Senin, 11 Desember 2017

Jangan Terlalu Banyak "Mengharap" pada Anak

Jakarta,BeritaRayaOnline,-Senangkah anda bila
anak anda lulusan IPB, ITB, UI, UGM atau bahkan di Amerika / Eropa ?...
Lalu kerja di Amerika...?

Anak yg bagaimanakah yg anda inginkan ?

Kiriman cerita ini dari sahabat... bagus sekali untuk kita baca....

Aku seorang pensiunan pegawai Kantor Walikota. Usiaku sudah 63 tahun dan sekarang duduk di kursi roda karena suatu penyakit. Suamiku meninggal sewaktu aku memasuki masa pensiun. Anak2 kami ada 4 orang, semuanya berprestasi kecuali si bungsu. Dia, yang si bungsu, menderita kelainan, wajahnya tidak sempurna dan tingkah lakunya tidak sesuai dengan umurnya. Tapi memiliki hati yg baik dan suka menolong. Ketiga anakku yang lain adalah sarjana ITB, 2 orang mendapat bea siswa ke Amerika dan Jerman dan sekarang ketiga2nya sudah punya perusahaan sendiri yang maju, dan hidup sangat berkecukupan.

Setelah suamiku meninggal aku tinggal berdua saja dengan si bungsu. Pagi2 dia mengangkatku ke kamar mandi, setelah itu mengangkatku lagi ke kursi roda. Dia membantuku berpakaian. Dia juga rajin memasak makanan kesukaanku. Tiap pagi dia membawaku dengan kursi roda keliling kompleks untuk menikmati matahari.

Dalam hidupku yg sepi ini aku sering menangis kalau memandang wajah si bungsu. Bukan karena dia cacat, tapi karena kami selama ini telah menyia2kan nya, menyisihkannya dari anak2ku yg lain. Aku tidak bisa melupakan bagaimana kami tidak pernah mengajaknya liburan bersama kakak2nya, tidak pernah mengikutkannya dalam acara keluarga atau kumpul2 dgn teman dan kerabat. Bahkan dalam foto keluargapun kami tidak mengikut sertakannya. Kami seakan hanya punya 3 anak. Aku juga tidak pernah lupa bagaimana bangganya kami dgn prestasi kakak2nya sejak mereka masuk sekolah TK sampai selesai kuliah. Semua orang kagum dan memuji mereka dan salut dengan cara kami mendidik mereka.

Waktu berlalu, sejak anak2ku berkeluarga, mereka kelihatan sangat sibuk. Mereka jarang menelepon, pulang kerumah waktu liburanpun sekali2 saja. Natal tahun lalu si sulung pulang sekeluarga. Tapi aku heran dan sedih, mereka tidak mau menginap di rumah kami, rumah tempat dia dibesarkan. Mereka lebih memilih tinggal di hotel. Setelah acara kebaktian pagi perayaan Natal, aku dan si bungsu sudah siap menunggu mereka dengan hidangan rawon dan empal daging kesukaan anakku. Sampai siang mereka belum muncul, kemudian berangsur sore mereka belum juga datang. Aku sudah berusaha beberapa kali menelepon, tetapi teleponnya tidak diangkat. Setelah jam 20.00 malam, si sulung yg kutunggu2 datang juga. Tapi tanpa anak2 dan istrinya. Katanya ringan, "mereka capek seharian pergi puter2 kota, dan sekarang ingin tidur". Waktu kukatakan kalau rawon dan empal sudah disediakan, dia menjawab, "sudah makan Ma, kenyang". Kemudian dia berbalik dan kembali ke hotel. Aku duduk terhenyak. Kenapa semuanya berubah begini? Dia kebanggaanku dari dulu kenapa sekarang jauh berbeda?...
Ya Tuhan Allahku, aku menangis ter-sedu2. Si Bungsu berlutut di hadapanku sambil memegangi tanganku dan berkata: _*"Ma, jangan nangis, nanti Mama sakit. Empalnya kita aja yg makan. Aku suka kok, Mama juga suka kan?"..*_   _Dia memelukku sembari menghapus air mataku.._. Kami berpelukan erat.

_*Ampuni hamba ya Tuhan Allah, karena telah menyia-nyiakan karunia terindahMu yg berhati emas ini. Ampuni hamba telah pilih kasih kepada titipanMu. Ampuni hamba telah me-nyia2kan kepercayaanMu yg telah menitipkan dia yg tidak sempurna ini. Ampuni hamba telah menganggapnya tidak ada. Ampuni hamba telah merasa malu menerima titipanMu ini ya Tuhan. Ampuni hamba telah sombong membangga2kan kakak2nya. Ya Tuhan Allah, hamba orang yg hina... Ampuni hamba ya Tuhan...*_          

_Kisah Ini Sangat Mengharukan... dan Membuat Kita Semakin Tersadar Bahwa Kadang Tuhan Allah Memberikan Sesuatu Yang_ _*Menurut kita bukan yg terbaik...*_ Namun _*Tuhan Allah mempunyai satu rencana indah... Ternyata... itulah KARUNIA INDAH  yg terbaik untuk kita... dan membuat kita bahagia....*_  👍🌹

_Semoga bermanfaat dan sbg renungan diri kita atas semua pemberian Tuhan Allah, dengan selalu mengucap syukur KepadaNya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar