Minggu, 30 Juni 2019

Renungan : Hari Ini Kita Senantiasa Berbuah Roh Dalam Hidup dan Praktik


Syalom…saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…
Hari ini saya terberkati dengan pelajaran sekolah sabat (SS, Minggu 12/2/2017) berjudul “Syarat Agar Berbuah” dengan ayat inti Yohanes 15: 1-11.

Dalam pelajaran ini hal-hal penting yang tercatat adalah :
1) Rahasia pertama agar orang Kristen sejati menghasilkan buah adalah tinggal di dalam Kristus.Sebab terpisah dari Kristus kita tidak dapat menghasilkan buah kerohanian yang asli.
Itu artinya : A.Tinggal di dalam Kristus setiap hari baik melalui doa, pelayanan, membaca Alkitab/Injil, dan menjadi pelaku Firman seperti tertulis dalam Yakobus 1:22.
Lalu membagikan Firman itu kepada orang lain yang belum mengenal Yesus Kristus dan kebenaran-Nya dalam misi penginjilan (Matius 28 : 16-20, 1 Tes 1: 2, 2 Tes 2: 14, 2 Timotius 2:9-10, Roma 15:19, 1 Korintus 9:23, 1 Korintus 9: 18, Galatia 1: 11-12, Filili 1:14, dan Kolose 1:6).
 
2) Buah roh (Galatia 5 :22-23) tidak dapat “dipaksakan” kepada kita dari luar, tetapi itu adalah hasil dari KEHIDUPAN KRISTUS DI DALAM KITA.Dalam Yohanes 15:1-11 Yesus mengatakan kepada kita bahwa menghasilkan buah adalah hasil dari KEHIDUPAN KRISTUS, pokok anggur itu, mengalir melalui cabang-cabang umat percaya. 
 
3) Pembentukan buah adalah pekerjaan Allah melalui Yesus Kristus.
Itu artinya : B. Praktik berbuah roh bukan berasal dari diri kita sebagai manusia berdosa, tetapi itu adalah pekerjaan Allah melalui Yesus Kristus.Oleh karena berbuah roh adalah hasil pekerjaan Allah, maka kita harus bertobat, dan hidup kudus, bertumbuh dalam Kristus Yesus.

4) Ketika Kristus tinggal di dalam pikiran kita, Dia akan terlihat dalam tindakan-tindakan kita .Yesus menghidupkan kehidupan-Nya di dalam kita.Kehidupan yang dihidupkan Kristus akan dihasilkan di dalam kita, dengan maksud agar kita memantulkan tabiat-Nya.

Itu artinya : C.Pikiran kita setiap hari adalah ‘Pikiran Kristus’ selalu setiap saat memikirkan hal-hal surgawi, bukan duniawi. Dalam bahasa Alkitab yaitu hidup dengan pimpinan Roh, dan bukan hidup menurut keinginan daging (baca Galatia 5 : 16-26)

“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa napsu dan keinginannya.Jikalah kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh” (Galatia 5 :24-25).

5)Buah roh adalah tabiat Kristus, dihasilkan oleh Roh Kudus di dalam pengikut-pengikutnya.Ketika Kristus tinggal di dalam kita kita akan “hidup” oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging (Galatia 5:16).

Itu artinya : D. Buah roh adalah tabiat Kristus (
kasih sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,kebaikan kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri seperti tertulis dalam Galatia 5:22-23).
\
Berbuah Roh juga tertulis dalam Matius 13:23 , Lukas 8:15, dan Markus 4:20.
6) Buah Roh menjadi bukti dalam kehidupan kita .Tabiat kita akan DIUBAHKAN untuk MEMANTULKAN tabiat Kristus melalui apa yang kita katakan dan pikirkan.Roh Kudus akan memberikan kita kekuatan untuk hidup penuh KEMENANGAN dan untuk mengembangkan semua kebajikan yang menjadi tabiat dari mereka yang disebut ANAK-ANAK ALLAH.
Itu artinya : E. Kita akan diubahkan dengan hidup kepenuhan Roh Kudus.Diubahkan dalam sikap, tingkah laku, tutur kata, perbuatan kita sehari-hari dalam kasih kesetiaan dan kesucian dengan menjadi teladan Kristus ( 1 Timotius 4: 12).

Memantulkan tabiat Kristus untuk menjadi Terang Kristus dan menjadi anak-anak Allah seperti tertulis dalam Matius 5:16 : ” Demikian hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” .
Bahkan kamu menjadi terang dunia (Matius 5:14), menjadi anak-anak terang (Yohanes 12:26), dan Yesus adalah terang itu sendiri (Yohanes 12: 46).

Dengan demikian sebagai kesimpulannya -menurut pendapat saya- syarat agar berbuah dengan sebuah kehidupan beragama dan sebuah kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus adalah tetap setia dan tetap melakukan penurutan kepada perintah Allah disertai pula dengan takut akan Allah seperti tertulis dalam Imamat 25 :17,36,43, Imamat 18:4, Imamat 18:26, Keluaran 20:20, Keluaran 19:5-6, Imamat 19:37, Imamat 20:6,22, Imamat 25:17, Imamat 25:18,19, Yeremia 17:7-8, Imamat 23:3-5, dan Kisah Rasul 11:23.

Namun, dari sekian banyak tokoh Alkitab yang hidupnya penuh dengan Roh Kudus, serta dalam praktik kehidupan sehari-harinya senantiasa berbuah roh yaitu Nabi Yusuf seperti tertulis dalam Kitab Kejadian 39 : 1-23.
Amin…Tuhan Yesus memberkati..
Pamulang, Minggu, 12/2/2017

 



Puisi : Tuhan, Ajarkan Aku Untuk Bertobat dan Berbuah Dalam Iman

Puisi : Tuhan, Ajarkan Aku Untuk Bertobat dan Berbuah Dalam Iman

Karya : Pulo Lasman Simanjuntak

Aku ingin berbalik kepada Tuhan setelah 10 tahun (kini 20 tahun)
 tubuhku ditenggelamkan
dalam baptisan kudus
tetapi tanpa iman.

Telah ‘kucuri’ berkali-kali perhatian dunia yang dihuni bayi-bayi iblis
ketimbang panggilan untuk pelayanan pekerjaan Tuhan
di rumah ibadah tiap tahun silam.

Aku Ingin berbalik kepada Tuhan
setelah kudengar Raja Daud berfirman;
 dalam Kitab Mazmur Pasal 29
maka ‘Suara Tuhan’ kembali kudengar lewat Hamba Tuhan
yang diurapi di puncak-puncak gunung dengan pepohonan.

Dan engkaupun sahabat dalam iman berkata garang:
“Suara Tuhan penuh kekuatan
Suara Tuhan mematahkan pohon aras
Suara Tuhan membuat padang gurun gemetar
Suara Tuhan membuat beranak rusa betina yang tengah mengandung.”

Aku terperangah……
sujud menyembah Tuhan yang kudus
sambil meminta pengampunan dosa-dosa
yang berulangkali kutorehkan dalam rumah Tuhan.

O, seperti pertobatan Rasul Petrus
menangis saat ayam berkokok tiga kali.Dan aku juga menangis.

Ajarkan aku untuk bertobat, ya, Tuhan
ajarkan aku untuk berbuah dalam iman, ya, Tuhan

tak ada lagi amarah dan dendam
membeku seperti sengatan matahari pagi
di padang gurun dipenuhi ular-ular berbisa.

Cairkan, Tuhan, hatiku yang mengeras ini
dengan iman yang kubangun bersama Roh Tuhan.

Tak ada lagi dusta dalam doa dan pengharapan
panggil aku,ya, Tuhan…..panggil aku, ya, Tuhan...
untuk melayaniMu
setia memelihara hukum-hukum Allah
dan kesaksian tentang Yesus Kristus.

Terpujilah Engkau Tuhan mulai sekarang sampai selama-lamanya.


Bekasi, 2009- Pamulang,  Juni 2019



Berbuah Dalam Iman Kristen

Apakah arti BERBUAH DALAM IMAN KRISTEN

Inilah pertanyaan yang terfokus kepada Yesus Kristus.Karena tentang KEBENARAN FIRMAN TUHAN, saya-dengan doa dan roh rendah hati-akan sukacita untuk menjawabnya.

Kata “Buah” disebutkan beberapa kali oleh Tuhan Yesus Kristus…”Dari BUAH-nyalah kamu akan mengenal mereka..”(Matius 13 :16a).

Bahkan tentang “Perumpamaan Seorang Penabur” (Matius 13 : 1-23 dan Markus 4 :1-20 dan Lukas 8:4-15).

Tuhan Yesus menekankan perlunya BENIH (Firman Tuhan) jatuh di tanah yang baik dan BERBUAH, ada yang tiga puluh kali lipat, enam puluh kali lipat, dan seratus kali lipat (Matius 13:8,23 dan Markus 4 : 8, 20 dan Lukas 8:8,15)

Masih tentang BUAH, Rasul Yohanes menyatakan lagi dalamYohanes 15:2.
Lalu, Rasul Paulus mengatakan orang yang sudah dibaptis, bertobat, bertumbuh dalam IMAN kepada Yesus Kristus akan terus berbuah yakni BUAH-BUAH ROH KUDUS (kasih,sukacita,damai sejahtera,kesabaran,kemurahan,kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri-Galatia 5:22-23).

Sedangkan BUAH BUAH PERTOBATAN antara lain bersabar (Kolose 3:12-13, Kolose 1:11 dan 1 Timotius 6:11) serta jangan marah (Mazmur 37:7-8).

Buah-buah penurutan juga dinyatakan dalam perbuatan-perbuatan baik terlihat dalam tabiat yang menyerupai tabiat dan kehidupan Kristus (Mazmur 40:9, Yohanes 5:30 dan 1 Yohanes 2:6).

Sedangkan IMAN (apa itu iman dapat dibaca dalam Ibrani 11:1) atau “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibrani 11:6).

Roma 10:17 ” Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus”.

Jadi kesimpulannya yaitu : setelah kita BERTOBAT (Kisah Rasul 2:38) dalam baptisan kudus menerima Yesus Kristus dan kebenaran-Nya) maka IMAN kita BERTUMBUH dan BERBUAH hanya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Kristus akan HIDUP dalam diri kita (Galatia 2:20), dan tabiat-Nya akan BERBUAH di dalam tabiat kita, sehingga tabiat kita akan sempurna seperti tabiat Kristus dan telah siap menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali.

Pamulang, Rabu 1/8/2018,pukul 12.15 WIB
Lasman Simanjuntak/Ketua Jemaat GMAHK Jatinegara

Tuhan Yesus memberkati.

Kamis, 27 Juni 2019

35 Puisi (1980-2016) Karya Pulo Lasman Simanjuntak

35 Puisi  (1980-2016)

Karya : Pulo Lasman Simanjuntak

Bersetubuh Dengan Tikus

Kami harus bersetubuh dengan tikus ini
di atas ranjang terowongan dapur
berselimutkan tanah merah
birahiku melepuh
sungguh sudah berminggu-minggu
kukunyah habis spermamu jadi berita utama
di layar televisi, surat kabar, dan media digital
sehingga puisi yang malam ini kutulis
terbuang (percuma)
ditelan dengkur tidurmu

Pamulang, Senin, 18 April 2016, pukul 22.20 WIB

Tanah Lot

Telah kutempuh namamu
lewat cuaca dan mata
hingga suara laut pun
turut mengisi dongeng swastika
alangkah lembut
dunia yang lega.

Katakanlah….
seperti indera kita
menyingkap sejarah iba
kutukan macam apa lagi
membuat bintang-bintang berguguran
di serambi pura
sedang keheningan anak-anak pantai
telah menyatu dengan mesra
menyebar jejakmu kecil
di masa lampau.
Kini tinggal kita yang bertekad
waktu kau hapal keterasinganku
cemas berlumur darah
sebagai layaknya matahari siang
surut di dada
kita pagutkan rindu ini
sebelumnya akhirnya
ia akan membatu.

Denpasar, 1980

Di Kota Bangli (40 kilometer) Suatu Sore

-sajak duka bagi Made Anom-
Jangan kau paksa aku
untuk bertanya
mengapa terjadi cuaca !
Dalam suasana pasrah seperti ini
terminal yang esa
biarkan mengetuk-ngetuk pintu
bagi setiap penjelajah
menanti tergelincuhnya senja
memohon seribu dugaanmu.

Denpasar, 1980

Sungai Musi Suatu Malam Berkabut

Sungai Musi suatu malam
tanpa mata
berkabut putih- seperti lelehan lepra.
Sungai Musi kubawa tidur lelap dalam sajakku
yang selalu berucap ;
selamat datang penderitaan
selamat datang kesengsaraan…

Palembang, 2016

Tubuhku Bersatu Dengan Suara Ombak Laut Selat Sunda

Kami datang
membawa sebungkus dendam
menyusuri pasir dan injakan karang tegar
sunyiku tak mendaki matahari pagi .
Sejak dalam perjalanan tadi
sahabatku bercerita rakyatku menyedot minyak bumi
dua puluh tahun kemudian kita akan krisis pangan
di negeri khatulistiwa (dua sahabat karib tetap menyodorkan wajahnya untuk dilukis di muka wajah laut).
Di atas meja bundar
gelas demi gelas dihidangkan hiruk pikuk suara ombak laut Selat Sunda
dingin.mengerikan.
kami harus hidup dengan roh rendah hati.

Pamulang, 2016

RUMAH DOA (Bag.Pertama)

Di atas bantalan batu-batu dan pasir biru
jadilah sebuah rumah rapuh
ke sana kubangun mimpi-mimpi luruh
alangkah keruh nyanyian penyair pilu
keluh kesah masa laluku.

RUMAH DOA (Bagian Kedua)
Di atas batu dan pasir biru
kubangun mimpi-mimpi kudus.
Enam abad butuh waktu
untuk menjenguk Tuhan
di muka pintu.
Kemana gerangan doa-doa itu
melayang siang dan malam.

DOA PAGI
Seribu hantu menyerbu diriku
saat bertelut
menghadap mezbah Tuhan
dengan kata-kata menghujat berlumur dosa memerah
yang makin melumpuhkan tubuhku
untuk berucap doa-doa sambut matahari pagi.

UPAH DOSA
Airmata mengalir ke sebuah situ
berlabuh dalam rahang otak
musim kemarau
sudah dua abad maut mau meledak
lewat sekilas berita.
O, aku jadi teringat
uang tiga puluh keping perak
untuk si pengkhianat yang menjual kepalsuan
bagi Tuhan.

SAJAK JUMAT SORE
Saat sembahyang menutup matahari terbenam
kubayangkan tubuhku tergantung di tiang bukit tengkorak
sementara di luar jendela hujan deras
makin membuat hatiku gelisah
untuk pulang menuju ke pembaringan malam.

Bekasi, 2015

BANDARA INTERNASIONAL CHANGI
1
Lihatlah toko-toko siang ini sudah berdandan
mau tunggu apa lagi mahluk dungu.
Jasad makin usang sepanjang landasan.Permadani batu
tak beri salam tuli
kumpulan kaki yang payah.
2
Percakapan riuh kulipat rapi dalam kopor
menyedot sepi kian berlemak
sampai dari jarak begitu dekat
supir airbus menggosok-gosok jantung.
Pesawat belum menembus lapisan kaca
oi, ada bau lonte.Kuku-kuku birahi
Di sini tanpa beban
sebuah benua dirobek-robek.

Singapura, Desember 1996

DARI SINI
Ketika tiba kudaku dicambuk bulu-bulu
beranda stasiun yang lugu
makin mengeras bumimu berlapis-lapis.
Pacu! Ayo! Pacukan kudaku sarat racun tumbuhan
menuju gurun perang
sampai terkencing mata uang logam.
Logikaku terus berlari…..,berlari
mendaki matahari di kaki mall yang terbakar
faktur-faktur gemerlap.
Perjalanan kilas balik sudah basi
giliran lewat siapa harus berkemas
dari atas tenda pencuri kembang-kembang gula
ataukah menggilas rakus
roda-roda aspal.
Tercatat biodata dengan air tinta merah
aku melirik
tangannya adalah ratusan mercon
siap meledak
dalam saku celana.

Johor Baharu, Malaysia, Desember 1996

KHOTBAH
Di sebuah Kaabah Tuhan
yang dibangun zaman batu
firman kebenaran dihembuskan
pada musim kering
akupun jadi terinspirasi.

Bekasi, 1997

SAJAK PERJALANAN EPISODE PERTAMA
Badai mengamuk
dari mulut sungai tak tercatat dalam kitab.
Wajahmu membatu batasi bibir laut
aku sendiri bahasa bisu,suara protes
seperti angin berlalu.
Membujuk ke kancah perang
tak bermimpi permukiman-permukiman kumuh
serangga liar yang lapar
dan orang-orang sudah ditidurkan
di sebuah negeri gaib.
Pada zaman abad terbalik
masihkah penyair berpolitik,tanya Mr.Asart.
Sesal dibanting di trotoar jalan
perkawinan retak
terbentur dinding kapal.

Singapura, Desember 1996

SUNGAI BATANGHARI DALAM PUISI
Mendayuh sampan ke muara
matahari tercemar
sepanjang sejarah pantai timur sumatera
nelayan telah kehilangan pelabuhan.
Dalam kenangan digelar jembatan terpanjang
tempat menjerat mimpi-mimpi teduh
di dasar sungai dari hulu hingga ke laut
ikan-ikan tak pandai berenang.
Situs-situs
tercecer.Menunggu janji sakti.

Jambi, 1980

TRAUMATIK
Stasiun radio kuusung dari belakang punggung
unjuk gigi hewan-hewan melata
matahari mengepulkan asap hitam
bencana berantai
tidurku meninju bulan yang berdarah.
Membuntingi pohon tunggal
perawan bertekuk lutut
perut ditikam belati
kehilangan air mani
kabar celaka
membuatku makin menarik minat
membenturkan geger otak ke dalam kulkas.
Kebaktian sudah genap
bapak menggali kuburan riuh
saudaraku menjala pertempuran
badai gurun
jasad beradat penuh
terbaring angkuh
di atas papan catur.
Berkembangbiaklah bumi yang labil
turut berenang di dalam lautan tak bertepi
ataukah menelan bunga-bunga karang
tanyaku waktu itu
mengapa dewan-dewa rajin mabuk
menjaga pintu kematian
sekian waktu dikhianati
jadi suatu dongeng
huruf-huruf lumpuh di lembaran koran
aku kecurian tanah-tanah pijak
sepuluh tahun kubangun jadi tugu hijau dihatimu
mencair.untuk penyair atau penginjil.

Bekasi, Juli 1997

PERTEMUAN II
Siapa mau bersajak.tiang-tiang beton salah dihapalkan
penyanyi beriman, itu pikiran pertama
menyergap percakapan di pintu rumah
satu abad kemudian
sepotong ginjal tak bernilai jual
potret semua perkawinan retak
setia bersetubuh dengan birahi angin.

Bekasi, 1997
.
PERTEMUAN IV
Mari kita membangun kapal besar di atas gunung batu
suatu pertemuan ribuan jam terbang
sibuk mencuri buah jarum
dari dalam perut laut
kemarin disodorkan
daging adat
sekarang kesetiaan darah anggur
harus dipikul rata.

Hujan, Hatiku Gelisah Ingin Turun ke Sawah
Sejak kemarin sudah kulakoni
rumah tangga yang hancur
menyebar firman-Mu melalui media digital
menjadi teladan bersolek di kaca di gereja.
Lalu berbicara dengan suara lantang;
anak-anak di Damaskus Suriah yang kelaparan
anggaran negara defisit Rp 290 triliun
hingga PHK massal bertabrakan dengan kendaraan di jalan.
Pagihari ini
semua jadi berubah total
kulihat air rawa
di tubuhnya ada sawah.
Perahu berlayar
dengan pose seperti seekor macan
menyesal dan harus berdiam
seperti keterasingan diri.
Pamulang, Februari 2016

HARI-HARI BURUK

Hari-hari buruk ialah hari-hari takkala secara membabibuta ekor lusifer melibas mulutnya yang liar sehingga jantungku kian kusut meledakkan suatu amarah jadi berkesinambungan di belakang rumah Tuhan
.O, sungguh puisi ini mau bercerita ketiga kali umat Tuhan disakiti seperti bongkahan batu mau menimpa kepalaku tak sanggup lagi berbicara tentang nasehat Firman Tuhan.
Hari-hari buruk ialah hari-hari takkala seorang rahib berkhotbah dua atau tiga puisi berbalut darah hitam.Menyerang kembali wajahku jadi rusak.Jari-jari tanganku jadi tegang kembali.
O, mengapa rumah Tuhan berubah jadi rumah jagal hewan amat menakutkan.Otakku dikuasai roh setan, malaikat-malaikat Tuhan melembutkan hatiku, pecah lagi mengeluarkan nanah yang membusuk.
Pamulang, 2015

Taman Getsemani

Usai upacara komuni
menuju seberang tembok Kota Yerusalem
garang dan liar
ke sana kubawa rerumputan hijau
bunga-bunga surga.
Tanah malam jadi basah
airmata mencekam
bulan meleleh
ke pelupuk mata para rasul.
Angan-angan kudus Sungai Kidron
membentur pada doa-doa syafaat
keterasingan diri
jadi sebuah penderitaan yang dalam.
Ditariknya tangan Petrus, Yakobus, dan Yohanes
menuju tangga batu
langit yang baru ; membiru !
Angin jahat telah meniup dosa
meninabobokan dua belas tubuh letih
di atas batu nisan
direbahkan diri ke tanah.
“Ya, Abba, ya Bapa……
ambilah cawan dosa ini daripadaku,” seru Yesus
membuka jendela langit
terbuka bintang-bintang berkejaran
peluh-Nya menjadi titik-titik darah
mencair ke tanah.
Ini doa krisis terakhir untuk murid-murid
ini doa krisis terakhir untuk kita semua.
Cawan Kristus begitu berat
bukan kesakitan
dicambuk dan disalibkan
bukan penderitaan
mental dihina dan ditolak
ini adalah penderitaan rohani
memikul dosa dunia.
Nasib dunia ditentukan
nasib manusia diitimbang.

Bekasi, Juni 2015

Perjamuan Kudus

Hari raya roti tak beragi sudah tiba
domba paskah siap disembelih
di sebuah ruang atas
besar, tegang, dan berbatu-batu.
Matahari tertidur pulas
cuaca amat pekat
namun, hati manusia
dibakar api yang berdarah-darah.
Mata rohaniku melihat
mata rohaniku tertuju
mata rohaniku terbawa
terbuka lebar-lebar
salib….salib…..
di bukit Kalvari.
Yesus Kristus bersiap untuk membasuh
kaki-kaki bergetar
kaki-kaki gelisah
kaki-kaki lumpuh : tak bergerak !
sangat kotor oleh lumpur khianat
dari rawa-rawa dosa.
“basuh…..basuh… kakiku, kepalaku, mukaku, tanganku, rambutku,
dan telingaku,” seru para rasul dengan suara gempita.
Mereka harus rendah hati
mereka harus saling kasih mengasihi
kita semua yang ada di sini
hari ini diajarkan: kasih Tuhan Yesus Kristus !
Setelah itu kudengar
ada ucap dan berkat
ini roti tubuh Kristus
ini anggur darah Kristus
darah perjanjian
darah yang menderita
darah yang tiba-tiba mengingatkan akal dan budiku
melayang-layang menuju bukit Golgota.
aku terjatuh. bangkit. lalu bersujud
satu permintaan;
pengampunan dosa.
(tiba-tiba aku teringat kembali ada suara menjerit
Eli…..Eli….. Lama…Sabatani…
Tuhanku…Tuhanku ….mengapa Engkau meninggalkan aku).
Yesus tahu
saat-Nya sudah tiba
dari dunia kembali ke surga.
Setan tak dapat mengalahkan maut
kita semua dibangkitkan
dalam kemenangan abadi.

Jakarta-Bekasi, 2015/2016

Sajakku Berdamai Dengan Tikus

Ketegangan ini dimulai dari sini ;
kematian dini
semalam suntuk bercakap-cakap
tanpa bunyi petasan
dua puluh lima abad
birahiku meledak
tawa dan ibadah
kusalin untuk terakhir kali
dalam sebuah pesta
berakhir dengan pernikahan yang kudus.

Pamulang, Februari 2016

Sajakku Bersukacita Dalam Nyanyian Lagu Sion

Sungguh, Petra….
kusimak doamu yang mengerikan
dengan kornea mata lumpuh
kau sebut satu per satu kerinduan
masa kanak-kanak hingga pensiun dini
tak alpa sebut nama Tuhan
cerita bagaimana Injil dipeluk erat-erat.
Mulai tembok yang sempit, lingkungan kumuh
bau minuman keras, percabulan
sampai kau miliki sebuah rumah hijau
yang tak pernah kau lihat lagi
di sana telah tumbuh pohon yang telah mati haid.
Kutatap mimbar kudus rabu sembahyang
” Lihatlah, hidup makin sulit, teknologi digital
telah bersatu dengan
utangku dua ratus sembilan puluh triliun rupiah,” kataku.
Petra lalu menjawab
-bukan dalam puisi –
hanya berbisik dengan mulut yang bau sunyi membusuk.
“Tuhan mau datang…. Tuhan mau datang,”katanya sambil terus
memukul tongkatnya keras-keras
sekeras kepalanya yang ditutupi kacamata hitam.

Pamulang, Februari 2016

Masa Perjalanan

Telah jamnya tiba
pejalan kaki tak pernah merayu
kudanya mati di rawa
betapapun gunung-gunung buta
jadi sepond cinta
kehilangan makna.
Matahari berpacu dalam pot
memburu anak-anak kampung
hijrah dari tanah-tanah keramat
menggigit bukit
hingga sepi sejenak.
Selanjutnya dari sini
hanya terlihat selintas
di jantungnya yang sebelah kiri
sebuah perahu pucat berlayar di tengah lautan
tak tertulis lagi
dalam peta.

Bandung, 1981

Hatiku Berlayar Menuju Rumah Tuhan

Menembus subuh berkemeja hitam
tergesa-gesa doa ini alpa direnungkan
ingat pelabuhan laut tanpa kapal
kulahap perjalanan Nabi Musa
kutelusuri jemaat mula-mula
roh-roh yang berhembus
lewat kaca digital dan buku kehidupan.
Selesai sudah imanku dibangun
suara ombak dan angin samudera
jadilah kehendakMu Tuhan.

Pelabuhan Tanjung Priok
Februari 2016

Tanah Papua , Ketakutanku Terbungkus Lima Abad

Perjalanan ini dimulai dari sebuah bandara yang hiruk pikuk
lalu kami ‘terbang’ bak rajawali
menembus malamhari dengan perempuan-perempuan cantik tak pernah ngantuk.
Setelah bersatu dengan terbitnya matahari pagi di wilayah paling timur nusantara
mulailah cerita bertemu dengan keasingan di negeri sendiri.
Oi, selamat datang di hutanTanah Papua.
Tanahku yang menghijau dengan siraman air dingin Danau Sentani.
Pucatlah mukaku dihiasi rambut ikal sepanjang belum menyentuh Kota Jayapura.
Tiba di Lembah Baliem Wamena tanpa penghuni.; sunyi!
mari kita beribadah sehari saja
berdoa di gereja kota
tak terdengar nyanyian pujian
atau rebana ditabuh .
Maka kami pun masuk sebuah hotel
tanpa air jernih
lampu-lampu
dapat menyala di hati kami
hanya tergenang bau rawa.
Perjalanan dilanjutkan menerobos gunung dan bukit meliuk-liuk
mayat-mayat yang diawetkan.

Jayapura-Wamena
Minggu Desember 2015

Anakku ‘Hilang’ Ditelan Ombak , Kesepian Jadi Batu

Anakku yang gagah sedang menghitung pecahan matahari
terbenam di tubuh laut
Selat Sunda-tanah Banten- situs berdarah.
Seperti burung rajawali, ia sering terbang kian-kemari
sangat liar ,dan bikin kesal hati.
Lihatlah, gigi-giginya yang tumbuh membusuk
seperti karang-karang terjal di atas pasir putih Pantai Florida
yang pagi itu hatiku semakin berwarna warni.
Lalu terjadilah pendarahan dalam kesunyian sendirian di sawung kelam.
Mengapa aku tak bisa berenang? tanya kawan seiman.
Padahal anakku telah gunakan kacamata hitam
untuk memotret ikan-ikan yang bisa terbang
sampai menembus cakrawala kekelaman.
Duh, tubuh dan kulitnya berubah warna;
seperti tak kukenal lagi
dari rahim bumi mana ia menetas.
Ayo…lari….larilah…. kucing anggora anakku …..menuju karang-karang terjal
menuju ombak yang menggulung angin malam
cuaca kian membeku .
Resiko ke depan bukan milikku lagi.
Sebab hanya ada satu pilihan : ikut Tuhan, atau ikut Baal !

Pamulang, Juli 2015

Sajakku Dikepung Asap Pekat 1.060 Titik

Menghitung sembilan puluh hari
tanpa matahari pagi
lalu ditambah tiga kali dua puluh empat jam
jadilah bola mataku (memerah)
berwarna mata srigala hutan
paru-paruku kembali dibakar
di tubuh Sungai Musi
yang telah menghilang dari garis peta buta.
Lalu dari badan Jembatan Ampera
tanpa kapal kayu-tanpa nelayan -kembali kubangun mimpi-mimpi luruh ini.
Mengapa zaman pra sejarah nenek moyang Pulau Sumatera
belum ciptakan api
asap yang berangkat dari sebuah titik panas.
Lihatlah hutanku yang kembali dibakar sangat mencengangkan.
Benar kata Pujangga melayu: bangsa ini harus bertobat sungguh-sungguh!
Bukan andalkan teknologi bom air
yang sewaktu-waktu dapat meledakkan kota ini
jadi sebuah daratan gambut
tak berpenghuni.
Palembang,,Rabu 21 Oktober 2015

Kuterbangkan Sajakku Lima Puluh Meter

Dengan hati cemas
penghuni kota mulai berlari-lari
mengejar api dan bau asap menyengat
timbul dari masing-masing ketiak
– angin jahat berhembus- menembus kaca jendela rumah .
Semua mulut butuh masker
menghindari binatang liar
membawa racun tumbuhan ke atas ranjang.

Kota Palembang Rabu 21 Oktober 2015

Mendaki Bukit Tuban

diselimuti hujan
tubuhnya yang letih
berkejaran waktu
dengan derasnya
aliran sungai dari bukit sebrang.
Lalu kami bersekutu
ladang-ladang batu
bersolek sejak dinihari
tanpa menghadap matahari.
Desaku tak lagi muntahkan
doa pagi
bagi hari perhentian yang dilipat-lipat.
Di hamparan panen raya jagung ini
petani tak pandai bernyanyi lagi
karena harga kiloan dibanting
para importir berwajah bening.
Diceritakan kesulitan;
pupuk kandang tujuh bulan
dan anak-anak yang rindu berenang
supaya bapaknya tak hanya dikenang.
Lalu dilukiskan sebuah tanah embung
musim kemarau sampai musim hujan.
Segera disebar
semangat menanam
dalam puisiku
ada areal persawahan
ada pula ruang batin,
namun,aku tak mau mati miskin.
Tuban, Jawa Timur,Maret 2016
Kota Surabaya di Sini Puisiku Bernyanyi
Kota Surabaya di sini puisiku bernyanyi
tentang masa kanak-kanak
tak sempat bernafas panjang
memotret akte kelahiran
seperti mengunyah permen kehidupan
sunyiku lalu lalang
lalu terbentur di padang ilalang.
Sebuah rumah sakit
tanpa ada penyakit.
Di kota pahlawan ini
perangku berkecamuk
karena mereka telah mengamuk
berulang-ulang birahi makin gemuk.
Mereka saling bertengkar di atas papan catur
disembunyikan di kuburan.

Surabaya 4 Maret 2016

Puisiku Berenang Dalam Lumpur Sawah

Inilah peta perjalanan
bersetubuh dengan hijauan sawah
mencangkul di atas sepi yang basah
petani ternyata masih merintih
berhari-hari harga gabah
terluka parah
celanaku berdarah
disuntik mata uang rupiah.
Kemiskinan ini jadi sebuah sungai
yang mengalir deras
diantara mesin panen raya
terselip senyum Mbok Minah
perlahan hilang
diterjang hujan .

Mojokerto Kamis 3 Maret 2016

Mandi di Ketiak Sawah

Mandi di ketiak sawah
seperti kita memburu waktu
seekor ikan gabus tak lincah
berenang dalam lumpur rahimmu.
Lama engkau tanam benih padi
dalam perutku yang kian tua
namun tetap berbuah.
Seperti karungan beras dan gabah itu
bukan lagi milik petani miskin
atau penyanyi dangdut yang bergoyang
tiap pagi di pintu masuk desa.

