Selasa, 23 Juni 2020

Perbaikan Plafon Kamar Rumah dan Ngecat Akhirnya Selesai Juga

Pamulang,BeritaRayaOnline,-Pada akhirnya perbaikan plafon rumah (kamar Eykel) di Pamulang, Selasa sore (23/6/2020) selesai juga.Bahkan mengecat kamar juga selesai.

Termasuk merapikan lagi dengan paku tripleks untuk plafon ruang tamu.

Sekalian anak kami, Eykel naik ke atas "wuwungan" rumah untuk mengecek apakah di atas plafon masih ada sisa batu dan puing bangunan.

Akhirnya di atas plafon ditemukan "sisa-sisa" potongan kayu (berpaku) dan balok yang hampir 30 tahun ditinggalkan oleh tukang bangunan yang membangun rumah ini sekitar tahun 1990-an.

Bersyukur pada Tuhan, kalau beberapa hari lalu samping rumah mau "rubuh", kini.giliran di atas plafon sudah dibersihkan dari puing bangunan.(*/Bro-1)
Editor : Lasman Simanjuntak

Akhirnya, Bisa Service AC di Rumah di Pamulang

Pamulang, BeritaRayaOnline,-Akhirnya, jadi juga 'servise'  AC di rumah di Pamulang pada Selasa pagi (22/6/2020).

Setelah AC "dibersihkan" diketahui bahwa isi freon berkurang.Atas saran montir AC, isi freon harganya sebesar Rp 300 ribu, biaya servise SC Rp 70 ribu, dan uang tips untuk dua montir sebesar Rp 30 ribu, total pembayaran Rp 400 ribu.

Selama pelaksanaan servise AC di rumah, saya tetap pakai masker dan jaga jarak dengan montir AC.

"AC sekarang terbuat dari alumunium, bukan tembaga Pak.Sehingga umur AC hanya 5 tahun, apalagi kalau pipa sudah bocor, tak bisa lagi diservise.AC tak bisa lagi dipakai.Kalau AC jarang dipakai, bisa awet kok,' jelas salah salah satu montir.(*/Bro-1)
Editor : Lasman Simanjuntak

Senin, 22 Juni 2020

Abdul (65 Tahun) Relakan Tanahnya Untuk Bakar Sampah Tebangan Pohon atau Puing eks Bangunan

Pamulang, BeritaRayaOnline,-Bertemu dengan Pak Abdul (65 tahun) secara tak sengaja ketika wartawan BeritaRayaOnline sedang
berolahraga sepeda.

'Lokasi ini sebenarnya untuk pribadi atau keluarga saja yang ingin membuang puing eks bangunan (Rp 25 ribu) dan bekas tebangan pohon (Rp50 ribu).Itu semua saya bakar saja," jelasnya kepada BeritaRayaOnline di lokasi tanah miliknya (harganya sudah Rp 3 juta per M2) di kawasan Bambu Apus, Kota Tangerang Selatan, Senin pagi (22/6/2020).

"Jadi, bukan tempat pembuangan sampah sementara lho," bantahnya seraya menambahkan ia sendiri punya rencana mau.menjual tanah ini.

Memang, berdasarkan pengamatan BeritaRayaOnline di sekitar kawasan Bambu Apus saat ini tengah banyak.pembangunan perumahan maupun kluster baru serta perumahan dengan disain minimalis.(*/Bro-1)
Editor : Lasman Simanjuntak

Sabtu, 20 Juni 2020

Rapat Pertama Panitia KKRnet Wilayah VII, Sabtu, 20 Juni 2020

Pamulang,BeritaRayaOnline,-Rapat pertama seluruh panitia KKRnet wilayah VII (22 Juli-25 Juli 2020) berlangsung pada Sabtu malam, 20 Juni 2020 dengan aplikasi zoom.

Jumat, 12 Juni 2020

Olahraga Lagi Masih Dalam Suasana Pandemi.Covid-19

Pamulang, BeritaRayaOnline,- Kali ini melakukan olahraga pagihari lagi, setelah "absent" hampir satu bulan lebih pada Rabu pagi (10/6/2020).

Pengecetan Rumah dengan Warna Biru Laut

Pamulang, BeritaRayaOnline,- Masih dalam suasana pandemi Covid-19 dan bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) mengambil.kesempatan untuk melakukan perbaikan dan perawatan rumah kami di lawasan Pamulang.

Pada Rabu (11/6/2020) dilakukan perbaikan samping rumah dan teras rumah yang hampir "rubuh" karena kaso sudah lapuk.Maklum, dihuni sejak tahun 90-an oleh tukang Mas Wawan dan kawannya.

Kemudian sampai Kamis (1/6/2020) Eykel melakukan pengecetan dinding rumah.(Bro-1)
Editor : Lasman Simanjuntak

Jumat, 05 Juni 2020

Budidaya Bawang Merah Ramah Lingkungan, Dukung Produksi Aman Konsumsi

Jakarta,BeritaRayaOnline,-Bawang merah dikenal sebagai sayuran umbi penyedap masakan. Salah satu kendala dalam pembudidayaan adalah tingginya penggunaan bahan kimia pupuk dan pestisida. Penggunaan bahan kimia tidak rasional berdampak negatif terhadap keamanan pangan dan kelestarian lingkungan.

 Kondisi ini sebetulnya dapat diatasi dengan penggunaan bahan pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) ramah lingkungan seperti agens pengendali hayati, pestisida nabati, likat kuning, feromon dan penanaman refugia. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian SYL guna menghasilkan produk sehat dan ramah lingkungan.

