Jumat, 02 Desember 2022

Tiga Puisi Pilihan Pulo Lasman Simanjuntak

KADO ULANGTAHUN DIBUNGKUS KERTAS PUISI

Puisi : Pulo Lasman Simanjuntak

kado ulangtahun hari ini
dibungkus kertas puisi
tanpa kecupan
doa dan mimpi

kelaparan selalu jadi sarapan
untuk nyanyian pagihari
bau bensin mengiringi
kematian liar ini

kado ulangtahun hari ini
dibungkus kertas puisi
siapa mau menjenguk matahari
hiburan batin
menebang pohon
taman hati

kado ulangtahun hari ini
dibungkus kertas puisi
sambil menunggu
hubungan batin pujangga basi
pada hari-hari menua
di ranjang besi
tak ada lagi
tangisan bayi
menjual perhiasan dan barang
warisan mati

Pamulang, Senin 20 Juni 2022

MELAWAT RUMAH SAKIT KELAPARANKU JADI SIRNA

duduk lelah
disuntik narkotika
pil warna merah
setelah seharian
menyantap
cerita mitos
sekumpulan ikan goreng
disantap di atas meja omong kosong
dari mulut pewarta tua

lalu membuka jendela rumah untuk kesepianku disensus nyonya kaya

sambil terus menunggu kedatangan
bukan pujangga sastra
membawa kabar dari surga

aku sempat bersyair
di kamar mandi milik pesakitan

rumah sakit makin bertingkat-tingkat
orang-orang telah mengunyah permen coklat

“sakit jantungnya harus ganti salah obat,” ujar perempuan sulung sambil mengajak untuk pesta perjamuan

telepon seluler telah berhenti berdering
pesta adat perutku butuh asupan makanan sehat
mata uang juga makin liar
masuk dalam selimut mimpi sorehari

diselesaikan dengan doa berdarah
tiap subuhhari dibungkus kegelisahan

RS.Bhayangkara Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan, Kamis sore 16/6/2022

MENULIS PUISI TANPA MEZBAH PAGI

menulisi puisi
tanpa mezbah pagi
bersama permaisuri mati suri

larik puisi ini ternyata masih membutuhkan seribu ton beras impor
yang tersimpan dalam kompor
 
menulis puisi
tanpa mezbah pagi
bersama perkawinan kurus kering kerontang

bait puisi ini
ternyata masih membutuhkan tiupan daun-daun migas
tersembur liar dari cuaca  makin panas
 
lalu kemanakah penyair usia senja 
ini mau bercerita
gadai gitar yang bisa bernyanyi  rock n roll dengan perut lapar
pinjaman oline yang bertebaran dalam
paru-parunya  yang lumpuh setengah badan

ataukah kupilih terus menulis puisi
tanpa matahari risih
tanpa sungai mati
tanpa laut berombak kisruh
tanpa kuburan
dengan kain kafan kejang-kejang
 
masihkah iman ini kuat
ditusuk bertubi-tubi
dengan jutaan jarum kebenaran
 
Jakarta, Senin 22 Agustus 2022.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar