Minggu, 17 September 2023

Ketua Umum Raja Naibaho Sitangkaraen se-Jabodetabek, Parulian Naibaho, S.H, M.H : Siap Rebut Satu Kursi di DPRD Provinsi Banten

Banten, myberitaraya.blogspot.com, Kampaye belum dimulai, tetapi hingar-bingar Pileg 2024 sudah mulai terasa di mana-mana. 

Hal tersebut terlihat dari maraknya digelar berbagai spanduk  caleg di sudut-sudut jalan, baik di kota maupun di desa,  bahkan sudah menyebar di seluruh Indonesia.

Hinga-bingar prakampaye  Pileg ini ternyata sampai juga ke KotaTangerang Selatan, tempat Caleg Parulian Naibaho, S.H., M.H. berdomisili.

Parulian Naibaho, S.H., M.H. pada Pileg tahun 2024 akan mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Tingkat 1  Provinsi Banten dari Dapil 9 Kota Tangerang Selatan.

 Meliputi tujuh kecamatan yakni Kec. Pamulang, Ciputat, Ciputat Timur, Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, dan  Kecamatan Setu. 

Wilayah tersebut terdiri dari 54 desa dengan jumlah pemilih  kurang lebih 1 juta orang.

Dalam paparannya, Parulian Naibaho, S.H., M.H- dengan latar belakang pendidikan hukum dan pengalaman selama 30 tahun- sebagai pimpinan di perusahaan bisnis  otomotive terbesar di Indonesia.

Akan lebih mudah mengaplikasikan program-program pemerintah, terutama yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat umum.

_Tangsel sehat, Banten cerdas, dan rakyat sejahtera_, menjadi misi dari caleg ramah dan mudah seyum ini.

Untuk mewujudkan  Tangsel sehat, ia sangat memahami bagaimana menjadikan masyarakat di Tangsel.

" Terutama untuk membebaskan _stunting_ dari  warga Tangsel.Sebab
Menurut data tahun 2022,  _stunting_ di Tangsel berada pada angka 19 % hampir menyentuh ambang batas WHO yakni 20 %," katanya saat ditemui di Kota Tangerang Selatan, Senin (18/9/2023).

Untuk melaksanakan tugas pemberantasan _stunting_, Parulian Naibaho, S.H.,M.H. akan dibantu seorang  mentornya dokter Riris Tarihoran, M.Kes.  (istrinya-red) yang berpropesi sebagai dokter senior di lingkungan Depkes Tangerang Banten.

"Saat ini, yang penting bagi saya adalah bagaimana mengambil simpati dari masyarakyat pemilih dan tetap turun ke masyarakat," ujarnya.

Sebagai Ketua umum Raja Naibaho Sitangkaraen se-Jjabodetabek , Wakil Ketua Umum Raja Naibaho se-Jabodetabek, Ketua Bidang luar negeri Raja Naibaho se- Indonesia/sedunia.

Ia juga menjabat   Ketua yayasan Raja Naibaho se-Jabodetabek serta Ketua Punguan Siraja Oloan Serpong dsk.

 Menjadi hal  biasa baginya  untuk bertemu dengan senumlah  kalangan masyarakat dari berbagai lapisan. 

Bahkan pengalaman organisasi politik sebagai Ketua Dewan Pengurus Cabang
(DPC) Komite Nasional Pemuda Demokrat (KNPD) Kota  Tangerang Selatan menjadikannya semakin memahami seluk beluk perpolitikan di Indonesia. 

Untuk mewujudkan keinginan masyarakat mendapatkan satu kursi di DPRD Provinsi Banten bukanlah hal yang mudah, jalan  terjal dan berbatu, dibutuhkan kerja keras dan usaha  maksimal. Politik uang ,serangan fajar bukanlah strategi pemenangan karena itu hanya akan menggali kuburan ketika kita sudah memenangkan pertarungan. Namun,  turun ke masyarakat dengan cara door to door, membangun  sel sebanyak banyaknya  menjadi strategi yang jitu untuk meraih suara," ucapnya.

Mudah mudahan  dengan strategi yang sangat sederhana ini Parulian Naibaho, S.H.,M.H. mampu mengambil hati dan suara masyarakat pemilik suara.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membuka jalan dan mewujudkan satu kursi di DPRD Provinsi Banten menjadi milik masyarakat Tangsel melalui Parulian Naibaho, S.H.,.M.H.Amin.
(**/BRO-2)

Editor : Jhonnie Castro 

SK.DIALOG Ultah ke-25 Tahun, Santuni Ratusan Yatim Piatu dan Dhuafa

Jakarta, myberitaraya.blogspot.com,-  Memasuki Usia ke- 25 tahun Suratkabar (SK) DIALOG dan website hariandialog.co.id  ke-11 tahun tetap hadir menemani  para pembaca setianya.

Meskipun berbagai tantangan berhasil dilalui. Terus menyajikan pemberitan berkualitas dan mengusung konsep jurnalisme ilmu.Sehingga sampai hari ini Suratkabar DIALOG  tetap menjadi kiblat media di nusantara.

Kemajuan teknologi, hingga perubahan perilaku pembaca, menjadi tantangan tersendiri media mainstream.

Pada perayaan Hari Ulangtahun (HUT) yang ke -25 tahun (Jakarta 17 September 1998- Jakarta 17 September 2023) Suratkabar DIALOG dan website  hariandialog.co.id ke- 11 tahun kali ini  bertema “Melaju Untuk Maju”.

Rangkaian acara HUT SK.DIALOG digelar mulai di depan kantor redaksi DIALOG di kawasan Jakarta Selatan dengan  potong nasi tumpeng bersama anak yatim-piatu, pada Minggu pagi. (17/09/2023).

Juga dibarengi dengan kegiatan sosial dengan membagikan paket sembako kepada keluarga kurang mampu dan pemberian santunan kepada anak yatim piatu.

Acara ini berlangsung di aula Masjid Nurul Taqwa, jalan Lontar, RT 04 RW 10 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Depok.

Acara tersebut turut dihadiri oleh Bhabinkamtibmas Polsek Beji Polres Metro Depok Bripda Suparto, Ketua RT 04, Ketua RW 10, DKM Masjid Nurul Taqwa, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat.

Beserta staf Kantor Redaksi DIALOG termasuk James Tobing, Pemimpin Redaksi Sk.DIALOG.

Juga terlihat sejumlah  wartawan di lapangan suasana gembira para anak-anak yatim piatu dan dhuafa saat menerima bantuan beras, alat tulis, dan lainnya.

(**/Press Rilis /Bro -2)

Editor : Jhonny Castro 

Kamis, 07 September 2023

Dibandingkan Negara ASEAN : Pemerintah Dinilai Kurang Peduli Kepada Karya Besar Penulis Sastra

Jakarta,myberitaraya.blogspot.com,-Sejumlah sastrawan, penyair, dan budayawan menegaskan bahwa sampai hari ini negara (pemerintah-red)  dinilai kurang peduli terhadap karya besar para penulis sastra bila dibandingkan dengan negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand dan Vietnam.

Demikian hasil rangkuman wawancara wartawan myberitaraya.blogspot.com , Pulo Lasman Simanjuntak,  dengan Prof.Dr.Wahyu Wibowo, Marlin Dinamikanto, Fanny Jonathans Poyk, dan Tatan Daniel di Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Sebelumnya keempat penyair dan sastrawan ini telah ditemui penulis pada acara peluncuran buku antologi puisi tunggal ke-6 berjudul IGA, RINDU TANAH PLASENTA karya Penyair Syarifuddin Arifin di kolong jembatan layang (flyover) Jln.Arief Rahman Hakim, Depok Baru, Jawa Barat, Minggu (3/9/2023).

"Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus yakni kegiatan apresiasi sastra harus lebih ditingkatkan lagi terutama di sekolah-sekolah yang pernah ada, tetapi hilang.Betul, penyair di Indonesia bisa menjadi profesi asalkan ada dukungan dari pemerintah.Kan.sudah ada dana abadi kebudayaan dari pemerintah,  manfaatkan dana abadi itu ," ujar Prof.Dr.Wahyu Wibowo.

Sementara Penyair Perempuan Indonesia yang juga dikenal sebagai Cerpenis Fanny Jonathans Poyk di negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand perhatian pemerintahnya terhadap penulis  sangat tinggi.

" Di sana seorang penulis dan sastrawan  punya kelas paling tinggi.Aku sering ikut mereka.Itu mereka dibiayai  oleh pemerintahnya.Apapun yang mereka minta langsung dihargai dan dipenuhi," ujarnya.

Fanny Jonathans Poyk-penulis yang energik dan produktif ini- minta pemerintah terjun ke lapangan, dan lihat langsung  aktivitas dan kegiatan berbagai  komunitas sastra penyair dan sastrawan atau  group-group kesenian lainnya seperti teater dan sebagainya baik di Kota Jakarta dan sekitarnya maupun sejumlah daerah.

"Itu kan ada dana abadi kebudayaan.Cari mereka yang potensial berkarya, lalu biayai karya dan kehidupan mereka sehari-hari.Lihat saja nasib kehidupan Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calsoum Bachri dalam usia 83 tahun tiap bulan masih harus memikirkan bayar listrik, telepon, air,dan sebagainya," katanya.

Kecuali mungkin kalau penulis itu pensiunan ASN, dapat uang pensiun, berkarya bebas dan tak pusing lagi bicara soal tunjangan dana sehari-hari.

"Saya ini ,misalnya,  cuma bisa bergerak pada kata-kata, bergerak di dunia kata-kata, dan mencari peluang rezeki daru kata-kata, bahkan sampai jatuh sakit," ceritanya.

Menurutnya, sampai saat ini para penyair dari kelas bawah tanah atau akar rumput (grass roots) masih berjuang sendiri.

"Misalnya, menulis karya sendiri seperti puisi, lalu menerbitkan jadi sebuah buku antologi dengan biaya sendiri.Bahkan menjual sendiri buku antologi tersebut, dan yang beli interen kita sendiri, diantara kita-kita saja," kilahnya.

Begitu pula, lanjutnya, bila ada event-event sastra di luar negeri, terakhir ke Perancis.

"Ya, orangnya itu-itu saja, terutama orang-orang tertentu yang sudah punya link ke pemerintah dan swasta.Penulis yang dapat berangkat ke.luar negeri dipilih dari anggota mereka sendiri berdasarkan selera bukan secara acak.Seperti yang kemarin berangkat ke Perancis dari dia ke dia lagi," tegasnya.

Tatan Daniel pada acara diskusi sastra terbuka peluncuran buku antologi puisi tunggal ke-6 karya Penyair Syarifuddin Arifin berjudul IGA, RINDU TANAH PLASENTA di kolong jembatan layang (flyover) Depok Baru, Minggu siang (3/9/2023)  juga senada dengan pendapat Fanny Jonathans Poyk.

"Penyair menulis puisi karya sendiri,.lalu mencetak buku dengan biaya sendiri, dan menjajakan buku seorang diri juga.Dimanakah negara ? Bandingkan dengan negara Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam,atau Thailand, dan seterusnya.Saya ini tidak menyinggung isu buku, tetapi pada fisik buku.Tentu berkaitan dengan kita semua, dimana kita masih bikin puisi sendiri, cetak sendiri, dan menjual buku sendiri," katanya seraya mempertanyakan setelah cetak buku antologi puisi apa yang kita terima.

"Jangan-jangan buku antologi puisi tunggal IGA RINDU TANAH PLASENTA karya Syarifuddin Arifin ini bisa hanya tersimpan di rak-rak buku Mas Arief Joko Wicaksono yang dikenal tekun dan cermat dengan penuh kasih sayang menyimpan buku dan karya sastra seperti HB.Jassin.Ataukah seperti seorang Adri Darmadji Woko yang beberapa waktu lalu pu blish persoalan musibah kematian kecil karena buku-buku sastra yang disimpannya dimakan rayap dan dihantam bencana banjir," katanya.

"Ini persoalan kita bersama.Buku antologi puisi itu seharusnya bisa dicetak oleh negara.Saya kira hal-hal seperti ini pantas juga dilihat oleh para petinggi di kementerian.Saya ingat saat duduk di bangku SMP buku-buku koleksi Balai Pustaka dan Balai Pustaka juga menyebar sampai ke sekolah saya yang jaraknya kurang lebih 150 kilometer dari Kota Medan.Buku-buku sastra ini bisa dibeli negara, dan royalti dibayar kepada penyair," ujarnya.

Ditambahkan oleh Tatan Daniel seharusnya negara bisa memberikan penghormatan atau pemuliaan, semisal, kepada seorang Arief Joko Wicaksono atau seorang Adri Darmadji Woko yang secara sukarela  menyisihkan uang dan ruang untuk koleksi buku-buku tersebut.

Marlin Dinamikanto pada kesempatan wawancara dengan penulis menegaskan bahwa sastra itu tak bisa hanya diserahkan kepada komunitas per komunitas kalau mau berkembang.

" Sastra memang harus dikelola negara.Sekarang kita desak negara.Juga harus ada gerakan-gerakan di komunitas sastra itu sendiri," pesannya.

Marlin Dinamikanto mengatakan lagi paradigma menteri kita kalau enggak ikuti kapitalisme yang berkembang akan banyak mengalami kesusahan.

"Produk-produk pendidikan tak akan terserap ke pasaran kerja.Kita sebenarnya sudah mewakafkan diri sebagai bangsa skrup yakni skrup-skrup kapitalisme.Kita cuma bagian dari bagian kapitalisme, tetapi bukan yang punya ide.Yang punya ide iti adalah kebebasan berfikir, termasuk menulus bagian atau wujud dari kebebasan berfikir.Ini merupakan ekspresi yang paling gampang dilacak jejaknya, ya, menulis itu.

Menjawab pertanyaan wartawan myberitaraya.blogspot.com Pulo Lasman Simanjuntak  mengapa pemerintah sekarang lebih fokus memperhatikan karya seni musik ketimbang sastra ?

"Industri musik itu kan hubungannya dengan intertaiment, sementara sastra untuk 'menduitkan' atau mengkapitalisir enggak bisa untuk unsur komersial yang sesaat," pungkasnya. (**)

Editor  : Jhonnie Castro 

Rabu, 06 September 2023

Lelang Lukisan Spontan Di Tengah Peluncuran Buku Antologi Puisi Tunggal Iga Rindu Tanah Plasenta

Teks foto : Remmy Novaris DM, Ketua Dapur Sastra Jakarta (DSJ) dan Penerbit Teras Budaya didampingi Badri AQT dari Koloni Seniman Ngopi Semeja sebagai pemenang untuk.penawaran tertinggi dibayar Rp 500 ribu dari lelang.lukisan spontan karya Nafisah Az Zahra (8 tahun) , pelajar dari SDIT Uswatun Hasanah, Cilodong, Depok sebelum acara peluncuran buku antologi puisi tunggal ke-6 IGA RINDU TANAH PLASENTA Syarifuddin Arifin di kolong.jembatan.layang Depok Baru, Minggu siang, 3 September 2023. (Foto : Lasman Simanjuntak)


Depok- myberitaraya.blogspot.com,
Sebetulnya acara lelang lukisan sebelum  dimulainya acara peluncuran buku antologi puisi tunggal ke-6 IGA,RINDU TANAH PLASENTA karya Penyair Syarifuddin Arifin di kolong jembatan layang (flyover) Depok Baru, Minggu (3/9/2023) hanya spontan saja.

Demikian dijelaskan oleh Badri AQT dari Komunitas Sastra Koloni Seniman Ngopi Semeja-Depok atas pertanyaan myberitaraya.blogspot.com di Depok, Jawa Barat, Rabu (6/9/2023).

 Dikatakannya lagi , tawaran lelang tertinggi Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)  dibayar oleh Remmy Novaris DM, Ketua Dapur Sastra Jakarta (DSJ) dan  Penerbit Teras Budaya.

"Penyerahan hadiah yang berlangsung Minggu kemarin (3/9/2023) adalah penyerahan hadiah yang tertunda dari para juara harapan I, II, III. Sementara hadiah utama I, II, dan III sudah diserahkan ketika  Kompetisi Lomba Lukis Kemerdekaan berakhir," ucap Badri AQT yang juga dikenal sebagai penyair ini.

Dimana dewan juri mengumumkan para pemenang usai menilai dari para peserta yang diikuti lebih dari 30 peserta yang mendaftar. 

Semua hasil lukisan peserta lomba terkumpul di panitia yakni  Koloni Seniman Ngopi Semeja (KSENGSEM) berkolaborasi dengan Komunitas Kampung Kita Depok, (K3D). 

Nafisah Az Zahra (8 tahun), pelajar dari SDIT Uswatun Hasanah, Cilodong Depok, adalah pemenang Harapan III.

Kenapa  hanya Nafisah Az Zahra datang membawa lukisannya, tanya myberitaraya.blogspot.com.

Kronologisnya begini, lanjut Badri AQT, ketika acara lomba berlangsung, dan panitia mengumpulkan semua hasil peserta, Nafisah belum bisa menyelesaikan hasil lukisannya .

"Dan tidak ingin lukisannya diambil panitia untuk dikumpulkan.  Suasana agak dramatis, lantas orang tuanya membujuk agar lukisan itu bisa dilepaskan untuk diserahkan ke panitia. Si anak pun mengangguk, dengan permintaan setelah acara agar lukisannya dikembalikan dan akan di selesaikan di rumah," ceritanya.

Ternyata berdasarkan hasil rapat juri, Nafisah Az Zahra ternilai sebagai juara Harapan III, tidak men-dis-kwalfikasi sebagai peseta walau lukisannya belum selesai.

Dengan catatan ada unsur lain bahwa anak tersebut punya bakat melukis, dan dewan juri tidak ingin mematikan hasrat bakatnya.

" Maka ketika pengumuman pemenang, lukisan anak tersebut diserahkan kembali, kecuali para peserta yang lain tetap ada tersimpan di panitia.
Sebetulnya Kriteria pemenang hanya ada untuk juara I, III, dan III. Dewan juri menambahkan untuk hadiah juara harapan I, II, dan III. Lantaran itu, hadiah hiburan menyusul pada moment acara peluncuran buku antologi puisi tersebut.

Adapun para pemenang Kompetisi Lomba Lukis “KEMERDEKAAN” tingkat Sekolah Dasar (SD) Depok sebagai berikut:
Juara I : NATA AZZILA, SDN Sukamaju 2
Juara II : QAFISHA ABIDAH RUSMANA, SDIT Bina Insani Kamil
Juara III : METEORA  ANAMOLLY, SDN Utan Jaya
Juara Harapan I : PUSPA INDAH,
Juara Harapan II : NAZNINE ZADA GHANIA, MI Taufik Rahman
Juara Harapan III : NAFISHA AZ ZAHRA, SD Utan Jaya.(**)

Editor  : Lasman Simanjuntak

Minggu, 03 September 2023

Galeri Foto : Peluncuran Buku Antologi Puisi Iga, Rindu Tanah Plasenta Syarifuddin Arifin di Kolong Flyover Depok Baru

Depok, Myberitaraya.blogspot.com. Puisi yang ditulis oleh Syarifuddin Arifin dalam buku antologi puisi tunggal ke-6 berjudul "Iga, Rindu Tanah Plasenta" sebagai puisi-puisi  romantik atau romantisme.

" Penyair belajar sejarah, romantik 'kan sejarah, enggak dicari-cari atau terserok kemana-mana," ujar Prof.Dr.Wahyu Wibowo kepada wartawan myberitaraya.blogspot.com usai mengikuti perbincangan diskusi sastra dan peluncuran buku antologi puisi ke-6 karya Penyair Syarifuddin Arifin berjudul " Iga, Rindu Tanah Plasenta" di kolong jembatan layang (flyover) Jln.Arief Rahman Hakim, Depok Baru,Jawa Barat, Minggu sore (3/9/2023).

Dikatakannya lagi, dalam kesusasteraan Indonesia kita mengenal penyair romantik Angkatan Pujangga Lama seperti Amir Hamzah, Sanusi Pane, atau Sutan Takdir Alisjahbana.

" Kembali saja ke sejarah.Buku antologi puisi karya Syarifuddin Arifin ini meskipun tema bervariasi, tetapi lebih banyak kepada romantik.Dalam seni lukis romantik itu dikenal juga karya pelukis Raden Saleh atau Affandi.Teruskan gaya anda ini," pesan Prof.Dr.Wahyu Wibowo yang hadir sebagai pembanding dalam peluncuran buku antologi puisi tersebut.

Sementara Arief Joko Wicaksono sebagai pemantik- atas pertanyaan Sam Mukhtar Chaniago-  buku antologi 70 puisi ini sebetulnya temanya arah kemana, apa hanya satu tema.

" Keberagaman tema.Sebab sebuah buku antologi puisi tunggal tidak dibatasi dengan tema-tema tertentu terutama kiprah penyair dalam bersastra.Buku puisi antologi tunggal bertema apa saja, tak perlu dibatasi, enggak ada batas," tegasnya.

Menurut Arief Joko Wicaksono, dalam buku kumpulan puisi "Iga, Rindu Tanah Plasenta" karya Syarifuddin Arifin ini kreatifitas selalu mencari.

"Merambah ke wilayah-wilayah baru, majas dan diksi harus mencari hal-hal segar dari pendahulunya," katanya lagi seraya memberikan sedikit rekam jejak Syarufuddin Arifin pada sekitar tahun 1980 aktif sebagai anggota "Bengkel Sastra Ibukota" bersama Prof.Dr.Wahyu Wibowo dan juga dikenal sebagai penyair tingkat ASEAN.

Sebelum tanya jawab dengan peserta-sebagian adalah para penyair yang sudah dikenal-  moderator Jimmy S Johansyah mengatakan pembanding Prof.Dr.Wahyu Wibowo dalam hal ini mencoba  untuk 'spesifikasi' bahwa buku antologi puisi tunggal karya Syarifuddin Arifin  sebagai abad romantisme.

Dalam buku ini secara garis besar menurut Mas Wahyu Wibowo , Syarifuddin Arifin menulis puisi romantik dengan beberapa faktor pengaitnya.Apa itu persoalan emosi, imaji, atau intuisi.Juga sempat disinggung penyair-penyair angkatan lama.seperti Amir Hamzah, Sanusi Pane, dan Sutan Takdir Alisjahbana.

" Saya sendiri tidak tahu apa tanda yang ingin disampaikan oleh Mas Wahyu Wibowo khususnya kepada kita semua tentang pandangan tersebut.
Saya coba lemparkan ke para peserta forum diskusi ini.Terserah apa ada yang ingin menampik, menambahkan ataupun akan setuju kepada pendapat pemantik dan pembanding ini," ucap Jimmy S.Johansyah.

Syarifuddin Arifin penulis buku antologi puisi " Iga, Rindu Tanah Plasenta" dalam wawancara dengan myberitaraya.blogspot.com. di kolong flyover, Minggu malam (3/9/2023) mengatakan sangat mengapresiasi acara sastra sederhana di sebuah kolong jembatan layang (flyover) Jln.Arief Rahman Hakim, Depok Baru, Jawa Barat.

" Bagus, saya apresiasi acara di kolong flyover ini.Sangat apresiatif, karena seniman atau anak-anak muda satu bulan sekali bisa tampilkan pentas seni, apalagi hari ini ada diskusi yang menghadirkan seorang profesor ahli sastra," ucap Uda Syarifuddin Arifin atau Uda If.

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemko Depok bida cepat tanggap melihat kegiatan kesenian ini.Maksud saya harus mendapat perhatian khusus dari Pemko Depok karena nantinya tempat ini bisa jadi salah satu pusat sentral kesenian di Indonesia, apalagi kawan-kawan seniman dan penyair dari Taman Ismail Marzuki akan datang ke sini," kata mantan wartawan Harian Umum ANALISA (Medan) dan Harian Umum PELITA (Jakarta) yang baru sembuh dari sakit ini.

"Penampilan baca puisi teman-teman penyair sangat beragam.Ada yang baca puisi dengan vokal keras, tinggi, atau melankolis sesuai dengan tuntutan.Secara kualitas baca puisi sangat baik," tambahnya.

Puluhan Penyair Baca Puisi

Peluncuran buku antologi puisi "Iga, Rindu Plasenta" karya Syarifuddin Arifin di kolong jembatan layang (flyover) Depok Baru- sebagai "base camp" Komunitas Sastra Koloni Seniman Ngopi Semeja ini- juga disemarakkan dengan baca puisi sejumlah seniman dan penyair seperti Remmy Novaris DM, Sihar Ramses Simatupang, Fanny Jonathans P, Boyke Sulaiman, Widodo Arumdono, Logo Situmorang, Tatan Daniel, Pulo Lasman Simanjuntak, Octavianus Masheka, Heryus Saputro, Muhammad Ibrahim Ilyas, Guntoro Sulung, Nanang R Supriyatin, 
Dyah Kencono Puspito Dewi, Sam Mukhtar Chaniago, Wahyu Toveng, Marlin Dinamikanto, Uki Bayu Sejati, Herman Syahara, dan masih banyak lagi.

Acara diskusi sastra dan peluncuran buku antologi puisi ini merupakan hasil kerjasama 'bareng'  antara Komunitas Sastra Koloni Seniman Ngopi Semeja dengan Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISi).

" Saya sukacita bisa hadir acara sastra koloni ke-12 ini.Bersastra ria, suprise untuk kegiatan budaya yang sangat dahsyat ini.Kita bantu dan support  gerakan sastra sederhana ini.Bagi saya Abang Syarifuddin Arifin bukan orang baru.Sejak usia remaja di Kota Padang atau persisnya di Taman Budaya Padang saya sdh kenal.Acara peluncuran buku antologi puisi ini kupersembahkan kepadamu Abang Syarifuddin," ucap Moktavianus Masheka, Ketua TISI dengan suara lirih.

Sedangkan Jimmy S
Johansyah dari Koloni Seniman Ngopi Semeja mengemukakan kami punya motto sederhana bahwa gerakan sederhana ini untuk.mencapai esensi, tidak untuk mencapai sensasional.

"Acara digelar apa adanya, pakai gerobak dan alat pengeras suara yang juga sederhana di tengah hiruk pikuk arus lalu lintas dan tempat anak-anak bermain.Ini forum kecil ngobrol dan ngopi semeja dua kali sebulan
Syarifuddin Arifin datang dengan buku antologi puisinya dan kita inisiasi untuk diluncurkan di kolong jembatan layang ini," pungkasnya. (BRO-1)

Editor : Lasman Simanjuntak


 

.