Lamongan,Jawa Timur,13 Maret 2016

Hujan, Hatiku Gelisah Ingin Terjun ke Sawah
Sejak kemarin sudah kulakoni
-rumah tangga yang hancur-
menyebar firman-Mu melalui media digital
menjadi teladan bersolek di kaca di gereja
dan berbicara dengan suara lantang;
anak-anak di Damaskus Suriah yang kelaparan
anggaran negara defisit Rp 290 triliun
hingga PHK massal bertabrakan dengan kendaraan di jalan.
pagihari ini
semua jadi berubah total
kulihat air rawa
di tubuhnya ada sawah.
perahu berlayar
dengan pose seperti seekor macan
menyesal dan harus berdiam
seperti keterasingan diri.

Pamulang, Minggu, 28 Februari 2016


Biodata :

Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya, 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di
Sekolah Tinggi Publisistik (STP-Jakarta).Belajar sastra secara otodidak.Hasil karya sajaknya pertama kali dipublikasikan sewaktu masih duduk di bangku SMP, yakni dimuat di ruang sanjak anak-anak Harian Umum Kompas.
Kemudian sajak-sajaknya disiarkan di Majalah Keluarga, Dewi, Nova, Monalisa, Harian Umum Merdeka, Suara Karya, Jayakarta, Berita Yudha, Media Indonesia, SKM.Simponi, SKM.Dialog, Majalah Mahkota, dan Seputar Indonesia (Sindo).
Buku kumpulan sajaknya yang sudah terbit Traumatik (1997), Kalah atau Menang (1997), dan Taman Getsemani (2016/segera terbit).  Namanya juga telah masuk dalam Buku Leksikon Sastra Indonesia (Pamusuk Eneste/Kompas/Gramedia).Pernah bekerja sebagai wartawan Sinar Pagi, Mandala (Bandung), Redaktur Pelaksana wartawan SK.Dialog (1998-2013), dan saat ini sebagai Pemimpin Redaksi beritarayaonline.co.id/beritarayaonline.com(23 Maret 2013-sampai sekarang),Pemimpin Redaksi eMaririm.com (2013-2015) dan Pemimpin Redaksi BeritaRaya TV (2019-sampai sekarang)

Minggu, 09 Juni 2019

Indikator Ekonomi Catat Keberhasilan Pembangunan Pertanian Indonesia

Jakarta,BeritaRayaOnline,- Pembangunan infrastruktur, utamanya jalan yang telah menurunkan angka kecelakaan di musim mudik lebaran 2019, bukan satu-satunya prestasi pemerintah. Pemerintahan Jokowi-JK juga terus memberikan catatan positif dalam memperbaiki taraf ekonomi penduduk tanah air melalui program dan kebijakan pembangunan pertanian.

Dalam empat tahun terakhir (2014-2018) kesejahteraan penduduk perdesaan yang mayoritas adalah petani, terlihat semakin membaik kondisinya. Demikian disampaikan Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ketut Kariyasa dalam keterangan tertulisnya, Minggu (9/6).

Kariyasa menyertakan beberapa indikator yang representatif untuk menunjukkan kondisi tersebut. Seperti meningkatnya daya beli atau kesejahteraan masyarakat, menurunnya ketimpangan pendapatan masyarakat, stabilnya atau inflasi bahan makanan/pangan, dan menurunnya jumlah penduduk miskin.


“Membaiknya daya beli atau kesejahteraan petani terlihat dari membaiknya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dalam empat tahun terakhir,” ujar Kariyasa.

Ia melanjutkan, menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun dasar 2012 sebesar 100, selama periode 2014-2018, NTP terus meningkat dari 102,03 (2014) meningkat menjadi 102,46 (2018). Demikian halnya dengan NTUP, juga terus meningkat dan bahkan menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari NTP. Pada 2014 besarnya NTUP adalah 106,05 dan tahun 2018 meningkat menjadi 111,83.

“Membaiknya daya beli masyarakat, ternyata juga diikuti oleh semakin meratanya atau menurunnya ketimpangan pendapatan masyarakat. Hal ini ditandai oleh menurunnya Gini Ratio. Pada Maret 2013, secara nasional Gini ratio masih 0,424 dan pada Maret 2018 turun menjadi 0,389,” urainya.

Kemudian pada September 2018 pemerataan pendapatan kembali membaik yang ditandai oleh menurunnya Gini Ratio menjadi 0,384. Sejalan pada tingkat nasional, ketimpangan pendapatan masyarakat di perkotaan dan perdesaan juga menurun.

“Yang cukup membanggakan bahwa pemerataan pendapatan masyarakat perdesaan lebih baik dibandingkan di perkotaan, yang ditandai Gini Ratio di perdesaaan selalu lebih rendah dari perkotaan,” terang Kariyasa.

Pada Maret 2013, Gini Ratio di perkotaan 0,431 dan di perdesaan 0,320 dan pada Maret 2018 turun masing-masing menjadi 0,401 di perkotaan dan 0,324 di perdesaan. Pada September 2018, kembali turun masing-masing menjadi 0,391 di perkotaan dan 0,319 di perdesaan.

Pertanian Menjaga Angka Inflasi

Kariya menjelaskan selain memperbaiki daya beli dan ketimpangan pendapatan masyarakat, menurut Kariyasa keberhasilan pemerintah dalam memacu produksi dalam negeri juga berkontribusi nyata dalam menjaga stabilitas harga pangan di masyarakat. Hal ini tercermin dalam empat tahun terakhir inflasi bahan makanan/pangan menurun secara konsisten. Pada tahun 2013, inflasi bahan makanan/pangan masih sangat tinggi, 11,35% dan pada tahun 2014 turun menjadi 10,57% Pada tahun 2015 dan 2016 , inflasi bahan makanan/pangan mulai mengalami penurunan yang sangat drastis, yaitu masing-masing menjadi 4,93% dan 5,69%.

“Bahkan pada tahun 2017 inflasi bahan makanan/pangan turun sampai tingkat 1,26% dan merupakan inflasi bahan makanan/pangan yang terendah yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, dampak dari membaiknya ketiga indikator di atas (membaiknya daya beli, menurunnya ketimpangan pendapatan, dan stabilnya harga pangan) menyebabkan jumlah penduduk miskin di Indonesia terus menurun.

Pada Maret 2018, tercatat secara nasional jumlah penduduk miskin turun dan menembus angka satu digit (9,82%), dan pada September 2018 kembali turun menjadi 9,66%. Demikian halnya dengan jumlah penduduk miskin di perdesaan, pada Maret 2013 masih tercatat 14,32%, dan Maret 2018 turun menjadi 13,20% dan pada September 2018 kembali turun menjadi 13,10%.

Jumlah penduduk miskin di perkotaan juga terus menurun, dari 8,39% pada Maret 2013, menjadi 7,02% Maret 2018 dan tinggal 6,89% pada September 2018.

“Membaiknya indikator-indikator ekonomi utama di atas menunjukkan bahwa program dan kebijakan terobosan pembangunan pertanian yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pertanian selama ini sudah tepat karena terbukti mampu memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat perdesaan secara nyata, tidak hanya sebatas peningkatan produksi,” tandas Kariyasa.(***)

Editor : Lasman Simanjuntak

Atasi Hama Uret pada Budidaya Nanas Secara Alami

Jakarta, BeritaRayaOnline,-Nanas merupakan banyak dibudidayakan di Indonesia dan kaya nutrisi seperti Vitamin C, Asam Folat, Manganese dan senyawa Bromelain. Buah ini disukai oleh masyarakat karena rasanya asam manis. Terkadang nanas dikonsumsi segar sebagai hidangan pembuka baik di restoran maupun hotel.

Dalam upaya peningkatan produktivitas baik  kuantitas maupun kualitas, perlu diperhatikan faktor-faktor penentu budidaya tanaman seperti, benih, pengolahan tanah, pemupukan dan perawatan terutama pengelolaan terhadap hama dan penyakit tanaman.

Uret atau Lepidiota stigma merupakan salah satu hama yang sering menimbulkan kerugian  bagi petani nanas di Kediri.  Hama ini menyebabkan tanaman nanas yang sehat tiba-tiba layu dan mati karena akar utamanya dirusak.

"Kerusakan terberat dapat disebabkan oleh larva instar ke 3. Hama uret ini juga mempunyai kisaran inang yang sangat luas yaitu salak, pisang, labu, semangka, cabai, kacang, jagung, karet, kelapa, kopi, tebu dan tanaman lainnya," ujar Fungsional POPT Hortikultura, Arif Akbar.

Arif menjabarkan, serangga dewasa dalam bentuk kumbang, meletakkan telurnya di tanah yang ditutupi serasah-serasah dan  atau diletakkan di dalam tanah.  Stadium pertumbuhan uret terdiri dari tiga, yaitu stadia telur, larva dan dewasa (imago).

Stadia yang berperan menjadi hama yaitu stadia larva (instar 3 paling merusak), stadia larva umumnya berada di tanah atau sekitar tanah, sedangkan pada stadia dewasa (imago) kumbang yang dapat terbang jauh serta tertarik dengan cahaya.

Uret menyerang tanaman dengan cara memotong dan memakan perakaran sehingga tanaman menjadi merana, mudah dicabut dan dalam serangan berat bahkan menyebabkan tanaman mati.

"Dalam pengelolaan hama tersebut, maka harus dilakukan secara terpadu mengikuti konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Pengendalian ini dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa cara pengendalian diantaranya  pengendalian mekanis, kultur teknis, biologis atau dengan kimia," jelas Arif.

Pengendalian uret dapat dilakukan dengan cara: a) Pengendalian mekanis dengan menggumpulkan dan memusnahkan telur dan larva uret. Pemusnahan dilakukan dengan mengumpulkan/membuntit uret menggunakan kantong plastik atau di berikan kepada hewan peliharaan seperti burung dan ikan; b) Pengendalian biologis dengan menggunakan jamur entomopatogen Metarhizium sp.  Jamur ini dapat diaplikasikan langsung di lahan dan akan menginfeksi uret. c) Penggunaan perangkap lampu dilakukan untuk memerangkap  serangga dewasa (kumbang). Cara ini dapat di kombinasikan dengan memasang baskom berisi air atau jaring di bawah lampu sehingga kumbang terperangkap.

Cara pengendalian paling ideal adalah mengkombinasikan cara-cara pengendalian tersebut. Semoga dengan semakin baiknya harga jual nanas yang diperoleh petani akan memotivasi petani untuk lebih memperhatikan dan merawat tanamannya secara intensif.

"Guna mendatangkan keuntungan optimal serta menghindarkan kerugian akibat serangan hama dan penyakit petani perlu mengetahui cara-cara pengendalian hama terutama Uret. Untuk mendapatkan produk yang aman konsumsi maka pengendalian OPT dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan," ujar Direktur Perlindungan Hortikultura, Sriwijayanti Yusuf.

Yanti menambahkan bahwa walaupun nanas bukan komoditas utama nasional akan tetapi pemerintah  tetap memperhatikan. Buah ini berpotensi ekspor serta mampu menggerakkan perekonomian petani, khususnya di kabupaten-kabupaten sentra pengembangan nanas.(***)

Editor : Lasman Simanjuntak