Sajak Karya : Pulo Lasman Simanjuntak
Kutulis Puisi Ini Dalam Episode Pertama
Tuhan, kembalikan anakku dalam suara doa
tiba-tiba ia menjelma jadi angin subuh-teramat liar!
seperti seekor kecoa mirip monster menakutkan
dia terbang kian kemari
kadang ada di gunung-gunung batu
kadang bertapa sunyi
di gua-gua bawah air
atau kadangpula ada di dalam tabung kamera digital berwarna-warni
dengan sorot lampu jutaan megawattt.
Tuhan kembalikan anakku....
segera ke atas pusara kuburan yang kemarin kami ziarahi
sebab kesepuluh jari tangannya kian mengeras
sulit kugenggam, licin seperti tubuh seekor belut warna hitam-lagi-lagi menyeramkan.
kini-kami benar-benar terpisah
paling dasar di lautan dan di samudera luas berlumpur deras.
Kenapa kami tak bisa lagi saling mendaki matahari
atau tertidur lelap dengan gangguan bunyi pesawat terbang.
O, ini baru dimulai sebuah pertunjukan sandiwara rakyat masyarakat pinggiran
berlakon macan tutul
di rumah ibadah sampai di rumah tanpa udara.
Pamulang, Jumat sore, 9 Januari 2015/9 Januari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar