Minggu, 31 Maret 2019

Reuni Baptisan 2018 GMAHK Wilayah VII di GMAHK Jatinegara Jaktim, 30 Maret 2019

Jakarta,BeritaRayaOnline,--Acara Kebaktian Reuni Baptisan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Wilayah VII berlangsung dengan baik, semangat dan penuh sukacita di GMAHK Jatinegara, Jakarta Timur, dimulai tepat pukul 15.00 Wib, Sabat (Sabtu, 30/3/2019).
Sejak sianghari para 'tamu' baptisan tahun 2018 telah datang ke gereja Jatinegara yang ditemani jemaat dan para pendeta GMAHK di Wilayah VII.
Tamu baptisan 2018 yang pertama kali datang  ke GMAHK Jatinegara adalah dari jemaat GMAHK Kayu Putih, disusul GMAHK Taman Harapan, GMAHK Cawang, GMAHK Kali Malang, GMAHK Cililitan, GMAHK Rawamangun, GMAHK Berea, dan cabang sekolah Sabat Babelan.
Tampak hadir Pdt.Ketler Sagala, Pdt.Sophar Situmorang, Pdt.Nixon Moniaga, Pdt.Leroy Pakpahan, Pdt.Tielung, Pdt.M.Sigalingging, Pdt.Palmen Sinaga, Pdt.Lingga,Pdt.Richard Hutauruk, dan masih banyak lagi.
Setelah mengatur 'random' atau urutan acara Reuni Baptisan 2019-menurut info dari konference acara ini pertama kali dilakukan di Jakarta, bahkan  di seluruh Indonesia-  bersama dengan protokol acara Jefta Manoppo (Pemimpin NDR GMAHK Jatinegara), Ketua Jemaat Lasman Simanjuntak, Ketua Jemaat Rachmat Peranginangin (GMAHK Jatinegara), Pdt.Richard Hutauruk (Gembala Jemaat GMAHK Jatinegara) serta Pdt.Katler Sagala (Direktur NDR Konference DKI Jakarta & sekitarnya), acara pun segera dimulai.
Berdasarkan catatan yang ada beberapa orang (baptisan tahun 2018 dari berbagai denominasi gereja non advent -red) dipanggil langsung oleh protokol acara Jefta Manoppo untuk memberikan kesaksian serta pergumulan yang masih dihadapi mereka sampai hari ini, khususnya  ketika menerima juruselamat Yesus Kristus dan kebenaran-Nya melalui baptisan kudus sepanjang tahun 2018 lalu di GMAHK wilayah VII.
Dari GMAHK Cililitan yang memberikan kesaksian yaitu Marcel Hutabarat, dan Indah br.Silalahi.Kemudian dari  GMAHK Kayu Putih adalah Justin Herry, dan Tetty Malau.Dari GMAHK Cawang yakni Louis Moniaga, GMAHK Kalimalang yaitu bapak Untung Wahyudi dan ibu Puji.GMAHK Taman Harapan yakni Susanto dan Dylon S, GMAHK Berea Amanda, sedangkan dari cabang sekolah sabat Rawamangun yaitu Babelan tampak memberikan kesaksian Rio F.
Seusai memberikan kesaksian para baptisan tahun 2018 ini langsung 'didoakan' secara khusus oleh para pendeta yang bertugas melayani di GMAHK wilayah VII.
Dan, acara kebaktian reuni baptisan tahun 2018 ini juga diisi dengan beberapa lagu pujian oleh group Kyrie Eleison (KE) terdiri dari para remaja, anak-anak muda, sampai orangtua GMAHK Jatinegara yang dipimpin oleh Felasky Hendriks.
Sekitar pukul 18.15 wib sebelum acara ditutup, Pdt.Sophar Situmorang memberikan Renungan Tutup Ibadah Sabat dengan mengambil ayat inti Roma 5:7, 2 Tawarikh 15:7, dan Ayub 42:2.
"Puji Tuhan, acara reuni baptisan tahun 2018 ini, sangat luar biasa.Bayangkan, sangat lengkap, dari kesaksian tadi, ada yang berumur 11 tahun sampai umur 62 tahun," ujarnya.
Mengenai kesaksian dan pergumulan ' hebat' yang masih dialami para baptisan tahun 2018 seperti disingkirkan atau dikucilkan  oleh keluarganya setelah menerima Yesus Kristus dan kebenaran-Nya, kena penyakit berat dan tak kunjung sembuh, tak bisa memiliki anak setelah berumah tangga,  krisis ekonomi/keuangan, belum punya pekerjaan tetap dan masih banyak lagi pergumulan lainnya.
Pdt.Sophar Situmorang langsung membuka Alkitab dan membacakan Firman Tuhan 2 Tawarikh 15 :7 " Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu."

" Bila  kita sampai hari ini masih dililit kemiskinan, ataupun penyakit yang tak kunjung sembuh jangan pernah patah semangat, dan jangan pernah lemah semangat.Jangan pernah goyah dan mundur dari Kebenaran Tuhan.Bahkan dalam Ayub 42:2 tak ada rencana Tuhan yang gagal.Semua rencana Tuhan kadang bisa terjadi, di luar logika kita.Firman Tuhan yang saya sampaikan ini diberikan oleh kedua orangtua saya sekitar 30 tahun lalu, kami anak-anaknya diberikan pesan apapun pergumulan, kesengsaraan dan penderitaan yang kita alami, tetaplah setia kepada Tuhan.Dan, itu sudah dibuktikan kedua orangtua saya," tegasnya.
Sementara itu Pdt.Ketler Sagala kepada penulis berpesan agar masing-masing gereja di wilayah VII ini tetap menjaga dan memelihara secara "rohani" kepada para baptisan tahun 2018.
"Mereka harus tetap dijaga, ada bapak angkat rohani kepada setiap baptisan tahun 2018 ini.Jangan sampai mereka keluar dari pintu belakang.Acara reuni baptisan ini harus terus dilanjutkan.Terima kasih kepada jemaat Jatinegara yang telah menyelenggarakan acara reuni baptisan ini," ucapnya.
Acara kebaktian reuni baptisan tahun 2018 diakhiri dengan makan malam bersama.Tuhan Yesus memberkati.
(Lasman Simanjuntak/Ketua Jemaat GMAHK Jatinegara/ Pemimpin Komunikasi GMAHK Wilayah VII)....

Jumat, 29 Maret 2019

Jaga Stabilitas Harga Bawang Putih, Kementan Gelar Operasi Pasar

Jakarta, BeritaRayaOnline,- Harga bawang putih impor di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) mulai merangkak naik beberapa pekan terakhir termasuk di tingkat retail dan pasar tradisional. Sementara bawang putih kating harganya jauh lebih tinggi.

Sebagai komoditas yang diawasi oleh pemerintah, kenaikan harga ini mendorong Kementerian Pertanian bergerak cepat untuk segera menstabilkan harga. Terhitung mulai Jumat (29/3), bersama dengan CV. Sinar Padang Sejahtera (SPS) menggelar operasi pasar dengan menggelontorkan sekitar 8 ton bawang putih. Dalam operasi pasar ini, bawang putih dijual seharga Rp 19 ribu per kilogram. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan harga di PIKJ yaitu berkisar Rp 20 - 23 ribu per kilogram.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, Yasid Taufik yang hadir saat operasi pasar menyebutkan hal ini bentuk kepedulian pemerintah menyediakan bahan pokok terjangkau.

"Kementan bergerak cepat dan berupaya menstabilkan harga di pasar. Hari ini kita gelontorin 8 ton, besok-besok malah bisa nambah. Stok di Perusahaan ini masih mencukupi untuk kebutuhan Jabodetabek," ujarnya.

Menurut Yasid, pasokan bawang putih juga diyakininya akan semakin banyak seiring dengan masuknya bawang putih ke dalam negeri. Pemerintah ingin agar konsumen dapat menikmati harga yang lebih murah.

Saat ditanya sampai kapan operasi pasar ini berlangsung, Yasid menjawab,  "Kami jalin kerjasama dengan beberapa importir bawang putih untuk terus melakukan operasi pasar. Sampai kapan? Ya, sampai harga stabil. Kami yakin harga akan kembali normal dalam waktu dekat."

Lebih lanjut Yasid mengatakan bahwa produksi bawang putih lokal saat ini semakin banyak seiring panen di beberapa sentra.
 "Jumlah bawang putih lokal juga banyak, namun perlu dicatat, seluruh hasil panen diproses menjadi benih untuk ditanam lagi pada musim berikutnya. Tunggu saja saatnya nanti, bawang putih lokal akan memenuhi pasar-pasar nasional."

Operasi pasar oleh Kementerian Pertanian bekerjasama dengan beberapa importir bawang putih akan terus berlanjut di beberapa lokasi lainnya. "Selain di Jakarta, operasi pasar bawang putih juga dilakukan di Surabaya. Kami menjamin harga akan kembali normal dalam waktu dekat."

Dalam waktu kurang dari dua jam bawang, putih habis terjual kepada para pedagang se Jabodetabek. Penjualan ini ditujukan untuk kalangan pedagang dengan pembatasan pembelian maksimal 5 karung. Masing-masing karung berisi 20 kilogram bawang putih.

Suwarni, pedagang Pasar Minggu merasa senang dengan adanya operasi pasar ini karena dapat membeli bawang putih dengan harga lebih murah.

"Senang dengan diadakannya operasi pasar seperti sekarang ini agar harga bawang putih di pasar tetap stabil. Harapannya harga bawang putih terus murah dan kualitasnya bagus agar terjangkau masyarakat.

Pendapat lain diungkapkan Triasih, pedagang pasar induk tempat dilangsungkannya operasi pasar.

 "Operasi pasar seperti ini dapat menekan harga pasar, agar tidak ada perbedaan harga yang jauh di pasaran dan harga di tengkulak. Jadi dapat menguntungkan bagi para pihak, baik pedagang kecil, besar dan masyarakat."

Dihubungi terpisah, Direktur CV. Sinar Padang Sejahtera,  Ferry Susanto Mulyono, mengungkapkan persediaan bawang putih di gudang miliknya masih mencukupi untuk dilakukan operasi pasar setiap hari. Perusahaanya berkomitmen untuk mendukung pemerintah hingga harga kembali normal.

"Kami siap membantu pemerintah kapan saja dibutuhkan. Barang siap, stok cukup dan harga jauh di bawah harga pasar," ucapnya.

Diakui bahwa dengan harga Rp 19 ribu per kilogram perusahaannya masih mendapatkan untung.

 "Harga ini masih feasible dan kami masih dapat untung," pungkasnya. (***)

Editor : Lasman Simanjuntak

Untung Rp 100 juta Sekali Panen, Petani Tidore dan Ternate Sangat Bersyukur


Ternate, BeritaRayaOnline,-Kota Ternate dan Tidore Kepulauan merupakan wilayah di Provinsi Maluku Utara yang giat mengembangkan cabe rawit dan bawang merah. Meski akses menuju Tidore Kepulauan harus melewati jalur laut dengan moda transportasi kapal boat, tak menyurutkan para petani mengembangkan kedua komoditas ini.

Saat ini luas tanam cabai di kedua daerah tersebut mencapai 100 hektare didominasi oleh varietas Dewata. Sementara bawang merah tertanam 55 hektare dengan varietas andalan super philips dan tajuk.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Moh Ismail Wahab saat menemui para petani mengaku senang banyak daerah di wilayah timur yang mengembangkan kedua komoditas rentan inflasi tersebut.

"Petani sudah mampu memenuhi kebutuhan lokal, dan membantu mengurangi ketergantungan dari daerah lain", ujarnya diamini Walikota Tidore Kepulauan dan Kepala Dinas Pertanian setempat.

"Agar harga di petani tidak dipermainkan pasar, saya sarankan bentuk pasar lelang cabai. Ini penting untuk kita bisa putus rantai pemasaran yang terlalu panjang. Selain cash and carry, harga yang terbentuk dalam satu kawasan bisa sama," ujarnya.

Menurutnya, efisiensi biaya produksi harus mulai ditekankan kepada para petani dan petugas penyuluh agar daya saing produk meningkat.

"Harus didorong pasar lelang agar petani tak hanya menjadi price taker , tapi bisa membalikkan keadaan menjadi price maker. Dengan begitu petani semangat memperluas areal tanamnya hingga tercapai swasembada lokal Tidore Kepulauan, bahkan Maluku Utara," ujarnya semangat.

Saat menemui kelompok tani bawang merah Karisose Desa Bale, Ismail menyaksikan hamparan bawang merah seluas 3 hektare.
"Panen akhir Maret dan siap dipasarkan ke Tobelo Halmahera Utara. Alhamdulilah, harganya sangat bagus berkisar Rp 30 - 40 ribu, dengan rerata produksi mencapai 10 ton per hektar", ungkap Ismail bangga.

Ismail meyakini kalau petani dan petugas dinas saling bahu membahu, kebutuhan bawang merah Maluku Utara bisa dipenuhi dari wilayah sendiri.

Bersama rombongan saat mengunjungi Kelompok tani Tim Amo, Kelurahan Loto Kecamatan Ternate Barat, dirinya melihat pengembangan bawang merah dari benih biji.

 "Hebat, petani di sini sudah selangkah lebih maju, berani menanam bawang merah dari biji. Tahun ini Kementan juga menggelontorkan bantuan benih bawang merah dari biji atau dikenal dengan TSS (True Shallot Seed) seluas 1.100 hektare. Kebanyakan memang di luar Jawa," katanya.

Petani bawang merah setempat, Sukamti mengaku sangat beruntung menanam bawang merah.

 "Biaya produksi Rp 150 juta per hektare, jualnya bisa Rp 250 juta per hektare. Untungnya Rp 100 juta per hektare dalam waktu 2 bulan saja. Sangat menguntungkan," ungkapnya senang.

Petani lain, Kamil, mengatakan bahwa dirinya bersama anggota kelompok lain sudah enam kali tanam bawang merah benih biji varitas lokananta dengan hasil memuaskan.

"Kami sudah lakukan budidaya ramah lingkungan dan sedapat mungkin terapkan GAP sesuai saran pemerintah. Kami senang sekali pemerintah benar-benar memperhatikan petani seperti kami. Walaupun Jakarta jauh dari sini, ternyata perhatiannya luar biasa," ujarnya gembira.(***)

Editor : Lasman Simanjuntak

Minggu, 10 Maret 2019

Serah Terima Jabatan Pendeta di GMAHK Jatinegara

Jakarta, BeritaRayaOnline,-Puji Tuhan, selesai sudah tugas sebagai Ketua Jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh  (GMAHK ) Jatinegara  ( bersama Ketua Rachmat Perangin-angin, Ketua Nelson Rondonuwu, dan Ketua Lasman Simanjuntak) didampingi Sekretaris Jemaat (Melki Hendriks) .

Pada Sabat sore (Sabtu, 9 Maret 2019)menghantarkan acara/ kebaktian "serah terima jabatan" pendeta di Jatinegara dari Pdt.MF.Sinurat kepada Pdt.R.Y.Hutauruk.

Acara yang berlangsung dengan baik dan penuh sukacita ini diisi dengan lagu buka (Ls.No.391) dan lagu tutup (Ls.No.224).Protokol Ketua Lasman Simanjuntak, doa buka Ketua Nelson Rondonuwu, dan doa tutup Melki Hendriks.Sambutan dari jemaat oleh Ketua Rachmat Perangin-Angin.

Khotbah singkat dari Pdt.MF.Sinurat (telah bertugas di GMAHK Jatinegara selama 2 tahun, 3 bulan, dan kini bertugas di tempat baru di GMAHK Garuda, Jakarta Pusat-red).

"Minta maaf ya kalau selama pelayanan di Jatinegara ada kesalahan yang saya lakukan, dan kurang berkenan.Untuk segala sesuatu memang ada masanya," ujar Pdt.MF.Sinurat seraya mengutip Pengkhotbah 3:1-8.

Sementara Pdt.R.Y.Hutauruk (dari Gembala Jemaat GMAHK Bukit Sion) berkata singkat," Sebagai pendeta baru di Jatinegara, saya tak bisa bekerja sendirian, terutama dalam pelayanan dan penggembalaan.Mari kita semua  saling bekerja sama untuk memajukan pekerjaan Tuhan di jemaat Jatinegara."

Setelah penandatangan serah terima jabatan dari Pdt.MF.Sinurat kepada Pdt.R.Y.Hutauruk, dan saksi oleh Ketua Rachmat Perangin-angin, Ketua Lasman Simanjuntak (mewakili.jemaat Jatinegara) menyerahkan cindera mata  'kenang-kenangan'  untuk  Pdt.MF.Sinurat dan keluarga.

Bahkan diberikan kesempatan juga kepada Ibu Flora Sinurat br.Lingga (isteri Pdt.MF.Sinurat) untuk memberikan kata sambutan berupa kesan dan pesan selama mendampingi suami dalam pelayanan di Jatinegara , dan diitutup dengan sambutan terakhir dari Ibu Pdt.Hutauruk.

Acara diakhiri dengan ramah tamah untuk makan sore bersama menikmati hidangan kue-kue yang lezat yang telah disediakan ibu-ibu Jatinegara..Tuhan memberkati.

Editor : Lasman Simanjuntak

Sabtu, 09 Maret 2019

Bantuan Benih Padi Pemerintah Tahan Hama, Petani : Lanjutkan!

Jakarta, BeritaRayaOnline,-Hujan mengguyur kawasan padi di Desa Betek, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan tidak menyurutkan langkah Moh. Ismail Wahab, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat bersilaturahim ke para petani yang telah menunggu kedatangannya. Didampingi Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Lisa Widyawati, petani tampak bersemangat menyambut kehadiran rombongan.

Pamekasan memiliki lahan padi seluas 64.920 hektare. Sebanyak 1.530 hektare di tahun ini telah mendapat alokasi bantuan benih padi dari pemerintah.

"Rinciannya sudah dibagi per musim, 530 hektare tanam bulan Maret - April dan terbesar tanam bulan Oktober. Kita genjot terus Luas Tambah Tanam (LTT-red) di sini," terang Ismail.

Program yang memberdayakan hampir 150 kelompok tani ini tentu berdampak langsung bagi masyarakat.
 "Total petani yang terlibat juga tidak main - main. Kita alokasikan benih padi terbaik yang tahan hama, tahan wereng dan terbukti tumbuh bagus di sini," lanjutnya.

Varietas inpari 30 milik salah satu BUMN kenamaan tengah menjadi kesukaan para petani Pamekasan, menggantikan varietas unggul sebelumnya yaitu ciherang.

Asmawi, Ketua Kelompok Tani Sumber Murni 2, tidak menampik keunggulan benih bantuan pemerintah ini. "Kami senang dapat bantuan benih unggul. Dulu kami tanam varietas ciherang, produksinya sekitar 88 kuintal per hektare. Kalau sekarang pakai benih inpari 30, produksi bisa 104 kuintal per hektare. Mantap kan?"

Ditambahkan, "Pemasukan petani tambah lancar, mudah ditanam, bantuan setiap musim tanam selalu ada. Mohon dilanjutkan."

Kunjungan kerja Ismail Wahab merangkap sebagai PJ Pamekasan pada program percepatan pertanian di Madura diakhiri dengan melihat bantuan alsintan di Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Pamekasan.

 "Alhamdulillah Pamekasan dialokasikan bantuan alat mesin pertanian cukup besar. Ada 10 unit power thresher, pompa air, jaringan irigasi dan traktor. Bahkan kita bakal dapat mini excavator dan dryer UV sebentar lagi," jelasnya, "Kita mau ajukan lagi pompa air karena kebutuhan di sini cukup besar,"katanya.

Senada dengan Lisa, Muhammad Tamri (40), Ketua Poktan Serba Usaha II, Kelurahan Jungcangcang, Kecamatan Pamekasan mendapat alokasi power thresher 1 unit.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah atas bantuan ini. Terus terang ini yang kami butuhkan, tapi karena harganya mahal kami ngga sanggup beli,"ucapnya.

Tamri hanya salah penerima alat perontok padi, masih ada beberapa kelompok tani yang telah menerima alat dan mesin yang mereka butuhkan. Tamri menekankan alat tersebut akan menjadi milik masyarakat.

"Ini bukan milik pribadi, jadi siapapun yang butuh alat ini bisa pinjam ke kami. Asal jelas penggunaan dan tanggung jawabnya. Intinya kami bangga dengan perhatian pemerintah kepada kami petani padi. Alhamdulillah," tutupnya.(**)

Editor : Lasman Simanjuntak

Program Kementan, Petani Raup Rejeki dari Bawang Merah, Cabai, Kentang dan Sayuran

Jakarta, BeritaRayaOnline,-Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan perhatian cukup besar untuk pengembangan budidaya komoditas hortikultura di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Di tahun 2019, alokasi anggaran untuk pengembangan kawasan sayuran dan buah-buahan sebesar Rp 5,3 miliar untuk dimanfaatkan secara tepat sasaran sehingga berdampak pada peningkatan produksi serta kesejahteraan petani.

Berkat program tersebut, menjadikan Kabupaten kerinci sebagai sentra produksi sayuran yang berkembang semakin maju. Terbukti, Haji Hermawis salah seorang petani bawang merah dari Kayu Aro Kerinci mengungkapkan penghasilkan yang fantastis dari budidaya bawang merah.

"Saya tanam bawang merah varietas Baki Adro. Ini varietas lokal, biaya produksi sekitar Rp 40 hingga 50 juta per hektar, hasilnya bisa mencapai 20 ton perhektar. Harga sekarang Rp 10 ribu per kg. Jadi ya bersyukur ini rejeki, sudah kelihatan untungnya," demikian diungkapkan Hermawis saat kunjungan kerja Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, Sabtu (9/3).

Nasib yang sama pun dialami Romi, petani cabai di Kayu Aro. Romi mengatakan dirinya menanam cabai menggunakan varietas lokal yakni jenis loker alias lombok kerinci. Biaya produksi Rp 60 sampai 70 juta per hektar.

"Tanamannya tinggi, hasil panen mencapai 32 sampai 40 ton per hektar. Harga jual kini Rp 10 ribu per kg. Artinya sangat untung," ujarnya.

Selanjutnya Afrizal, petani kentang varietas granola. Ia menuturkan bila menggunakan benih dari hasil panen sendiri sekitar Rp 40 juta per hektar. Akan tetapi, bila benihnya melalui pembelian, biayanya mencapai Rp 60 juta per hektar.

"Hasil produksi dari benih sendiri 15 ton per hektar. Kini harga kentang sedang turun dan bila harga normal minimal bisa Rp 7 ribu per kg," tutur dia.

Demikian juga diungkapkan Reno Efendi petani kentang dari Kecamatan Kayu Aro Barat. Reno mengungkapkan menanam kentang varietas granula, seluas enam hektar. Biaya produksi sekitar Rp 60 juta perhektar, hasil 17 sampai 20 ton per hektar dengan harga normal Rp 7 ribu per kg.

"Kami menggunakan pupuk dan pestisida sangat rendah karena tanahnya subur. Di sini air tersedia sepanjang waktu sehingga bisa tanam terus menerus," ungkapnya.

Masih di tempat yang sama, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci, Radium Halis mengatakan wilayah Kayu Aro merupakan sentra sayuran. Di antaranya kentang, cabai, bawang merah, kubis, kol dan lainnya.

"Potensi lahan di sini sangat luas dan subur. Kami dorong terus petani meningkatkan produksi, diberi pelatihan dan pendampingan," katanya.

"Produk sayuran Kerinci sudah merambah pasokan ke Sumbar, Jambi, Sumsel bahkan masuk ke Jakarta," pinta Radium.

Dirjen Hortikultura, Suwandi menjelaskan budidaya sayuran di wilayah Kayu Aro dikembangkan dengan pendekatan kawasan. Dengan demikian, hulu hingga hilir dikelola secara komprehensif.

"Ini kawasan sudah pada kelas mantap, aspek hulu dan on-farm sudah maju dan sudah saatnya untuk hilirisasi," jelasnya.

Lebih lanjut, Dirjen termuda lingkup Kementan ini menegaskan sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, petani sayuran Indonesia diharapkan naik kelas. Generasi muda terjun ke lapangan menjadi petani milenial.

"Caranya, petani harus efisienkan biaya produksi, bangun koperasi dan bermitra dengan pelaku usaha, supermarket, eksportir dan lainnya. Harapannya petani harus berpikir lebih maju," beber Suwandi

Namun demikian, Suwandi pun menjelaskan untuk mensiasati melimpahnya produksi, yakni harus diatasi bersama-sama, petani jangan berjalan sendiri sendiri. Pertama, efisienkan biaya produksi dengan menggunakan benih unggul dan pestisida maupun pupuk organik dan hayati dari buatan sendiri dari bahan yang ada di sekitar.

"Kedua, melakukan budidaya sayuran dengan sistem tumpang sari. Alhasil, petani tidak bergantung pada satu komoditas saja," sebutnya.

Ketiga, membentuk koperasi dan sejenisnya. Dengan koperasi, ibarat sapu lidi, petani bersama-sama akan menjadi kuat, sehingga petani setelah berkelompok menjadi naik kelas.

