Senin, 06 April 2020

Akhirnya, Puisiku Berdoa Untuk Virus Corona

Akhirnya, Puisiku Berdoa Untuk Virus Corona

Karya : Lasman Simanjuntak

Sungguh Tuhan Yesus, 
sore  ini-
kotaku masih dibasahi derasnya
hujan tangisan;
 tersembunyi empat belas hari
tanpa upacara pemakaman
serta nyanyian ratapan
hanya dari jauh keramaian kuburan
kusebut nama Tuhan dalam Kitab Mazmur (pasal 91)
berkumur dengan ribuan binatang liar.

Kulihat lagi dengan kesedihan (ada amarah !)
209  peti mayat  sudah terbungkus 
kulitnya makin hitam
terbaring lurus-
memanjang dimasukkan ke liang lahat-
semoga malaikat Tuhan
memberikan penghiburan
berlaksa-laksa puisi yang kutulis
tanpa nisan.

Taman yang dulu subur 
telah ditumbuhi pohon dan semak mengerikan
turun ke dalam dunia orang mati 
yang terpapar sepi
angin meditasi
membatu
terinfeksi paru-paru puisiku
tanpa masker
 dilawannya bau maut.

Virus liar ini
terbang bak rajawali
dari  Kota Wuhan menuju negeriku
yang telah porak- poranda 
oleh doa dan airmata
jeritan dari rumah duka.

Oh, Tuhan Yesus
tak mampu lagi 
kujalin kata-kata rohani
inilah masa kesesakan yang belum pernah terjadi? tanya puisiku sambil memeluk Kitab Suci.

Tuhan Yesus
Inilah saatnya kami telah menyerah!
kedua tanganku yang makin mengecil
kuangkat setinggi-tingginya
sampai menuju ke atap langit.

Doa berantai ini telah jadi saksi :
kami minta pengampunan dosa-
seperti Tuhan telah memberikan pengampunan
kepada bangsa Ibrani 
dan kepada seluruh bangsa kami
umat Allah yang tersisa
menunggu jawaban yang pasti.

Akhirnya, puisi ini mau berdoa
supaya tak lagi  virus dosa ini
bersetubuh dengan penyakit menular
dari mulut, hidung, sampai mata.

Puisiku tiba-tiba  kembali sesak nafas
diselimuti selang infus dan tabung udara
 rumah sakit bertingkat-tingkat
sampai rinduku kembali bermeditasi
di rumah Tuhan yang kutinggalkan tiga bulan.

Puisi ini  kembali kusalin di ruang tamu 
cuci tangan, lepas masker, baca Firman Tuhan (Yakobus 5 :16)
memuji Tuhan, berdoa lagi,
selesai-amin-.

Pamulang, Senin malam , 6 April 2020





Tidak ada komentar:

Posting Komentar