pada akhirnya berhenti cetak," ucapnya.

Kita harus mempersiapkan diri dan mau belajar untuk menguasai teknologi-teknologi baru tersebut sehingga dapat digunakan untuk memuliakan Tuhan, dan untuk misi penginjilan maupun pemeliharaan.

"Ini teknologi-teknologi baru harus dikuasai dan dipelajari, meskipun kita memang bukan tamatan IT.Pendeta dan peserta dari departemen komunikasi yang ikut pelatihan ini rata-rata lulusan pendidikan teologia atau sarjana ekonomi.Kecuali pembicara kita Pak Lasman Simanjuntak, seorang jurnalis senior yang sudah berpengalaman sebagai praktisi ilmu jurnalistik," ujarnya.

Menurutnya, dasar dari semua ini adalah Amanat Agung Yesus Kristus dalam Matius 28 : 19-20.
Bukan hanyan Firman yang diajarkan, tetapi semua sarana, pelatihan, penginjilan, dan teknologi-teknologi baru perlu juga diajarkan.

"Jangan berfikir teknologi hanya untuk orang IT.Sekarang siapapun bisa menggunakan teknologi dan  sarana ini bisa digunakan untuk memberitakan Injil.Tetapi kenapa kita tidak melakukannya.Kenapa kita merasa itu terlalu sulit untuk dilakukan."

Maka tugas kita yang ikut pelatihan jurnalistik ini bagaimana bisa mempengaruhi anggota jemaat untuk dapat belajar teknologi-teknologi baru , yang sebenarnya kita sudah familier dimana hampir 75 persen  jemaat sudah punya smartphone (android).

Pdt.Ronie Panambunan kembali mengutip Firman Tuhan dalam Wahyu 14 : 6-7 , dimana gambaran malaikat terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi, dan kepada semua bangsa, dan suku, dan bahasa, dan kaum...dst.

"Gambaran malaikat terbang di tengah-tengah langit, dan kecepatan malaikat membawa informasi.Gereja advent percaya malaikat  dalam Wahyu 14:6-7 adalah siapa, tentu saja kita sebagai jemaat.Bagaimana kecepatan kita menyebarkan Injil melalui teknologi.Tuhan mempercayakan kita menyebarkan Injil melalui media teknologi.Hari ini kamu posting di media sosial, dalam hitungan detik telah tembus sampai negara Amerika Serikat," katanya.

Namun, berapa banyak pendeta atau sahabat gembala yang melihat anggota jemaatnya yang posting ayat-ayat Firman Tuhan dan posting belajar Alkitab, tanyanya.

Terakhir, Pdt.Ronie Panambunan memaparkan rencana penerbitan Majalah Digital MAHKOTA.
Apa persoalan yang dihadapi ? Persoalannya adalah informasi berita dari jemaat belum dimasukkan secara maksimal kepada redaksi.

Majalah digitak adalah juga terbitan berkala, kita bikin setiap bulan, yang isinya meliputi dari kegiatan jurnalistik .
Sedangkan AWR 360 adalah juga jurnalistik radio yang kita miliki, sehingga kita telah memiliki media digital dan media radio.

 "Saya berharap semua peserta yang hadir dalam pelatihan jurnalistik pada hari ini tidak akan pulang tanpa mengetahui bagaimana cara atau teknik menulis berita untuk nantinya bisa dipublish di media online jlcdventist.org dan rencana penerbitan majalah digital MAHKOTA," ujar Pdt.Ronie Panambunan.

"Mungkin kita tidak langsung  perfect (sempurna-red) dalam karya tulisan kita, tetapi paling tidak yang kita tulis itu dapat dimengerti orang lain ketika membacanya karena ada tekniknya yang akan kita pelajari hari ini," pungkasnya.(*)

Editor : Lasman Simanjuntak