Penggunaan bahan kimiawi sebenarnya karena kekhawatiran gagal panen atau hasil panen berkurang. Banyak petani menggunakan pestisida kimia dari waktu ke waktu (secara terjadwal) tanpa melalui pengamatan keadaan serangan OPT. Padahal, penerapan budidaya ramah lingkungan dapat menekan biaya produksi.

"Petani tidak harus membeli pestisida dan pupuk kimia yang mahal harganya. Produk bawang merah yang dihasilkan juga lebih sehat, lebih lama daya simpannya dan aman konsumsi. Selain itu kelestarian alam juga terjaga dan yang terpenting petani menjadi lebih sehat dan sejahtera,” ujar Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/6).

Cukup banyak kelompok tani yang menerapkan budi daya ramah lingkungan. Salah satunya adalah KT Lestari Mulyo di Dusun Nawungan I Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 

“Kami sudah menerapkan budi daya bawang merah ramah lingkungan sejak 2010 atau kurang lebih sudah 10 tahun berjalan. Ketika baru dirintis pada awal tahun 2010 luas lahan bawang merah ramli hanya sekitar 50 hektar. Lalu sepuluh tahun kemudian lahan kami mencapai 120 hektar," ujar Ketua KT Lestari Mulyo, Djuari.

Petugas POPT dari Lab. PHP Bantul, Rais Sulistyo menambahkan, “Sekitar 70 persen lahan bawang merah di Kecamatan Imogiri sudah dibudidayakan secara ramah lingkungan dan sekitar 120 hektar ada di Dusun Nawungan Desa Selopamioro Kecamatan Imogori Kabupaten Bantul”. 

Djuari juga menyebutkan, pemupukan menggunakan pupuk kandang dengan dosis 40 ton per hektar, POC dan sedikit pupuk anorganik.

"Tetap tidak menggunakan pestisida kimiawi sama sekali karena tanaman bawang merahnya jarang sekali mengalami serangan hama dan penyakit, sehingga produksi bawang merahnya mempunyai keunggulan pada rasa, aroma, dan masa simpannya lebih lama," terangnya.

Selain tidak mengeluarkan biaya banyak untuk pembelian pestisida kimiawi, produktivitasnya dapat mencapai sekitar 18-20 kg per hektar.

“Bermodalkan Rp  60-90 juta per hektar, sekitar 40 persen digunakan untuk membeli benih bawang merah varietas Bima dari Brebes. Saya bisa mendapat keuntungan sekitar Rp 300 juta per hektar dengan harga jual bawang merah sekitar Rp 20 ribu per kg dari petani," kata Djuari bangga.

Oleh karena itu, Kementerian Pertanian melalui BPTPH terus mendorong petani untuk melakukan pengendalian OPT secara ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan agens pengendali hayati dan pestisida nabati yang sudah banyak dihasilkan oleh Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP), dan di tingkat petani seperti Klinik PHT dan Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH). 

"Saya merekomendasikan kepada seluruh petani untuk mengaplikasikan agens pengendali hayati seperti Trichoderma, PGPR, pestisida nabati, likat kuning, feromon, dan penanaman refugia dalam pengendalian OPTnya, serta selalu melakukan monitoring pada pertanaman bawang merah. Dengan demikian serangan OPT dapat dikendalikan dan tidak sampai mengganggu produksi dan mutu produk bawang merah," jelas direktur yang akrab dipanggil Yanti ini.

Dirinya berharap petugas Pengendali OPT (POPT) di lapangan dapat mengawal petani dalam pengendalian OPT secara ramli. Petugas POPT harus membekali petani  bagaimana cara pengolahan tanah dengan menggunakan kompos yang sudah matang (terfermentasi sempurna) dengan penambahan trichokompos, pembuatan agens pengendali hayati cara aplikasiny. Termasuk di dalamnya, pemanfaatan tanaman refugia seperti wijen, marigold, kenikir dan bunga matahari. Refugia ini nantinya ditanam di pinggir areal pertanaman bawang merah. Selain memperindah pemandangan, refugia menjadi tempat berlindung dan hidup bagi musuh alami OPT.

"Langkah ini jelas menunjukkan bahwa budidaya ramah lingkungan terasa manfaatnya. Selain itu juga serangan OPT dan penggunaan pestisida kimia benar-benar dapat diturunkan," tutup Yanti penuh optimisme.(*/Bro-2)

Rilis Kementan, 5 Juni 2020
No. 617/R-KEMENTAN/06/2020
Editor : Lasman Simanjuntak

Kamis, 04 Juni 2020

Kacang Panjang Mulai Tumbuh di Lahan Samping Rumah di Pamulang

Pamulang, BeritaRayaOnline,-Puji Tuhan...bibit kacang panjang yang disebar seminggu.lalu, pada Jumat (5/6/2020) mulai tumbuh subur di lahan pekarangan samping rumah.(Bro-1)
Editor : Jhonnie Castro

Perawatan Rumah di Pamulang Dalam Suasana Pandemi Covid-19

Pamulang, BeritaRayaOnline,-Dalam menyambut new normal dan dalam kondisi Pandemi Covid-19, saya dan anak.kami Eykel tetap melakukan perawatan rumah di Pamulang seperti cat tembok pagar rumah (cat putih dan hitam) yang berakhir pada Kamis sore (3 Juni 2020).

Juga cat pintu besi di samping rumah.
Bahkan Eykel sendiri yang memasangpenutup fiber pagar rumah.Cukup melelahkan juga.

Sebelumnya juga perbaikan genting bocor (ruang tamu) dan genting bocor di teras rumah.Tinggal besok (Jumat, 4 Juni 2020) untuk perbaikan genting bocor di ruang makan. (Bro-3)
Editor : Lasman Simanjuntak