Menjadi pertanyaan, ke depannya nanti masikah para seniman dan pegiat seni bebas melakukan proses kreatif dalam pentas kesenian. Teristimewa pentas-pentas karya sastra.
Apalagi harus memfaatkan ruang-ruang.publik terbuka (yang dikelola PT.Jakpro) untuk berkreasi dan ditonton banyak orang, tanpa harus dibebani berbagai regulasi dan aturan-aturan yang mengarah kepada bisnis oriented.
Karya seni memang tak bisa dinilai dengan uang.Apalagi "dibisniskan" untuk sebuah pertunjukan kesenian.Masih ada idealisme dengan "kocek" yang sangat terbatas.
Contohnya saya sendiri.Sudah hampir 35 tahun saya menjadi pengiat seni sastra.Untuk menghidupi ekonomi keluarga saya bekerja sebagai wartawan, sedangkan sebagai penyair saya hanya mau berkarya dan berkarya sampai pintu kasihan tertutup.
Meskipun memang ada penyair atau sastrawan yang sampai tulisan ini dibuat hanya "hidup" dari karya sastra saja.
Satu kasus, acara sastra, seni & budaya SENJA BERPUISI ke-12 yang Sabtu kemarin (29/10/2022) dilarang mempergunakan area publik terbuka sepanjang Selasar Gedung Panjang Ali Sadikin.
Dan, pada akhirnya acara SENJA BERPUISI harus "dipindahkan" ke lantai 4 PDS HB.Jassin.
Apa tanggapanmu para seniman ?
Entahlah.
Jakarta, Minggu sore 30 Oktober 2022
(Pulo Lasman Simanjuntak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar