Selasa, 24 Januari 2017

Serangan OPT di Karawang, Subang, dan Indramayu Terkendali

Jakarta , BeritaRayaOnline,-Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan oleh Direktorat JenderalTanaman Pangan (23/1/17l  di Kabupaten Karawang, Subang dan Indramayu, betul bahwa telah terjadi peningkatan populasi dan intensitas serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang penyebarannya cukup merata hampir di seluruh kecàmatan sentra produksi.

"OPT tersebut terutama WBC,  Penggerek Batang Padi, Ulat Grayak, Blas dan Kresek", jelas Dwi Iswari, Direktur Perlindungan Tanaman, Ditjen Tananan Pangan.

Dwi menambahkan dalam keterangannya, serangan OPT tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi iklim yang mendukung (lembab dan hangat) dan ketersediaan makanan bagi OPT yang terus menerus.

Sebagai langkah pencegahan penyebaran yg lebih luas, Petugas POPT sudah diinstruksikan untuk siaga dan mengintensifkan pengamatan. Dalam hal pengendalian, Dinas/BPTPH melalui Brigade Proteksi Tanaman terus melakukan gerakan pengendalian pada daerah daerah endemis dan daerah daerah yg peningkatan populasinya cukup tinggi. "Stok pestisida  tersedia dan masih mencukupi untuk 1 tahun kedepan", ungkap Dwi.

Serangan OPT tersebut juga dipicu oleh kurang tepatnya pengendalian OPT yang dilakukan petani secara swadaya. Dalam hal pengendalian secara swadaya banyak ditemukan petani dalam penggunaan pestisida tidak sesuai dengan aturan, seperti jenis pestisida yg digunakan tdk tepat, pencampuran pestisida dengan berbagai jenis pencampur seperti deterjen, oli, dll yg justru akan memicu terjadinya resistensi WBC.

Gerakan pengendalian yg dilakukan oleh Brigade Proteksi Tanaman bersama sama petani secara terus menerus telah berhasil menurunkan populasi OPT.

Namun demikian upaya pengendalian dan pengawalan terus dilakukan terutama untuk mengantisipasi Generasi 1 (G1) nimfa WBC dan penerbangan ngengat ulat grayak dan penggerek batang. Dengan demikian perkembangan dan penyebaran OPT lebih lanjut dapat dicegah.

"Cara lain untuk pencegahan OPT adalah dengan memberi tempat berlindung bagi musuh alami untuk berkembang biak dg cara penanaman tanaman refugia (tanaman bunga)", pungkas Dwi.(Biro Humas dan IP Kementan/Bro-1)

Editor : Lasman Simanjuntak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar