Minggu, 20 Januari 2019

Andil Pembangunan Pertanian pada Turunnya Angka Kemiskinan

Andil Pembangunan Pertanian pada Turunnya Angka Kemiskinan

Oleh : Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian RI

"Terimakasih sekali Bapak Menteri, Bapak Presiden, sudah dikasih bantuan. Terimakasih sekali. Nggak susah-susah amat sekarang. Bisa ngasih cucu ongkos sekolah. Nggak punya uang bisa jual telur. Terimakasih sekali."

Berkali-kali lisan Cicih melirihkan ungkapan dan rasa terimakasih atas bantuan 50 ekor ayam kampung petelur unggul yang diterimanya sekira 6 bulan lalu.

Situs Kantor Berita Nasional Antara (Rabu, 16/1/2019) memuat, program bantuan ayam kampung dalam bentuk Day Old Chick (DOC) dari Kementerian Pertanian (Kementan) di Tasikmalaya, Jawa Barat, telah meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Cicih, buruh tani di Desa Kiarajangkung, Kec. Sukahening satu di antaranya.

Ayam bantuan yang dipelihara Cicih, mulai  bertelur. Selain dimakan sendiri, telur-telur itupun menghasilkan rupiah karena bisa dijual.

"Yang kecil untuk makan cucu 3 orang sekolah SD. Yang besar kalau sudah banyak saya jual. Seminggu bisa dapat 30 telur, dijual ke Bumdes Rp 1.500 per butir,” ujar Cicih.

Sebelum memelihara ayam kampung petelur unggul bantuan Kementan, pendapatan Cicih dan suaminya sebagai buruh tani tak menentu. Bergantung ada tidaknya orang yang meminta bantuan. Saat tidak ada lahan yang digarap, maka tak ada pendapatan.

Beginilah gambaran bagaimana salah satu program unggulan Kementan "Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera" (BEKERJA) membantu perekonomian Rumah Tangga Miskin (RTM) di pedesaan. Sejak diluncurkan, program BEKERJA memang bertujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

Pada pelaksanaan tahun 2018 program BEKERJA menyasar 200.000 Rumah Tangga Petani Miskin (RTM) yang tersebar di 10 provinsi.

Waktu berlalu, tahun telah berganti. Adakah program ini menunjukkan hasil?

Data profil kemiskinan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Selasa (15/1/2019) lalu telah membantu menjawab pertanyaan di atas.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang, yang merupakan 9,66% dari total penduduk Indonesia. Di mana 60% di antaranya berada di pedesaan (15,54 juta jiwa), dan 40% berada di perkotaan (10,13 juta jiwa).

Ini berarti sejak September 2017, jumlah penduduk dengan kategori miskin sudah berkurang sebanyak 908,4 ribu jiwa.

*Penurunan Jumlah Penduduk Miskin Pedesaan Lebih Tinggi dari Perkotaan*

Sepanjang September 2017-September 2018, BPS mencatat penduduk miskin di pedesaan berkurang 770 ribu orang. Angka ini lebih tinggi dari penurunan jumlah penduduk miskin di perkotaan yang hanya berkurang 140 ribu orang.

Rata-rata upah buruh tani per hari pada September 2018 yang naik sebesar 2,07% dibanding Maret 2018, menjadi salah satu dari beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan selama periode Maret 2018-September 2018. Ditambah lagi secara riil upah butuh tani naik 1,6%.

Selain itu Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan salah satu indikator kesejahteraan petani juga naik 1,21% dari Maret 2018. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dan Nilai Tukar Petani (NTP) mencerminkan daya beli atau kesejahteraan petani terus membaik.

Selanjutnya, selama periode Maret 2018-September 2018 inflasi umum terbilang cukup rendah, yaitu berada sebesar 0,94%. Kemudian, secara nasional harga eceran beberapa komoditas pokok tercatat mengalami penurunan. Beras turun 3,28%, daging sapi turun 0,74%, minyak goreng turun 0,92%, dan gula pasir turun 1,48%.

Hal ini membuat daya beli riil masyarakat secara umum meningkat, karena kenaikan pendapatan nominal tidak banyak tergerus oleh inflasi (kenaikan harga-harga). Sementara angka inflasi yang rendah, menunjukkan keberhasilan Pemerintah menjaga kecukupan pasokan kebutuhan masyarakat, utamanya bahan pangan sebagai penyumbang inflasi dominan.

*Jurang Kemiskinan Terus Mengecil*

Bagaimana dengan data ratio gini ?
Selama pada periode September 2018, BPS mencatat rasio gini sebesar 0,384.

Jumlah tersebut menurun dari capaian Maret 2018 yang sebesar 0,007 dan lebih kecil dari September 2017 yang sebesar 0,391.

Berdasarkan daerah tempat tinggal, rasio gini di daerah perkotaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,391. Turun dibanding Maret 2018 yang sebesar 0,401 dan September 2017 yang sebesar 0,404.

Sedangkan di daerah pedesaan pada September 2018 tercatat sebesar 0,319. Turun dibanding Maret 2018 yang sebesar 0,324 dan September 2017 yang sebesar 0,320.

Apa arti dari angka-angka di atas?

Rasio gini adalah gambaran atas ketimpangan pengeluaran penduduk. Bila nilainya 0 (nol) sempurna, artinya setiap penduduk memiliki tingkat pengeluaran yang sama. Dan bila nilainya 1, maka berarti pengeluaran penduduk sangat timpang satu sama lain.

Dengan demikian turunnya nilai rasio gini dapat menjadi indikator jurang pemisah antara si kaya dan si miskin yang semakin mengecil.

Dengan kata lain, rilis data BPS mengenai profil kemiskinan di tanah air secara  sederhana dapat dibaca bahwa : jumlah penduduk miskin menurun dan kesejahteraan penduduk membaik. Pada saat yang sama juga terjadi penurunan ketimpangan pendapatan masyarakat baik di perkotaan dan perdesaan, yang ditandai oleh menurunnya indek gini rasio.

Kebanyakan jumlah penduduk miskin berada di pedesaan. Dan mayoritas profesi masyarakat pedesaan adalah petani dan peternak. Maka sejumlah program yang dirancang Kementerian Pertanian secara perlahan namun nyata dan pasti, telah memberi andil pada perbaikan pengentasan kemiskinan dan kondisi perekonomian Indonesia.

Program BEKERJA yang kisah manfaatnya membuka tulisan ini, barulah satu dari program-program itu. Pemerintah melalui Kementan menyinergikannya dengan program unggulan lain. Seperti upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi - jagung - kedelai (Pajale), hortikultura, serta program Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab).

Juga program pembenahan rantai pasok dan distribusi pangan, untuk membuat harga jual produk yang diterima petani terus membaik. Dengan juga memperhatikan kenyamanan konsumen membeli pangan pada tingkat harga yang terjangkau.

Kerja belum selesai, kemiskinan harus terus dientaskan. Dengan dilakukan bersama, seberat apapun tugas yang diamanatkan negara dalam menjalankan roda pemerintahan - dalam hal ini pembangunan pertanian, akan menjadi lebih mudah dituntaskan. Pemerintah butuh dukungan semua pemangku kepentingan.

Dan, ucapan terimakasih serta penghargaan tinggi selayaknyalah disampaikan pada para peternak-petani di negeri ini. Yang dengan tulus telah bekerja keras penuh ikhlas, memanfaatkan secara optimal tiap program yang diluncurkan Pemerintah hingga peluh mengucur deras.
Untuk mencapai sebuah cita-cita bersama. Menjadi bangsa dengan kemapanan, berkedaulatan pangan, sejahtera, terbebas dari jerat kemiskinan. (*)

Sabtu, 19 Januari 2019

Dukung Program SERASI, Ketua Komisi IV DPR RI Meninjau Langsung Bantuan ke Petani

Banyuasin,BeritaRayaOnline,-Ketua Komisi IV Edhy Prabowo melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu 16 Januari 2019. Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau langsung bantuan alat penggilingan beras yang diberikan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendukung program SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani).

Edhy dan rombongan melihat langsung proses penggilingan padi di wilayah kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin. “Kami ingin melihat dan mendengar langsung dari masyarakat, sejauh mana program SERASI ini bermanfaat bagi masyarakat Sumatera Selatan” ujar Edhy.

Sebagai informasi, total lahan rawa yang dioptimalisasikan dalam Program Serasi mencapai 274 ribu hektare terdiri dari lahan lebak dan pasang surut yang tersebar di delapan kabupaten/kota. Untuk Kabupaten Banyuasin sendiri memiliki lahan rawa pasang surut terluas hingga 130 ribu hectare.

Wakil Bupati Banyuasin, Slamet Somosentono menjelaskan bahwa Kabupaten Banyuasin masih membutuhkan beberapa bantuan alsintan. “Kami membutuhkan 12.000 unit traktor roda dua, 2.000 unit traktor roda empat, combine harvester dan alat untuk tanam padi sebanyak 2.000 unit” ujar Slamet.

Menanggapi hal tersebut, Edhy menyampaikan jika memang dibutuhkan, pemerintah akan membantu penambahan alsintan, namun untuk saat ini diharapkan dapat memaksimalkan bantuan yang sudah diterima. “Saya pikir gunakan saja dulu yang ada, karena 12.000 unit alsintan itu lebih dari jumlah bantuan satu Propinsi Sumsel yang hanya 7000 unit" ujar Edhy.

“Saya rasa yang dibutuhkan segera justru alat pengering gabah. Alat pengering gabah yang sekarang saya rasa kurang jika berbanding dengan jumlah produksi. Produksi gabah 50 ton tiap jamnya dan pengering hanya satu saya rasa kurang optimal” ujar Edhy.

Diakhir kunjungan Edhy menyampaikan, bahwa program SERASI sangat baik dan bermanfaat bagi petani.Ia meyakini program ini akan meningkatkan kesejahteraaan petani dan menjadikan Sumsel sebagai lumbung pangan nasional.

Pada kunjungan kerja tersebut, Ketua Komisi IV DPRI RI didampingi oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Pending Dadih Permana, Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan, Maman Suherman, serta Sekretaris Badan PPSDMP, Andriko Noto Susanto, serta Wakil Bupati Banyuasin, Slamet Somosentono.(**)

Editor : Lasman Simanjuntak

Kementan Terus lakukan Transformasi Pendidikan Pertanian Di era Milenial

Jakarta, BeritaRayaOnline,-Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa perubahan yang teramat besar di berbagai bidang kehidupan. Tidak terkecuali perkembangan di bidang pertanian. Masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat dua arah, kompetitif, multidisipliner, serta tingginya produktivitas. Untuk itu Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya lahirkan dan menyiapkan petani muda generasi milenial yang berdaya saing.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Momon Rusmono menyampaikan bahwa Kementan terus berupaya dalam mencetak generasi muda yang mandiri, professional dan berdaya saing tinggi, Hal tersebut sesuai dengan focus pemerintahan Jokowi-JK dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.

Sebagai bagian dari komitmen untuk lahirkan petani muda generasi milenial, Kementan telah mentransformasi Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STTP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) bertaraf internasional dengan kurikulum yang memadai sebagai lembaga vokasi. Mengingat penerapan teknologi informasi dan komunikasi khususnya dalam pengembangan pendidikan nasional saat ini menjadi sesuatu yang wajib. Sehingga era globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan konvensional (tatap muka) ke arah pendidikan yang lebih terbuka.

“Transformasi ini didesign untuk mencetak milenial tani professional yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memiliki sertifikasi internasional,” ujar Momon.

Namun dengan kian pesatnya perkembagan di era milenial saat ini, tantangan yang dihadapi generasi muda bisa dikatakan juga kian kompleks, akibat kemudahan akses informasi yang ditopang internet dan media sosial ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi bisa menumbuhkan iklim kreatif dan semakin luasnya pengetahuan, tapi di sisi lain, berpotensi menyebabkan dekadensi moral dan spiritual.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian - BPPSDMP, Kementan Idha Widi Arsanti mengungkapkan bahwa peran orangtua, guru, dan dosen sebagai pengawas dan pengarah, menjadi sangat penting agar generasi muda memiliki pondasi moral yang kuat di dalam diri. “Generasi muda harus bisa membedakan mana yang baik dan buruk yang bisa menjamin masa depan generasi muda Indonesia tetep cerah, “ ujar Idha

Lebih lanjut Idha menyebutkan bahwa saat ini dibutuhkan revitalisasi elemen-elemen pendidikan yang mampu menangkal dan menyaring pengaruh buruk yang berpotensi masuk ke dalam diri generasi muda. Salah satu elemen yang dibutuhkan generasi muda pertanian saat ini adalah Penguatan Pendidikan Karakter. Untuk itu pada tahun 2017 Kementan melalui BPPSDMP menyelenggarakan Pelatihan Bimbingan Teknis dan Bimbingan Asuh bagi Pengasuh Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dan Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan dan nantinya akan dilanjutkan pada tahun 2019.

Pendidikan karakter merupakan pendekatan langsung untuk pendidikan moral dengan memberi pelajaran kepada peserta didik tentang pengetahuan moral dasar untuk mencegah mereka melakukan perilaku tidak bermoral atau membahayakan bagi diri sendiri maupun orang lain dan juga membentuk karakter peserta didik menjadi SDM yang tangguh, handal dan professional.

“Dalam waktu singkat penandatanganan naskah kerjasama antara BPPSDMP dan Gubernur Akademi Militer (AKMIL) akan dilaksanakan secara konkrit melalui Pelatihan Bela Negara, Pola Asuh dan pendidikan karakter serta manajemen, “ jelas Idha saat melaksanakan kunjungan ke Akademi Militer di Magelang, Jawa -Tengah pada Kamis pekan lalu (10/1). (*)

(Biro Humas dan Informasi Publik
Kementerian Pertanian)

Editor : Lasman Simanjuntak

Minggu, 13 Januari 2019

Soal Berkata yang Baik untuk Umat Tuhan

*Catatan Kita - Perkataan *

Jika yang lalu kita sudah membahas mengenai bercanda, hari ini kita akan membahas perkataan yang mungkin kita juga sering lakukan, yaitu *menggosip.*

*_Apakah Anda tahu bahwa menggosip itu adalah pekerjaan Setan?_*

Sadar atau tidak sadar, kita sering melakukan pekerjaan setan. Salah satu yang dicatat oleh pena inspirasi mengenai pekerjaan setan adalah *“Kita tidak punya waktu sekarang untuk gosip, tidak ada waktu sekarang untuk melakukan pekerjaan setan. Biarkan semua orang berhati-hatilah dari menggoyahkan iman orang lain dengan menabur benih kedengkian, iri hati, dan perpecahan.”* {2SM 71.1}

Tak heran dikatakan, *“Jagalah lidahmu terhadap yang jahat…”* (Mazmur  34:14) dan *"Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat...”* (1 Petrus  3:10)

Janganlah menggosip! Mengapa? Karena _dengan menggosip, kita menabur kedengkian, iri hati, dan perpecahan._

*Jika kita mengaku bahwa kita adalah umat Tuhan maka sudah seharusnya kita bukan bergosip, tetapi mengerjakan pekerjaan-Nya, yaitu membicarakan tentang kasih dan pengorbanan-Nya yang begitu besar kepada kita, manusia yang berdosa ini.*

Selamat pagi dan Tuhan memberkati.

Kamis, 10 Januari 2019

Saling Mengampuni, Tak Ada Lagi Pertikaian

"Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.
Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu."
Efesus 4:31-32

"Orang lain tidak dapat merusak tabiat kita.
Boleh saja beredar gosip buruk tentang kita;tetapi jika kita mengikuti jalan yang lurus,berita itu akan hilang dengan sendirinya.

Marilah kita serahkan kepada Allah kesusahan reputasi kita.
Fitnah bisa dihilangkan dengan cara hidup kita, bukan dengan kemarahan dan kejengkelan, sehingga pada akhirnya orang lain tahu, bahwa laporan-laporan itu tidak benar alias palsu."(PKdK, hl 231).

Minggu, 06 Januari 2019

Para Ketua yang Membidangi Departemen Tahun 2019 :

Para Ketua yang Membidangi Departemen  Tahun 2019

I.Rachmat Perangin-angin (Ketua Satu) :

1.Bendahara
2.Diakon
3.Diakoness
4.Sekretaris
5.Roh Nubuat
6.NDR
7.Pembangunan

II.Nelson Rondonuwu

1.Pemuda Advent (PA)
2. Kelas Kemajuan (Pathfinder)
3. Dorkas
4. Musik
5. Kesehatan
6.Pendidikan/Sekolah
7. BWA

III.Lasman Simanjuntak

1.Sekolah Sabat (SS)
2. Pelayanan Anak-Anak (PAA)
3.Penginjilan Perorangan (PP)
4.Pelmas
5.Komunikasi
6. Rumah Tangga