"Koperasi bisa melayani input sehingga benih unggul, pupuk, pestisida seragam diterima petani dan sekaligus sebagai sarana transfer teknologi sehingga sayuran dihasilkan berkualitas tinggi yang seragam," tutur Suwandi.

Dengan koperasi, sambung suwandi, petani pun mudah bermitra mendapatkan akses pembiayaan, kredit, asuransi dan pemasaran bersama pelaku pasar modern hingga eksportir. Petani juga mendapatkan akses hilirisasi dengan mudah.

"Bahkan ke depan agar dikembangkan pasar lelang sayuran dan pemasarannya secara online," terangnya.

"Menariknya lagi, petani tidak hanya jual dalam bentuk sayuran segar, tapi bentuk olahan, industri skala rumah tangga seperti yang sudah dibuat bawang goreng dan cabai bubuk olahan dari Kelompok Usaha Bersama di Kayu Aro ini," tandas Suwandi.(**)

Editor : Lasman Simanjuntak

Petani Bawang Merah Uji Coba Alat Sensor Digital

Jakarta, BeritaRayaOnline,-Menghadapi era revolusi industri 4.0, pemerintah memfasilitasi petani mengaplikasikan alat bantu digital dalam mendukung budidaya tanaman.

Kementerian Pertanian bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya mendigitalisasi pertanian dengan penggunaan sensor tanah dan cuaca serta aplikasi RITX. Aplikasi canggih ini mampu memantau lahan dan pertanaman bawang merah di Desa Purworejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Jawa Timur.

"Kami menyambut baik langkah cerdas dan kolaborasi yang baik lintas Kementerian, BUMN dan swasta ini dalam mewujudkan pertanian presisi melalui digitalisasi sektor pertanian. Model awal di lokasi percontohan korporasi bawang merah Malang ini sangat potensial direplikasi di daerah lain, misalnya di sentra cabai dan bawang putih," ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Moh Ismail Wahab saat dihubungi.

Ismail menyebut perangkat ini sebagai contoh pemanfaatan instrumen teknologi informasi yang praktis untuk analisis data iklim, tanah dan tanaman guna meningkatkan produktivitas lahan petani. Kalau misalnya di lahan yang dipasang sensor terjadi kekurangan dosis pemupukan atau mineral tertentu dibanding standardnya, sensor akan 'mengingatkan' agar segera dipenuhi.

Di hadapan ratusan petani di Ngantang Malang, Pelaksana Tugas Direktur Ekonomi Digital, Nizam Waham mengatakan alat pendukung pertanian presisi yang sedang diujicoba tersebut terbilang praktis dan bermanfaat untuk petani.

"Dengan perangkat digitalisasi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas, kualitas dan efisiensi biaya produksi," katanya.

Menurut Nizam, sebelum adanya aplikasi ini petani diidentifikasi mengalami kesulitan dalam memprediksi cuaca, sehingga sulit menentukan waktu penanaman, pengairan dan pemupukan yang tepat.

"Petani juga sulit menentukan kebutuhan pupuk yang tepat bagi tanaman. Berangkat dari kondisi tersebut, kami gandeng perusahaan swasta mengembangkan instrumen pertanian presisi yaitu berupa  sensor tanah dan cuaca serta aplikasi RITX", terangnya.

 "Uji coba alat ini rencana akan dilakukan satu musim tanam lagi. Pihak Kominfo berkomitmen memfasilitasi petani yang ingin memiliki alat tersebut. Caranya dengan mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Bank BNI," ucapnya.

Hasil uji coba selama satu musim tanam diperoleh hasil yang cukup menggembirakan. Menurut ketua Kelompok Tani Karya Bakti 1, Deni, aplikasi RITX alat ini sangat membantu petani terutama dalam menentukan kapan waktu pengairan dan pemupukan, jumlah dan jenis pupuk yang harus diberikan sehingga efisien dan meningkatkan produktivitas.

Selain itu petani juga lebih mudah dalam menentukan waktu tanam berkat informasi cuaca yang diperoleh dari alat tersebut.

 "Alhamdulillah sekali dengan dipasangnya alat sensor itu, dari pemasangan sensor ini kami bisa tahu kebutuhan pupuk yang harus diaplikasikan ke tanah. Jadi alat ini sangat dibutuhkan sekali, terutama saat harga pupuk yang tinggi dengan harga jual panen yang tidak menentu. Jadinya kita bisa menekan biaya produksi," ujar Deni senang.(**)

Editor : Lasman Simanjuntak

Senin, 04 Maret 2019

Lewat B Fest 2019: Festival Inspirasi Bekasi, Jasa Marga Paparkan Pencapaian Proyek Infrastruktur kepada Masyarakat, Gandeng Bank Mandiri Sebagai Salah Satu Mitra Pembangunan Infrastruktur

Bekasi, BeritaRayaOnline,- - Sinergi antara PT Jasa Marga Tbk. dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menghadirkan B Fest 2019: “Festival Inspirasi Bekasi” yang terselenggara di area Tribun Timur Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, Minggu (24/2). Ajang hiburan sekaligus edukasi ini digelar untuk memberikan informasi terkait pembangunan sejumlah proyek infrastruktur di sekitar Bekasi.

Saat ini, ada sejumlah proyek infrastruktur yang dibangun di sekitar Bekasi, seperti Light Rail Transit (LRT) , Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) dan Kereta Api Cepat Indonesia Cina (KCIC). Proyek-proyek tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai dengan Peraturan Presiden (Pepres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Manfaat pembangunan sejumlah proyek tersebut antara lain meningkatkan aksesibilitas, mobilitas, pengembangan wilayah, perekonomian setempat, dan mengurai kemacetan.

Pada acara yang bertepatan dengan kegiatan Car Free Day Kota Bekasi ini, Corporate Secretry Jasa Marga M. Agus Setiawan berkesempatan untuk menyapa masyarakat Kota Bekasi. Dalam sesi interaksi dengan masyarakat ini, dirinya menyampaikan pencapaian pembangunan infrastruktur dan program Jasa Marga yang sudah bisa dinikmati oleh khalayak masyarakat.

"Bapak-ibu sekalian yang ingin bepergian ke wilayah Timur Pulau Jawa, kini tidak perlu repot lagi karena sudah tersambung dengan jalan tol. Selain itu, dalam waktu dekat Jasa Marga juga akan bekerja sama dengan Kereta Commuter Indonesia untuk memberikan diskon khusus bagi pengguna commuter line, sehingga makin banyak masyarakat yang memanfatkan transportasi massal," ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono yang juga turut hadir mendampingi M. Agus Setiawan menginformasikan, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) saat ini progres pembangunan sudah mencapai 70%, dengan fokus pekerjaan yaitu pengangkatan steel box girder dan pengecoran lantai jembatan (slab).

"Kita sedang berusaha sekuat tenaga agar nanti Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) ini diharapkan selesai tepat waktu," ujarnya.

Sementara itu, Vice President Corporate Communications Bank Mandiri Maristella Tri Haryanti menyampaikan, sinergi dengan Jasa Marga dalam pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol, merupakan bukti komitmen perseroan sebagai agen pembangunan untuk terlibat aktif dalam mengakselerasi pengadaan infrastruktur dan mempercepat pembangunan ekonomi. Saat ini, Bank Mandiri menjadi salah satu mitra perbankan Jasa Marga untuk membiayai pembangunan sejumlah ruas tol utama, seperti Tol Trans Jawa, Trans Sumatera dan Trans Kalimantan, termasuk Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated)

“Kami menyadari sepenuhnya keberadaan jalan tol sangat diperlukan untuk mendorong penciptaan pusat-pusat ekonomi baru serta memangkas ekonomi biaya tinggi. Semoga kegiatan sosialisasi seperti B-Fest ini bisa membantu memperkuat kesadaran dan dukungan masyarakat luas kepada proyek-proyek tol yang masih berjalan agar dapat segera dituntaskan,” kata Lala, panggilan akrabnya.

Di samping Maristella, perwakilan Bank Mandiri lain yang hadir, antara lain Vice President CSR Department I Gede Arimbhawa Yasa, dan Vice President Institutional Relation Ary M. Manoppo.

Acara ini juga dimeriahkan oleh sejumlah berbagai kegiatan seru, yakni Zumba bersama, pemeriksaan kesehatan, festival kuliner hingga face painting.

Event ini akan kembali dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Maret ini. (*/Press Release Jasa Marga)

Editor : Lasman Simanjuntak